HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS

Pekerja pada bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk memiliki risiko terpapar panas, sehingga dibutuhkan konsumsi air minum yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari hubungan lokasi (tempat penyediaan) air minum dengan intake cairan pada pekerja t...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Dedi Irwan
Format: Article
Language:English
Published: Banyuwangi: Prodi Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga Banyuwangi 2019-04-01
Series:JPH RECODE (Journal of Public Health Research and Community Health Development)
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE/article/view/12515
_version_ 1818690266293338112
author Dedi Irwan
author_facet Dedi Irwan
author_sort Dedi Irwan
collection DOAJ
description Pekerja pada bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk memiliki risiko terpapar panas, sehingga dibutuhkan konsumsi air minum yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari hubungan lokasi (tempat penyediaan) air minum dengan intake cairan pada pekerja terpapar panas di bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk UD. Sumber Barokah Sidoarjo. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pekerja di bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk UD. Sumber Barokah, Sidoarjo. Sampel yang diteliti adalah total populasi dengan jumlah 27 orang pekerja. Variabel yang diteliti antara lain karakteristik responden, aktivitas/kerja fisik, lokasi air minum, intake cairan dan iklim kerja. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,44% responden berusia 21-34 tahun. Tingkat pendidikan tertinggi adalah tamat SMA. Seluruh responden memiliki masa kerja 1-4 tahun. Sebagian lokasi air minum dengan jarak > 3 meter dari pekerja. Frekuensi minum responden paling banyak adalah lebih dari 8 kali dengan konsumsi air minum antara 3,2 – 4,8 liter. Nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) di bagian pengolahan dan pengukusan sebesar 31,40C. Nilai contingency coefficient sebesar 0,641. Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara jarak tempat air minum dengan intake cairan pekerja. Disarankan pengelola pabrik untuk menambah dan mendekatkan tempat air minum pada tempat bekerja, konsumsi air minum pekerja minimal 1 gelas (200 – 300 cc) setiap 30 menit.
first_indexed 2024-12-17T12:23:16Z
format Article
id doaj.art-7859109322e849019af7d707c0074854
institution Directory Open Access Journal
issn 2580-0140
2597-7571
language English
last_indexed 2024-12-17T12:23:16Z
publishDate 2019-04-01
publisher Banyuwangi: Prodi Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga Banyuwangi
record_format Article
series JPH RECODE (Journal of Public Health Research and Community Health Development)
spelling doaj.art-7859109322e849019af7d707c00748542022-12-21T21:48:53ZengBanyuwangi: Prodi Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga BanyuwangiJPH RECODE (Journal of Public Health Research and Community Health Development)2580-01402597-75712019-04-012211712710.20473/jphrecode.v2i2.125156464HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANASDedi Irwan0Universitas AirlanggaPekerja pada bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk memiliki risiko terpapar panas, sehingga dibutuhkan konsumsi air minum yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari hubungan lokasi (tempat penyediaan) air minum dengan intake cairan pada pekerja terpapar panas di bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk UD. Sumber Barokah Sidoarjo. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pekerja di bagian pengolahan dan pengukusan kerupuk UD. Sumber Barokah, Sidoarjo. Sampel yang diteliti adalah total populasi dengan jumlah 27 orang pekerja. Variabel yang diteliti antara lain karakteristik responden, aktivitas/kerja fisik, lokasi air minum, intake cairan dan iklim kerja. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,44% responden berusia 21-34 tahun. Tingkat pendidikan tertinggi adalah tamat SMA. Seluruh responden memiliki masa kerja 1-4 tahun. Sebagian lokasi air minum dengan jarak > 3 meter dari pekerja. Frekuensi minum responden paling banyak adalah lebih dari 8 kali dengan konsumsi air minum antara 3,2 – 4,8 liter. Nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) di bagian pengolahan dan pengukusan sebesar 31,40C. Nilai contingency coefficient sebesar 0,641. Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara jarak tempat air minum dengan intake cairan pekerja. Disarankan pengelola pabrik untuk menambah dan mendekatkan tempat air minum pada tempat bekerja, konsumsi air minum pekerja minimal 1 gelas (200 – 300 cc) setiap 30 menit.https://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE/article/view/12515lokasi air minum, intake cairan, paparan panas
spellingShingle Dedi Irwan
HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS
JPH RECODE (Journal of Public Health Research and Community Health Development)
lokasi air minum, intake cairan, paparan panas
title HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS
title_full HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS
title_fullStr HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS
title_full_unstemmed HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS
title_short HUBUNGAN LOKASI AIR MINUM DENGAN INTAKE CAIRAN PADA PEKERJA TERPAPAR SUHU PANAS
title_sort hubungan lokasi air minum dengan intake cairan pada pekerja terpapar suhu panas
topic lokasi air minum, intake cairan, paparan panas
url https://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE/article/view/12515
work_keys_str_mv AT dediirwan hubunganlokasiairminumdenganintakecairanpadapekerjaterpaparsuhupanas