Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea

Nyeri neuropatik akut pascabedah Seksio Sesarea (SS) ditandai dengan adanya tanda dan gejala nyeri neuropatik yang berbeda dari nyeri nosiseptif berupa alodinia dan hiperalgesia, yang ditemukan pada periode awal hingga 1 bulan pascabedah. Nyeri neuropatik akut dapat terjadi akibat cedera langsung p...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Muh Ramli Ahmad, Rezki Hardiyanti
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC) 2021-09-01
Series:Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
Subjects:
Online Access:https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/75
_version_ 1797859763988463616
author Muh Ramli Ahmad
Rezki Hardiyanti
author_facet Muh Ramli Ahmad
Rezki Hardiyanti
author_sort Muh Ramli Ahmad
collection DOAJ
description Nyeri neuropatik akut pascabedah Seksio Sesarea (SS) ditandai dengan adanya tanda dan gejala nyeri neuropatik yang berbeda dari nyeri nosiseptif berupa alodinia dan hiperalgesia, yang ditemukan pada periode awal hingga 1 bulan pascabedah. Nyeri neuropatik akut dapat terjadi akibat cedera langsung pada saraf iliohipogastrika dan ilionguinal akibat pembedahan SS, yang selanjutnya memicu pelepasan ektopik dan perubahan kanal ion pada saraf perifer, serta memicu terjadinya sensitisasi sentral. Meskipun demikian, disfungsi saraf pascabedah biasanya merupakan kombinasi dengan nyeri nosiseptif akibat kerusakan jaringan dan peradangan. Skrining perioperatif dan faktor risiko dapat menggunakan alat skrining Douleur Neuropathique en 4 (DN4) atau DN2 untuk mencegah perkembangan menjadi nyeri persisten. Pendekatan saat ini untuk pencegahan nyeri neuropatik kronis bertujuan untuk mengoptimalkan analgesia dan mengurangi nosisepsi dari nyeri akut dengan memodifikasi teknik bedah dan memilih anestesi regional. Pengobatan nyeri neuropatik memerlukan kombinasi terapi farmakologis, fisik, dan terapi perilaku. Beberapa terapi lini pertama pada penanganan nyeri neuropati akut seperti gabapentinoid, opioid, antagonis reseptor NMDA, hingga terapi stimulasi listrik transkutan dan stimulasi medula spinalis menjadi pertimbangan untuk nyeri neuropatik akut.
first_indexed 2024-04-09T21:34:51Z
format Article
id doaj.art-7f94ea924cf54c85b92504cb0e0c3a87
institution Directory Open Access Journal
issn 2615-370X
language Indonesian
last_indexed 2024-04-09T21:34:51Z
publishDate 2021-09-01
publisher Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)
record_format Article
series Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
spelling doaj.art-7f94ea924cf54c85b92504cb0e0c3a872023-03-27T02:34:28ZindIndonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia2615-370X2021-09-014210.47507/obstetri.v4i2.75Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio SesareaMuh Ramli Ahmad0Rezki Hardiyanti1Faculty of Medicine Universitas Hasanuddin MakassarFaculty of Medicine Universitas Hasanuddin Makassar Nyeri neuropatik akut pascabedah Seksio Sesarea (SS) ditandai dengan adanya tanda dan gejala nyeri neuropatik yang berbeda dari nyeri nosiseptif berupa alodinia dan hiperalgesia, yang ditemukan pada periode awal hingga 1 bulan pascabedah. Nyeri neuropatik akut dapat terjadi akibat cedera langsung pada saraf iliohipogastrika dan ilionguinal akibat pembedahan SS, yang selanjutnya memicu pelepasan ektopik dan perubahan kanal ion pada saraf perifer, serta memicu terjadinya sensitisasi sentral. Meskipun demikian, disfungsi saraf pascabedah biasanya merupakan kombinasi dengan nyeri nosiseptif akibat kerusakan jaringan dan peradangan. Skrining perioperatif dan faktor risiko dapat menggunakan alat skrining Douleur Neuropathique en 4 (DN4) atau DN2 untuk mencegah perkembangan menjadi nyeri persisten. Pendekatan saat ini untuk pencegahan nyeri neuropatik kronis bertujuan untuk mengoptimalkan analgesia dan mengurangi nosisepsi dari nyeri akut dengan memodifikasi teknik bedah dan memilih anestesi regional. Pengobatan nyeri neuropatik memerlukan kombinasi terapi farmakologis, fisik, dan terapi perilaku. Beberapa terapi lini pertama pada penanganan nyeri neuropati akut seperti gabapentinoid, opioid, antagonis reseptor NMDA, hingga terapi stimulasi listrik transkutan dan stimulasi medula spinalis menjadi pertimbangan untuk nyeri neuropatik akut. https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/75Douleur Neuropathique en 4 (DN4)Nyeri neuropatik akut pascabedahseksio sesareasensitisasi sentral
spellingShingle Muh Ramli Ahmad
Rezki Hardiyanti
Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
Douleur Neuropathique en 4 (DN4)
Nyeri neuropatik akut pascabedah
seksio sesarea
sensitisasi sentral
title Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea
title_full Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea
title_fullStr Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea
title_full_unstemmed Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea
title_short Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea
title_sort mengenal nyeri neuropatik akut pasca seksio sesarea
topic Douleur Neuropathique en 4 (DN4)
Nyeri neuropatik akut pascabedah
seksio sesarea
sensitisasi sentral
url https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/75
work_keys_str_mv AT muhramliahmad mengenalnyerineuropatikakutpascaseksiosesarea
AT rezkihardiyanti mengenalnyerineuropatikakutpascaseksiosesarea