TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province)
Abstrak Kajian tingkat erosi dan rancangan Konservasi Tanah-Air (KTA) telah dilakukan di Sub DAS Waewoki DAS Aesesa Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat erosi di Sub DAS Waewoki dan menentukan teknik KTA di Sub DAS Waewoki. Untuk mempredik...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Gadjah Mada
2020-09-01
|
Series: | Jurnal Manusia dan Lingkungan |
Subjects: | |
Online Access: | https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/23045 |
_version_ | 1818523070541856768 |
---|---|
author | Margareta Edo Dhoke Ambar Kusumandari Senawi Senawi |
author_facet | Margareta Edo Dhoke Ambar Kusumandari Senawi Senawi |
author_sort | Margareta Edo Dhoke |
collection | DOAJ |
description | Abstrak
Kajian tingkat erosi dan rancangan Konservasi Tanah-Air (KTA) telah dilakukan di Sub DAS Waewoki DAS Aesesa Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat erosi di Sub DAS Waewoki dan menentukan teknik KTA di Sub DAS Waewoki. Untuk memprediksi erosi, diterapkan model SWAT, dengan tahapan deliniasi DAS, pembentukan peta unit lahan, input data iklim serta data pendukung yang dibutuhkan, dan running SWAT. Dari 51 unit lahan di wilayah kajian diambil sampel tanah pada 13 titik lokasi berdasarkan GPS. Untuk merancang teknik KTA digunakan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi yang terjadi pada enam tahun terakhir sangat bervariasi, dari tingkat erosi sangat ringan sebesar 0,11 %, kelas ringan sebesar 1,38 % dan kelas sedang sebesar 1 %. Berdasarkan model regresi ditunjukkan bahwa faktor erosi yang paling berpengaruh di lokasi penelitian adalah kelerengan, yang signifikan terhadap kriteria probabilitas yaitu 0.05. Rancangan teknik KTA dirancang pada jarak tandan terkecil dengan jumlah kelompok klaster sebayak 5 yang memiliki klasifikasi unit lahan yang berbeda-beda. Pengklasteran unit lahan menunjukkan bahwa faktor kelerengan, penggunaan lahan dan jenis tanah merupakan faktor yang paling dominan untuk terbentuknya kelompok klaster I dan V, sedangkan untuk kelompok klaster II, III, dan IV faktor yang paling dominan adalah penggunaan lahan dan jenis tanah. Model KTA yang diterapkan pada setiap kelompok klaster adalah model vegetatif dan mekanik sesuai dengan klasifikasi yang terbentuk.
Abstract
The study erosion level and Soil-Water Conservation (SWC) engineering plan was conducted in Waewoki Sub watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province. This study was aimed at predicting the erosion level in Waewoki Sub watershed and determining Soil and Water Conservation engineering in Waewoki Sub watershed. To predict erosion, SWAT model was applied, with model analysis phases including watershed delineation, land unit map creation, climate data input and supporting data needed, and running SWAT. From the 51 units of land in the study area, the soil samples were collected at 13 locations using GPS. Cluster analysis was used to plan SWC engineering. The results showed that the erosion level occurred in the last six years varied widely, ranging from very mild erosion level of 0.11%, mild level of 1.38%, and medium level of 1%. The statistical test with regression model approach showed that the most influential factor of erosion in the study site was slope, which was significant to the probability criterion, i.e. 0.05. SWC engineering plan was planned in the smallest cluster distance by 5 cluster groups with different land unit classification. Land unit clustering showed that the factors of slope, land use and soil type were the most dominant factors for the formation of the cluster groups I and V, while the most dominant factors for cluster groups II, III, and IV were land use and soil type. The SWC models applied to each cluster group were vegetative and mechanical models, in accordance with the classification formed. |
first_indexed | 2024-12-11T05:40:48Z |
format | Article |
id | doaj.art-6b64e49b46874ea8b13d5912a4683137 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0854-5510 2460-5727 |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-12-11T05:40:48Z |
publishDate | 2020-09-01 |
publisher | Universitas Gadjah Mada |
record_format | Article |
series | Jurnal Manusia dan Lingkungan |
spelling | doaj.art-6b64e49b46874ea8b13d5912a46831372022-12-22T01:19:08ZindUniversitas Gadjah MadaJurnal Manusia dan Lingkungan0854-55102460-57272020-09-0125171710.22146/jml.2304528073TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province)Margareta Edo Dhoke0Ambar Kusumandari1Senawi Senawi2Program Studi Pascasarjana Ilmu Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281Program Studi Pascasarjana Ilmu Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281Program Studi Pascasarjana Ilmu Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281Abstrak Kajian tingkat erosi dan rancangan Konservasi Tanah-Air (KTA) telah dilakukan di Sub DAS Waewoki DAS Aesesa Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat erosi di Sub DAS Waewoki dan menentukan teknik KTA di Sub DAS Waewoki. Untuk memprediksi erosi, diterapkan model SWAT, dengan tahapan deliniasi DAS, pembentukan peta unit lahan, input data iklim serta data pendukung yang dibutuhkan, dan running SWAT. Dari 51 unit lahan di wilayah kajian diambil sampel tanah pada 13 titik lokasi berdasarkan GPS. Untuk merancang teknik KTA digunakan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi yang terjadi pada enam tahun terakhir sangat bervariasi, dari tingkat erosi sangat ringan sebesar 0,11 %, kelas ringan sebesar 1,38 % dan kelas sedang sebesar 1 %. Berdasarkan model regresi ditunjukkan bahwa faktor erosi yang paling berpengaruh di lokasi penelitian adalah kelerengan, yang signifikan terhadap kriteria probabilitas yaitu 0.05. Rancangan teknik KTA dirancang pada jarak tandan terkecil dengan jumlah kelompok klaster sebayak 5 yang memiliki klasifikasi unit lahan yang berbeda-beda. Pengklasteran unit lahan menunjukkan bahwa faktor kelerengan, penggunaan lahan dan jenis tanah merupakan faktor yang paling dominan untuk terbentuknya kelompok klaster I dan V, sedangkan untuk kelompok klaster II, III, dan IV faktor yang paling dominan adalah penggunaan lahan dan jenis tanah. Model KTA yang diterapkan pada setiap kelompok klaster adalah model vegetatif dan mekanik sesuai dengan klasifikasi yang terbentuk. Abstract The study erosion level and Soil-Water Conservation (SWC) engineering plan was conducted in Waewoki Sub watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province. This study was aimed at predicting the erosion level in Waewoki Sub watershed and determining Soil and Water Conservation engineering in Waewoki Sub watershed. To predict erosion, SWAT model was applied, with model analysis phases including watershed delineation, land unit map creation, climate data input and supporting data needed, and running SWAT. From the 51 units of land in the study area, the soil samples were collected at 13 locations using GPS. Cluster analysis was used to plan SWC engineering. The results showed that the erosion level occurred in the last six years varied widely, ranging from very mild erosion level of 0.11%, mild level of 1.38%, and medium level of 1%. The statistical test with regression model approach showed that the most influential factor of erosion in the study site was slope, which was significant to the probability criterion, i.e. 0.05. SWC engineering plan was planned in the smallest cluster distance by 5 cluster groups with different land unit classification. Land unit clustering showed that the factors of slope, land use and soil type were the most dominant factors for the formation of the cluster groups I and V, while the most dominant factors for cluster groups II, III, and IV were land use and soil type. The SWC models applied to each cluster group were vegetative and mechanical models, in accordance with the classification formed.https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/23045konservasi lahankonservasi airdaerah aliran sungaierosisoil conservationwater conservationwatershederosion |
spellingShingle | Margareta Edo Dhoke Ambar Kusumandari Senawi Senawi TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province) Jurnal Manusia dan Lingkungan konservasi lahan konservasi air daerah aliran sungai erosi soil conservation water conservation watershed erosion |
title | TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province) |
title_full | TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province) |
title_fullStr | TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province) |
title_full_unstemmed | TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province) |
title_short | TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province) |
title_sort | tingkat erosi dan rancangan teknik konservasi tanah dan air di sub das waewoki das aesesa kabupaten ngada provinsi nusa tenggara timur erosion level and soil and water conservation engineering plan in waewoki sub watershed aesesa watershed ngada regency east nusa tenggara province |
topic | konservasi lahan konservasi air daerah aliran sungai erosi soil conservation water conservation watershed erosion |
url | https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/23045 |
work_keys_str_mv | AT margaretaedodhoke tingkaterosidanrancanganteknikkonservasitanahdanairdisubdaswaewokidasaesesakabupatenngadaprovinsinusatenggaratimurerosionlevelandsoilandwaterconservationengineeringplaninwaewokisubwatershedaesesawatershedngadaregencyeastnusatenggaraprovince AT ambarkusumandari tingkaterosidanrancanganteknikkonservasitanahdanairdisubdaswaewokidasaesesakabupatenngadaprovinsinusatenggaratimurerosionlevelandsoilandwaterconservationengineeringplaninwaewokisubwatershedaesesawatershedngadaregencyeastnusatenggaraprovince AT senawisenawi tingkaterosidanrancanganteknikkonservasitanahdanairdisubdaswaewokidasaesesakabupatenngadaprovinsinusatenggaratimurerosionlevelandsoilandwaterconservationengineeringplaninwaewokisubwatershedaesesawatershedngadaregencyeastnusatenggaraprovince |