Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan

There are five characters or area of art and culture live in Pasaman, generally. (1), art tradition in Minangkabau society; (2) Art and cultural traditions in society Tapanuli; (3) art and cultural traditions caused by cultural interaction between Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling; (4) art and...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Noni Sukmawati, Zaiyardam Zubir
Format: Article
Language:English
Published: STKIP PGRI Sumatera Barat 2015-12-01
Series:Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Subjects:
Online Access:http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1311
_version_ 1811325111735681024
author Noni Sukmawati
Zaiyardam Zubir
author_facet Noni Sukmawati
Zaiyardam Zubir
author_sort Noni Sukmawati
collection DOAJ
description There are five characters or area of art and culture live in Pasaman, generally. (1), art tradition in Minangkabau society; (2) Art and cultural traditions in society Tapanuli; (3) art and cultural traditions caused by cultural interaction between Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling; (4) art and cultural traditions caused by influence of Islamic culture; and (5) new cultural art that is modern. Four characters and territory cultural art (except orgen tunggal), can live side by side in harmony until now, even for a few cases were found acculturation extraordinarily interesting, for example Ronggeng in District Duo Koto that live in both of Minangkabau and Mandahiling culture. In everyday life, the two major ethnic groups in Pasaman, the Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling, also looks harmonious and culture can be considered harmonious. Start marginalization of various forms of traditional arts, in addition due to the onslaught of modern art or urban as a single organ, also due to the control of the religious values of Islam Secara garis besar ada lima karakter atau wilayah seni budaya yang hidup di Kabupaten Pasaman, yakni (1), seni tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat Minangkabau; (2) seni budaya tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat Tapanuli; (3) seni budaya tradisi yang tumbuh karena interaksi budaya Minangkabau dan Tapanuli/Mandahiling; (4) seni budaya tradisi yang tumbuh karena pengaruh budaya Islam; dan (5) seni budaya baru yang bersifat modern. Empat karakter dan wilayah seni budaya ini (minus seni budaya orgen tunggal), sampai sejauh ini terlihat bisa hidup saling berdampingan dengan harmonis, bahkan untuk beberapa kasus ditemukan bentuk-bentuk akulturasi budaya yang luar biasa menariknya, misalnya pada seni budaya ronggeng di Kecamatan Duo Koto, merupakan masyarakat yang hidup dalam dua dimensi kebudayaan, yakni Minangkabau dan Mandahiling. Dalam keseharian, dua kelompok etnik besar yang di Kabupaten Pasaman, yakni Minangkabau dan Tapanuli/Mandahiling, juga terlihat serasi dan secara kebudayaan bisa dianggap harmonis. Mulai terpinggirkannya berbagai bentuk kesenian tradisi tersebut, selain akibat gempuran seni modern atau urban seperti orgen tunggal, juga disebabkan adanya kontrol dari nilai-nilai keagamaan Islam
first_indexed 2024-04-13T14:27:19Z
format Article
id doaj.art-75c3dcfc53764c9aa6edb6d5ef93448b
institution Directory Open Access Journal
issn 2301-8496
2503-1570
language English
last_indexed 2024-04-13T14:27:19Z
publishDate 2015-12-01
publisher STKIP PGRI Sumatera Barat
record_format Article
series Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
spelling doaj.art-75c3dcfc53764c9aa6edb6d5ef93448b2022-12-22T02:43:17ZengSTKIP PGRI Sumatera BaratJurnal Ilmu Sosial Mamangan2301-84962503-15702015-12-014210511410.22202/mamangan.1311467Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang BertahanNoni Sukmawati0Zaiyardam Zubir1Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas PadangFakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas PadangThere are five characters or area of art and culture live in Pasaman, generally. (1), art tradition in Minangkabau society; (2) Art and cultural traditions in society Tapanuli; (3) art and cultural traditions caused by cultural interaction between Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling; (4) art and cultural traditions caused by influence of Islamic culture; and (5) new cultural art that is modern. Four characters and territory cultural art (except orgen tunggal), can live side by side in harmony until now, even for a few cases were found acculturation extraordinarily interesting, for example Ronggeng in District Duo Koto that live in both of Minangkabau and Mandahiling culture. In everyday life, the two major ethnic groups in Pasaman, the Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling, also looks harmonious and culture can be considered harmonious. Start marginalization of various forms of traditional arts, in addition due to the onslaught of modern art or urban as a single organ, also due to the control of the religious values of Islam Secara garis besar ada lima karakter atau wilayah seni budaya yang hidup di Kabupaten Pasaman, yakni (1), seni tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat Minangkabau; (2) seni budaya tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat Tapanuli; (3) seni budaya tradisi yang tumbuh karena interaksi budaya Minangkabau dan Tapanuli/Mandahiling; (4) seni budaya tradisi yang tumbuh karena pengaruh budaya Islam; dan (5) seni budaya baru yang bersifat modern. Empat karakter dan wilayah seni budaya ini (minus seni budaya orgen tunggal), sampai sejauh ini terlihat bisa hidup saling berdampingan dengan harmonis, bahkan untuk beberapa kasus ditemukan bentuk-bentuk akulturasi budaya yang luar biasa menariknya, misalnya pada seni budaya ronggeng di Kecamatan Duo Koto, merupakan masyarakat yang hidup dalam dua dimensi kebudayaan, yakni Minangkabau dan Mandahiling. Dalam keseharian, dua kelompok etnik besar yang di Kabupaten Pasaman, yakni Minangkabau dan Tapanuli/Mandahiling, juga terlihat serasi dan secara kebudayaan bisa dianggap harmonis. Mulai terpinggirkannya berbagai bentuk kesenian tradisi tersebut, selain akibat gempuran seni modern atau urban seperti orgen tunggal, juga disebabkan adanya kontrol dari nilai-nilai keagamaan Islamhttp://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1311Seni Tradisi, Akulturasi, Pasaman
spellingShingle Noni Sukmawati
Zaiyardam Zubir
Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Seni Tradisi, Akulturasi, Pasaman
title Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan
title_full Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan
title_fullStr Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan
title_full_unstemmed Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan
title_short Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan
title_sort seni tradisi di pasaman yang hilang dan yang bertahan
topic Seni Tradisi, Akulturasi, Pasaman
url http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1311
work_keys_str_mv AT nonisukmawati senitradisidipasamanyanghilangdanyangbertahan
AT zaiyardamzubir senitradisidipasamanyanghilangdanyangbertahan