Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 2020 telah memberikan dampak luar biasa pada infrastruktur medis di Indonesia. Angka rata-rata penyebaran virus COVID-19 yang cukup tinggi membuat monitoring bed occupancy rate menjadi sebuah tantangan tersendiri. Dengan adanya penetras...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: I Gede Totok Suryawan, I Putu Agus Eka Darma Udayana
Format: Article
Language:Indonesian
Published: University of Brawijaya 2022-06-01
Series:Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Online Access:https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/5143
_version_ 1797194593600536576
author I Gede Totok Suryawan
I Putu Agus Eka Darma Udayana
author_facet I Gede Totok Suryawan
I Putu Agus Eka Darma Udayana
author_sort I Gede Totok Suryawan
collection DOAJ
description Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 2020 telah memberikan dampak luar biasa pada infrastruktur medis di Indonesia. Angka rata-rata penyebaran virus COVID-19 yang cukup tinggi membuat monitoring bed occupancy rate menjadi sebuah tantangan tersendiri. Dengan adanya penetrasi Artificial Intelligence yang tepat pada sistem medis di Indonesia, diharapkan dapat membantu terjadinya transfer knowledge antar paramedis menjadi lebih efektif. Salah satunya dengan menggunakan Deep learning yaitu Convolutional Neural Network (CNN) yang sudah terbukti merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan skrining pasien dan mendeteksi COVID-19. Namun untuk melatih sebuah classifier CNN yang ampuh dan siap digunakan di dunia nyata membutuhkan computing power yang besar dan umumnya training rate yang lama.  Penelitian ini bertujuan untuk membuat arsitektur jaringan syaraf tiruan berbasis deep learning yang lebih cepat dan efisien dengan pembuatan network yang  lebih ramping sehingga lebih mudah dibuat oleh orang lain tanpa harus memiliki computing power yang besar. Metode yang digunakan adalah dengan menyisipkan dropout layer pada sistem jaringan syaraf tiruan. Metode ini akan memaksa sistem untuk belajar memakai rute yang tersingkat dengan cara menghilangkan beberapa node secara acak. Arsitektur ini kemudian diuji pada data ronsen thorax penyintas COVID-19 dan kemudian dibandingkan dengan arsitektur lainnya yang sama-sama memakai pendekatan deep learning. Setelah ditraning menggunakan 500 data COVID-19 thorax X-Ray public database dan diuji dengan jumlah data yang sama, classifier yang menggunakan arsitektur ini mampu menghasilkan akurasi sebesar 95,20%, precision 94,80%, recall 95,58%, specificity 94,88%, NVP sebesar 95,60%, F-Score sebesar 95,18 dan dapat menghemat waktu training sampai 62% dibandingkan dengan arsitektur deep learning lainnya.   Abstract The COVID-19 pandemic that hit Indonesia in mid-2020 had a tremendous impact on medical infrastructure in Indonesia. The virus made monitoring the bed occupancy rate became a challenge in itself. New approach can be taken to fight the crisis. The Convolutional Neural Network (CNN), which has proved to be one of the methods that can use to screen patients and detect COVID-19.also have its own problem because it requires enormous computing power and generally a long training rate. Therefore, this study aimed to tackle that problem by creating a leaner network. Thus, it is easier for others to build without having enormous computing power. The method used was to insert a dropout layer on the artificial network system. This method will force the system to learn using the shortest route by eliminating some nodes at random. Then, this architecture was tested on chest X-ray data of COVID-19 survivors and compared with other architectures that both used a deep learning approach. It proved that when this system was tested with COVID-19 thorax x-ray public database data, the classifier that used this architecture could achieve an accuracy rate of 95.20% followed by precision and recall value reaching 94.80% and 94.80%. respectively and last but not least F-score of 95.18% and Negative Predictive value of 95.60%  It could also save training time up to 62% compared to other deep learning architectures. Using dropout layers proved could produce more efficient layers and more powerful classifiers while keeping training time to a minimum.
first_indexed 2024-04-24T05:58:45Z
format Article
id doaj.art-70b585dbd4234bc5919db53bae5a5184
institution Directory Open Access Journal
issn 2355-7699
2528-6579
language Indonesian
last_indexed 2024-04-24T05:58:45Z
publishDate 2022-06-01
publisher University of Brawijaya
record_format Article
series Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
spelling doaj.art-70b585dbd4234bc5919db53bae5a51842024-04-23T08:46:46ZindUniversity of BrawijayaJurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer2355-76992528-65792022-06-019310.25126/jtiik.2022935143929Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis DropoutI Gede Totok Suryawan0I Putu Agus Eka Darma Udayana1Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), DenpasarInstitut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), DenpasarPandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 2020 telah memberikan dampak luar biasa pada infrastruktur medis di Indonesia. Angka rata-rata penyebaran virus COVID-19 yang cukup tinggi membuat monitoring bed occupancy rate menjadi sebuah tantangan tersendiri. Dengan adanya penetrasi Artificial Intelligence yang tepat pada sistem medis di Indonesia, diharapkan dapat membantu terjadinya transfer knowledge antar paramedis menjadi lebih efektif. Salah satunya dengan menggunakan Deep learning yaitu Convolutional Neural Network (CNN) yang sudah terbukti merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan skrining pasien dan mendeteksi COVID-19. Namun untuk melatih sebuah classifier CNN yang ampuh dan siap digunakan di dunia nyata membutuhkan computing power yang besar dan umumnya training rate yang lama.  Penelitian ini bertujuan untuk membuat arsitektur jaringan syaraf tiruan berbasis deep learning yang lebih cepat dan efisien dengan pembuatan network yang  lebih ramping sehingga lebih mudah dibuat oleh orang lain tanpa harus memiliki computing power yang besar. Metode yang digunakan adalah dengan menyisipkan dropout layer pada sistem jaringan syaraf tiruan. Metode ini akan memaksa sistem untuk belajar memakai rute yang tersingkat dengan cara menghilangkan beberapa node secara acak. Arsitektur ini kemudian diuji pada data ronsen thorax penyintas COVID-19 dan kemudian dibandingkan dengan arsitektur lainnya yang sama-sama memakai pendekatan deep learning. Setelah ditraning menggunakan 500 data COVID-19 thorax X-Ray public database dan diuji dengan jumlah data yang sama, classifier yang menggunakan arsitektur ini mampu menghasilkan akurasi sebesar 95,20%, precision 94,80%, recall 95,58%, specificity 94,88%, NVP sebesar 95,60%, F-Score sebesar 95,18 dan dapat menghemat waktu training sampai 62% dibandingkan dengan arsitektur deep learning lainnya.   Abstract The COVID-19 pandemic that hit Indonesia in mid-2020 had a tremendous impact on medical infrastructure in Indonesia. The virus made monitoring the bed occupancy rate became a challenge in itself. New approach can be taken to fight the crisis. The Convolutional Neural Network (CNN), which has proved to be one of the methods that can use to screen patients and detect COVID-19.also have its own problem because it requires enormous computing power and generally a long training rate. Therefore, this study aimed to tackle that problem by creating a leaner network. Thus, it is easier for others to build without having enormous computing power. The method used was to insert a dropout layer on the artificial network system. This method will force the system to learn using the shortest route by eliminating some nodes at random. Then, this architecture was tested on chest X-ray data of COVID-19 survivors and compared with other architectures that both used a deep learning approach. It proved that when this system was tested with COVID-19 thorax x-ray public database data, the classifier that used this architecture could achieve an accuracy rate of 95.20% followed by precision and recall value reaching 94.80% and 94.80%. respectively and last but not least F-score of 95.18% and Negative Predictive value of 95.60%  It could also save training time up to 62% compared to other deep learning architectures. Using dropout layers proved could produce more efficient layers and more powerful classifiers while keeping training time to a minimum. https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/5143
spellingShingle I Gede Totok Suryawan
I Putu Agus Eka Darma Udayana
Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
title Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout
title_full Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout
title_fullStr Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout
title_full_unstemmed Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout
title_short Optimasi Convolutional Neural Network Untuk Deteksi Covid-19 pada X-ray Thorax Berbasis Dropout
title_sort optimasi convolutional neural network untuk deteksi covid 19 pada x ray thorax berbasis dropout
url https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/5143
work_keys_str_mv AT igedetotoksuryawan optimasiconvolutionalneuralnetworkuntukdeteksicovid19padaxraythoraxberbasisdropout
AT iputuagusekadarmaudayana optimasiconvolutionalneuralnetworkuntukdeteksicovid19padaxraythoraxberbasisdropout