Summary: | Delirium postoperatif merupakan suatu bentuk delirium yang sering tidak disadari serta dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Studi yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan masih terdapat konflik terkait hubungan delirium pascaoperasi sebagai prediktor mortalitas, terutama pada pasien geriatri. Oleh karena itu, tinjauan sistematis ini bertujuan mengetahui hubungan delirium pascaoperasi sebagai prediktor mortalitas pada pasien geriatri yang menjalani anestesi pada pembedahan non-kardiak. Penelusuran dilakukan melalui database online seperti Medline®, ClinicalKey®, Science Direct®, EBSCO®, ProQuest®, dan Cochrane®. Telaah kritis terhadap artikel ilmiah yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk eksklusi dilakukan berdasarkan Center of Evidence-Based Medicine, University of Oxford for prognosis study.Berdasarkan hasil penelusuran diperoleh tiga studi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk eksklusi. Hasil telaah kitis terhadap ketiga studi tersebut menunjukkan tidak terdapat cukup bukti kuat yang mendukung delirium pascaoperasi merupakan prediktor independen terhadap mortalitas pada pasien geriatri. Delirium pascaoperasi bukan merupakan prediktor independen, namun meningkatkan risiko mortalitas bersama faktor lain seperti frailty, usia, jenis operasi, urgensi operasi, dan komorbid, hingga terdapat studi yang cukup kuat untuk mendukung delirium pascaoperasi bukan sebagai prediktor mortalitas. Klinisi tetap harus berupaya mencegah kondisi delirium pascaoperasi agar tidak menjadi mediator yang meningkatkan risiko mortalitas.
|