Summary: | Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri dapat terjadi saat preoperasi, durante, dan pascaoperasi. Pada umumnya, manajemen nyeri intra dan pascaoperasi menggunakan opioid. Penelitian ini bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi pencatatan evaluasi penggunaan opioid intraoperatif dan pascaoperasi dan dilaksanakan pada Maret–Oktober 2019 di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif untuk melihat efektivitas dan efisiensi pemberian opioid intraoperatif terhadap efek analgesia pascaoperasi dengan mengukur skala NRS, prevalensi kejadian efek samping opioid post-operative nausea and vomiting (PONV), recovery room length of stay (LOS), serta penggunaan obat analgetik pascaoperasi. Pencatatan rekam medis yang kurang lengkap sehingga tidak dapat menilai efektivitas penggunaan opioid intraoperative yang baik. Penggunaan opioid pascaoperasi memiliki hubungan yang bermakna dengan skor NRS 12 jam pascaoperasi dan kejadian komplikasi (p=0,025;p=0,028). Penggunaan opioid intraoperatif maupun pascaoperasi terhadap skor NRS, kejadian komplikasi, maupun lamanya waktu rawat di recovery room tidak terdapat hubungan yang bermakna. Simpulan, pencatatan evaluasi penggunaan opioid intraoperative dan pascaoperasi di rekam medis masih belum lengkap. Penggunaan opioid intraoperatif tidak bermakna dalam menurunkan skor NRS, menurunkan kejadian komplikasi pascaoperasi, memperpendek lama rawat di recovery room, namun apabila opioid dilanjutkan pemberian pascabedah menurunkan NRS, tetapi efek samping opioid lebih tinggi.
|