PERAWATAN KASUS MALOKLUSI SKELETAL KLAS III DISERTAI GIGITAN TERBUKA ANTERIOR MENGGUNAKAN PERANTI CEKAT SISTIM LIGASI PASIF (LAPORAN KASUS)

Gigitan silang anterior dapat dibedakan menjadi gigitan silang skeletal dan dental. Kasus maloklusi gigitan terbuka anterior yang disebabkan oleh faktor skeletal berhubungan dengan pola pertumbuhan mandibula ke bawah dan ke belakang. Pola skeletal vertikal hiperdivergen pada pasien gigitan terbuka a...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Wulandani Liza Putri, Krisnawati Krisnawati
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Syiah Kuala 2022-08-01
Series:Cakradonya Dental Journal
Subjects:
Online Access:https://jurnal.usk.ac.id/CDJ/article/view/29948
Description
Summary:Gigitan silang anterior dapat dibedakan menjadi gigitan silang skeletal dan dental. Kasus maloklusi gigitan terbuka anterior yang disebabkan oleh faktor skeletal berhubungan dengan pola pertumbuhan mandibula ke bawah dan ke belakang. Pola skeletal vertikal hiperdivergen pada pasien gigitan terbuka anterior menuntut operator untuk menjaga dimensi vertikal agar tidak memperparah kondisi yang ada. Penggunaan peranti cekat sistem ligasi pasif memberikan keuntungan pada perawatan pasien dengan maloklusi kelas III dan gigitan terbuka anterior. Pasien perempuan berusia 17 tahun datang ke Klinik Ortodonti RSKGM FKG UI dengan keluhan lidah sering tergigit sewaktu tidur dan menyebabkan sariawan. Pasien memiliki wajah dolikofasial, simetris, dan tidak seimbang. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasien memiliki pola skeletal kelas III dengan maksila dan mandibula retrognati terhadap basis kranii (SNA 77°, SNA 76°, ANB 1°) dengan pola vertikal wajah hiperdivergen yang disertai gigitan terbuka anterior. Pasien dirawat menggunakan peranti cekat passive self ligating. Perawatan ortodonti selesai dalam waktu 15 bulan dan keluhan utama, crowding, serta gigitan terbuka pada regio anterior telah terkoreksi. Perawatan gigitan terbuka anterior dengan kombinasi ekstrusi anterior dan intrusi posterior baik dilakukan pada pasien dengan pola skeletal vertikal hiperdivergen.
ISSN:2085-546X
2622-4720