INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida terhadap berat badan, berat dan panjang testis, dan duktus epididimis. Sebanyak 24 ekor tikus (Rattus novergicus) jantan strain Wistar berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 g dik...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Muslim Akmal, Aulanni'am a, Muhammad Aris Widodo, Sutiman B. Sumitro, Basuki B. Purnomo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Syiah Kuala University 2011-03-01
Series:Jurnal Kedokteran Hewan
Online Access:https://jurnal.usk.ac.id/JKH/article/view/391
_version_ 1797278991268184064
author Muslim Akmal
Aulanni'am a
Muhammad Aris Widodo
Sutiman B. Sumitro
Basuki B. Purnomo
author_facet Muslim Akmal
Aulanni'am a
Muhammad Aris Widodo
Sutiman B. Sumitro
Basuki B. Purnomo
author_sort Muslim Akmal
collection DOAJ
description Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida terhadap berat badan, berat dan panjang testis, dan duktus epididimis. Sebanyak 24 ekor tikus (Rattus novergicus) jantan strain Wistar berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 g dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu kontrol (KO), KI, KII, dan KIII. Kelompok kontrol, tikus hanya diinjeksi dengan 0,1 ml PBS tanpa inhibin B; Kelompok KI, KII, dan KIII tikus diinjeksi dengan 25, 50, dan 100 pg inhibin B/ekor. Injeksi dilakukan secara intra peritoneal sebanyak 5 kali dengan selang waktu 12 hari selama 48 hari. Injeksi pertama, isolat inhibin B dilarutkan dalam PBS sebanyak 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's complete adjuvant (FCA). Pada injeksi kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan inhibin B dalam PBS 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's incomplete adjuvant (FICA). Pada hari keenam setelah injeksi terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis setelah terlebih dahulu dilakukan penimbangan berat badan. Berat testis dan duktus epididimis ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, sedangkan diameter dan panjang testis dan duktus epididimis diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan terhadap berat badan, berat, panjang, dan diameter testis dan duktus epididimis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa inhibin B berpotensi dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida yang aman dan reversible.
first_indexed 2024-03-07T16:16:58Z
format Article
id doaj.art-78726ef9f15440cda765f8ace3c8f3bd
institution Directory Open Access Journal
issn 1978-225X
2502-5600
language Indonesian
last_indexed 2024-03-07T16:16:58Z
publishDate 2011-03-01
publisher Syiah Kuala University
record_format Article
series Jurnal Kedokteran Hewan
spelling doaj.art-78726ef9f15440cda765f8ace3c8f3bd2024-03-04T10:28:58ZindSyiah Kuala UniversityJurnal Kedokteran Hewan1978-225X2502-56002011-03-015110.21157/j.ked.hewan.v5i1.391387INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDAMuslim Akmal0Aulanni'am a1Muhammad Aris Widodo2Sutiman B. Sumitro3Basuki B. Purnomo4Laboratorium Embriologi dan Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProgram Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, MalangFakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, MalangFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya, MalangFakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, MalangPenelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida terhadap berat badan, berat dan panjang testis, dan duktus epididimis. Sebanyak 24 ekor tikus (Rattus novergicus) jantan strain Wistar berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 g dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu kontrol (KO), KI, KII, dan KIII. Kelompok kontrol, tikus hanya diinjeksi dengan 0,1 ml PBS tanpa inhibin B; Kelompok KI, KII, dan KIII tikus diinjeksi dengan 25, 50, dan 100 pg inhibin B/ekor. Injeksi dilakukan secara intra peritoneal sebanyak 5 kali dengan selang waktu 12 hari selama 48 hari. Injeksi pertama, isolat inhibin B dilarutkan dalam PBS sebanyak 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's complete adjuvant (FCA). Pada injeksi kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan inhibin B dalam PBS 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's incomplete adjuvant (FICA). Pada hari keenam setelah injeksi terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis setelah terlebih dahulu dilakukan penimbangan berat badan. Berat testis dan duktus epididimis ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, sedangkan diameter dan panjang testis dan duktus epididimis diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan terhadap berat badan, berat, panjang, dan diameter testis dan duktus epididimis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa inhibin B berpotensi dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida yang aman dan reversible.https://jurnal.usk.ac.id/JKH/article/view/391
spellingShingle Muslim Akmal
Aulanni'am a
Muhammad Aris Widodo
Sutiman B. Sumitro
Basuki B. Purnomo
INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA
Jurnal Kedokteran Hewan
title INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA
title_full INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA
title_fullStr INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA
title_full_unstemmed INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA
title_short INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA
title_sort inhibin b kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida
url https://jurnal.usk.ac.id/JKH/article/view/391
work_keys_str_mv AT muslimakmal inhibinbkandidatkontrasepsipriaberbasishormonpeptida
AT aulanniama inhibinbkandidatkontrasepsipriaberbasishormonpeptida
AT muhammadariswidodo inhibinbkandidatkontrasepsipriaberbasishormonpeptida
AT sutimanbsumitro inhibinbkandidatkontrasepsipriaberbasishormonpeptida
AT basukibpurnomo inhibinbkandidatkontrasepsipriaberbasishormonpeptida