Gereja Transtemporal: Melihat Kembali Kesatuan Orang Mati, Hidup, dan Belum Lahir sebagai Communio Sanctorum

Kesatuan gereja melintasi waktu secara tersirat tampak dalam kalimat pengantar sebelum pengucapan Pengakuan Iman Rasuli dalam ibadah gerejawi pada umumnya. Namun demikian, tampaknya hal tersebut masih belum secara jelas diperbincangkan dalam gereja; sehingga masih sangat buram saat umat diminta unt...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Eunice Abigail Sitanggang
Format: Article
Language:English
Published: Sekolah Tinggi Teologi SAAT 2022-06-01
Series:Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan
Subjects:
Online Access:https://ojs.seabs.ac.id/index.php/Veritas/article/view/629
Description
Summary:Kesatuan gereja melintasi waktu secara tersirat tampak dalam kalimat pengantar sebelum pengucapan Pengakuan Iman Rasuli dalam ibadah gerejawi pada umumnya. Namun demikian, tampaknya hal tersebut masih belum secara jelas diperbincangkan dalam gereja; sehingga masih sangat buram saat umat diminta untuk menjelaskan posisi orang mati, orang hidup, dan orang yang belum lahir sebagai satu komunitas. Tulisan ini bertujuan untuk membahas kesatuan persekutuan umat Kristen melintasi waktu; yakni ikut sertanya orang mati dan orang yang belum lahir dalam persekutuan orang Kristen. Penulis berargumen bahwa komunitas orang Kristen melingkupi ketiganya: orang mati, orang yang hidup, dan orang yang akan datang sebagai suatu kesatuan. Dengan mempercakapkan konsep communio sanctorum dari Dietrich Bonhoeffer dan Elizabeth Johnson, serta waktu yang mencakup masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, penulis membangun percakapan mengenai gereja sebagai persekutuan transtemporal.
ISSN:1411-7649
2684-9194