MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui umur yang paling baik dilakukan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih sehingga diperoleh penampilan yang terbaik dan tingkat mortalitas terendah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 3 perlakuan yaitu tidak diinjeksi dengan Tysi...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: I N. TIRTA ARIANA, N. L. G. SUMARDANI, M. DEWANTARI, I G. SUARTA
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Udayana 2014-06-01
Series:Majalah Ilmiah Peternakan
Subjects:
Online Access:https://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/9205
_version_ 1818505130655350784
author I N. TIRTA ARIANA
N. L. G. SUMARDANI
M. DEWANTARI
I G. SUARTA
author_facet I N. TIRTA ARIANA
N. L. G. SUMARDANI
M. DEWANTARI
I G. SUARTA
author_sort I N. TIRTA ARIANA
collection DOAJ
description Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui umur yang paling baik dilakukan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih sehingga diperoleh penampilan yang terbaik dan tingkat mortalitas terendah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 3 perlakuan yaitu tidak diinjeksi dengan Tysinol (I0), injeksi dengan Tysinol pada umur 1 hari (I1), dan injeksi dengan Tysinol pada umur 3 hari (I3). Anak babi prasapih berasal dari 4 induk (blok) dengan 3 kali ulangan, sehingga dipergunakan anak babi prasapih sebanyak 36 ekor. Hasil penelitian menunjukkan dengan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih umur 1 hari (I1) diperoleh berat badan sapih (39%), tambahan berat badan harian (38%), lingkar dada (5,9%), dan panjang badan (6%) yang nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanpa injeksi Tysinol (Io) (P<0,05). Pada variabel yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata antara Io dan I3 (P>0,05). Untuk variabel tinggi badan dan mortalitas diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan yang diberikan (P>0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak babi yang baru lahir harus diberikan Tysinol, dan sebaiknya diinjeksi pada umur 1 (satu) hari setelah kelahiran.
first_indexed 2024-12-10T21:46:36Z
format Article
id doaj.art-7d9c14af244649d5aa8b765db3b63a8a
institution Directory Open Access Journal
issn 0853-8999
2656-8373
language English
last_indexed 2024-12-10T21:46:36Z
publishDate 2014-06-01
publisher Universitas Udayana
record_format Article
series Majalah Ilmiah Peternakan
spelling doaj.art-7d9c14af244649d5aa8b765db3b63a8a2022-12-22T01:32:21ZengUniversitas UdayanaMajalah Ilmiah Peternakan0853-89992656-83732014-06-0110.24843/mip.2012.v15.i01.p079205MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDAI N. TIRTA ARIANA0N. L. G. SUMARDANI1M. DEWANTARI2I G. SUARTA3FAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS UDAYANATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui umur yang paling baik dilakukan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih sehingga diperoleh penampilan yang terbaik dan tingkat mortalitas terendah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 3 perlakuan yaitu tidak diinjeksi dengan Tysinol (I0), injeksi dengan Tysinol pada umur 1 hari (I1), dan injeksi dengan Tysinol pada umur 3 hari (I3). Anak babi prasapih berasal dari 4 induk (blok) dengan 3 kali ulangan, sehingga dipergunakan anak babi prasapih sebanyak 36 ekor. Hasil penelitian menunjukkan dengan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih umur 1 hari (I1) diperoleh berat badan sapih (39%), tambahan berat badan harian (38%), lingkar dada (5,9%), dan panjang badan (6%) yang nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanpa injeksi Tysinol (Io) (P<0,05). Pada variabel yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata antara Io dan I3 (P>0,05). Untuk variabel tinggi badan dan mortalitas diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan yang diberikan (P>0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak babi yang baru lahir harus diberikan Tysinol, dan sebaiknya diinjeksi pada umur 1 (satu) hari setelah kelahiran.https://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/9205antibiotika, injeksi, dan anak babi prasapih.
spellingShingle I N. TIRTA ARIANA
N. L. G. SUMARDANI
M. DEWANTARI
I G. SUARTA
MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA
Majalah Ilmiah Peternakan
antibiotika, injeksi, dan anak babi prasapih.
title MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA
title_full MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA
title_fullStr MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA
title_full_unstemmed MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA
title_short MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH YANG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YANG BERBEDA
title_sort mortalitas dan penampilan anak babi prasapih yang diinjeksi dengan tysinol pada umur yang berbeda
topic antibiotika, injeksi, dan anak babi prasapih.
url https://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/9205
work_keys_str_mv AT intirtaariana mortalitasdanpenampilananakbabiprasapihyangdiinjeksidengantysinolpadaumuryangberbeda
AT nlgsumardani mortalitasdanpenampilananakbabiprasapihyangdiinjeksidengantysinolpadaumuryangberbeda
AT mdewantari mortalitasdanpenampilananakbabiprasapihyangdiinjeksidengantysinolpadaumuryangberbeda
AT igsuarta mortalitasdanpenampilananakbabiprasapihyangdiinjeksidengantysinolpadaumuryangberbeda