HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta

Artikel ini ingin mengurai tentang fenomena hoaks yang terjadi dalam momentum politik di DKI Jakarta. Hoaks tidak berdiri sendiri. Terdapat kepentingan yang lebih besar dibaliknya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh  Kompas,  saat momentum politik, tingkat persebaran hoaks kian meningkat. Perseb...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Moh. Abu Na’im
Format: Article
Language:English
Published: IAIDA Press 2017-10-01
Series:Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam
Online Access:http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/darussalam/article/view/107
_version_ 1828198897527291904
author Moh. Abu Na’im
author_facet Moh. Abu Na’im
author_sort Moh. Abu Na’im
collection DOAJ
description Artikel ini ingin mengurai tentang fenomena hoaks yang terjadi dalam momentum politik di DKI Jakarta. Hoaks tidak berdiri sendiri. Terdapat kepentingan yang lebih besar dibaliknya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh  Kompas,  saat momentum politik, tingkat persebaran hoaks kian meningkat. Persebaran hoaks banyak terjadi di media online yang menjamur.Media tidak lagi bebas dan menopang kepeningan masyarakat banyak. Jika dulu polarasisasi kepentingan media hanya terpaku kepada media televisi meanstrem yang dikuasai oleh beberapa gelintir orang, kini dengan peresebaran gadget yang telah menyeluruh, menjadikan hoaks berkembang lebih kuas dan dikonsumsi oleh segenap lapisan masyarakat. Yang patut didedah adalah kepentingan hoaks dan relasinya dengan politik praktis, pun juga factor yang mendorong atas adanya fenomena hoaks. Dengan demikian, fenomena hoaks akan didedah sebagai konstruksi sosial sebagaimana peter L. Berger dan Thomas Luckman membuat kerangka teoritis atas komunikasi media massa. Sebagai konstruksi sosial, hoaks adalah berkaitan dengan tiga kerangka proses yang terus menerus. Meliputi eksternalisasi, obyektivikasi dan internalisasi. Selain itu, hoaks juga bisa didekati dengan teori Framing. Dimana dalam pemberitaan media telah terdapat kepentingan subyektif yang ada di baliknya. Dengan beberapa pendekatan tersebut, hoaks adalah fenomena politik yang masuk ke dalam jaringan media untuk mengonstruksi masyarakat sesuai dengan kepentingan dibaliknya. Salah satu cara untuk mengonstruksinya dengan melakukan framing dan juga menyebarkan ujaran kebencian yang menyerang menggunakan dalih SARA terhadap lawan politik dalam Pilgub di DKI Jakarta.
first_indexed 2024-04-12T10:45:50Z
format Article
id doaj.art-7aa84b898e6c4522b74261ce325689d1
institution Directory Open Access Journal
issn 1978-4767
2549-4171
language English
last_indexed 2024-04-12T10:45:50Z
publishDate 2017-10-01
publisher IAIDA Press
record_format Article
series Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam
spelling doaj.art-7aa84b898e6c4522b74261ce325689d12022-12-22T03:36:26ZengIAIDA PressJurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam1978-47672549-41712017-10-0182140149107HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI JakartaMoh. Abu Na’im0Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) BanyuwangiArtikel ini ingin mengurai tentang fenomena hoaks yang terjadi dalam momentum politik di DKI Jakarta. Hoaks tidak berdiri sendiri. Terdapat kepentingan yang lebih besar dibaliknya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh  Kompas,  saat momentum politik, tingkat persebaran hoaks kian meningkat. Persebaran hoaks banyak terjadi di media online yang menjamur.Media tidak lagi bebas dan menopang kepeningan masyarakat banyak. Jika dulu polarasisasi kepentingan media hanya terpaku kepada media televisi meanstrem yang dikuasai oleh beberapa gelintir orang, kini dengan peresebaran gadget yang telah menyeluruh, menjadikan hoaks berkembang lebih kuas dan dikonsumsi oleh segenap lapisan masyarakat. Yang patut didedah adalah kepentingan hoaks dan relasinya dengan politik praktis, pun juga factor yang mendorong atas adanya fenomena hoaks. Dengan demikian, fenomena hoaks akan didedah sebagai konstruksi sosial sebagaimana peter L. Berger dan Thomas Luckman membuat kerangka teoritis atas komunikasi media massa. Sebagai konstruksi sosial, hoaks adalah berkaitan dengan tiga kerangka proses yang terus menerus. Meliputi eksternalisasi, obyektivikasi dan internalisasi. Selain itu, hoaks juga bisa didekati dengan teori Framing. Dimana dalam pemberitaan media telah terdapat kepentingan subyektif yang ada di baliknya. Dengan beberapa pendekatan tersebut, hoaks adalah fenomena politik yang masuk ke dalam jaringan media untuk mengonstruksi masyarakat sesuai dengan kepentingan dibaliknya. Salah satu cara untuk mengonstruksinya dengan melakukan framing dan juga menyebarkan ujaran kebencian yang menyerang menggunakan dalih SARA terhadap lawan politik dalam Pilgub di DKI Jakarta.http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/darussalam/article/view/107
spellingShingle Moh. Abu Na’im
HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam
title HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta
title_full HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta
title_fullStr HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta
title_full_unstemmed HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta
title_short HOAKS Sebagai Konstruksi Sosial Untuk Kepentingan Politik Praktis Dalam Pilgub DKI Jakarta
title_sort hoaks sebagai konstruksi sosial untuk kepentingan politik praktis dalam pilgub dki jakarta
url http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/darussalam/article/view/107
work_keys_str_mv AT mohabunaim hoakssebagaikonstruksisosialuntukkepentinganpolitikpraktisdalampilgubdkijakarta