Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial

Di era demokratisasi saat ini yang bercirikan adanya kebebasan berpendapat setiap warga baik secara lisan ataupun tertulis, maka fenomena hoax menjadi satu hal yang harus menjadi perhatian bersama. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Proses penyebaran berita dalam media sosial...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Totok Suyanto, Ketut Prasetyo, Prasetyo Isbandono, Ita Mardiani Zain, Iman Pasu Purba, Gading Gamaputra
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Yogyakarta 2018-05-01
Series:Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
Subjects:
Online Access:https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/17296
_version_ 1797354229698920448
author Totok Suyanto
Ketut Prasetyo
Prasetyo Isbandono
Ita Mardiani Zain
Iman Pasu Purba
Gading Gamaputra
author_facet Totok Suyanto
Ketut Prasetyo
Prasetyo Isbandono
Ita Mardiani Zain
Iman Pasu Purba
Gading Gamaputra
author_sort Totok Suyanto
collection DOAJ
description Di era demokratisasi saat ini yang bercirikan adanya kebebasan berpendapat setiap warga baik secara lisan ataupun tertulis, maka fenomena hoax menjadi satu hal yang harus menjadi perhatian bersama. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Proses penyebaran berita dalam media sosial banyak melibatkan kaum perempuan. Hanya sebagian kecil saja yang mengakui sering mendapatkan berita-berita hoax tentang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Dengan demikian, maraknya penyebaran berita hoax di media sosial merupakan satu bentuk pembodohan masyarakat dan  respons terhadap kemunculan berita hoax dengan cara melakukan tindakan perlawanan. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- In this democratization era characterized by the freedom of speech belongs to every citizen both written and spoken, the hoax should be considered seriously. It was a survey research. The spread of news through social media was conducted mostly by women. It was only small numbers who reported that they had received hoax relating SARA. Therefore, the spreading of hoax through social media is a kind of fooling and their response is through counter-narrative.
first_indexed 2024-03-08T13:47:25Z
format Article
id doaj.art-6f1b109042ee475e9c80be43ac29a93f
institution Directory Open Access Journal
issn 1829-5789
2541-1918
language English
last_indexed 2024-03-08T13:47:25Z
publishDate 2018-05-01
publisher Universitas Negeri Yogyakarta
record_format Article
series Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
spelling doaj.art-6f1b109042ee475e9c80be43ac29a93f2024-01-16T08:28:01ZengUniversitas Negeri YogyakartaJurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan1829-57892541-19182018-05-01151526110.21831/jc.v15i1.1729610449Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosialTotok Suyanto0Ketut Prasetyo1Prasetyo Isbandono2Ita Mardiani Zain3Iman Pasu Purba4Gading Gamaputra5Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri SurabayaFakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri SurabayaFakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri SurabayaFakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri SurabayaFakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri SurabayaFakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri SurabayaDi era demokratisasi saat ini yang bercirikan adanya kebebasan berpendapat setiap warga baik secara lisan ataupun tertulis, maka fenomena hoax menjadi satu hal yang harus menjadi perhatian bersama. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Proses penyebaran berita dalam media sosial banyak melibatkan kaum perempuan. Hanya sebagian kecil saja yang mengakui sering mendapatkan berita-berita hoax tentang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Dengan demikian, maraknya penyebaran berita hoax di media sosial merupakan satu bentuk pembodohan masyarakat dan  respons terhadap kemunculan berita hoax dengan cara melakukan tindakan perlawanan. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- In this democratization era characterized by the freedom of speech belongs to every citizen both written and spoken, the hoax should be considered seriously. It was a survey research. The spread of news through social media was conducted mostly by women. It was only small numbers who reported that they had received hoax relating SARA. Therefore, the spreading of hoax through social media is a kind of fooling and their response is through counter-narrative.https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/17296hoax, civic literacy, social media
spellingShingle Totok Suyanto
Ketut Prasetyo
Prasetyo Isbandono
Ita Mardiani Zain
Iman Pasu Purba
Gading Gamaputra
Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
hoax, civic literacy, social media
title Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
title_full Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
title_fullStr Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
title_full_unstemmed Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
title_short Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
title_sort persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di media sosial
topic hoax, civic literacy, social media
url https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/17296
work_keys_str_mv AT totoksuyanto persepsimahasiswaterhadapkemunculanberitabohongdimediasosial
AT ketutprasetyo persepsimahasiswaterhadapkemunculanberitabohongdimediasosial
AT prasetyoisbandono persepsimahasiswaterhadapkemunculanberitabohongdimediasosial
AT itamardianizain persepsimahasiswaterhadapkemunculanberitabohongdimediasosial
AT imanpasupurba persepsimahasiswaterhadapkemunculanberitabohongdimediasosial
AT gadinggamaputra persepsimahasiswaterhadapkemunculanberitabohongdimediasosial