Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta
Latar belakang. Angka kejadian pertusis semakin meningkat selama dua dekade terakhir walaupun cakupan vaksinasi DTP sudah cukup tinggi. Peningkatan insidens kasus pertusis terutama terlihat pada usia remaja dan dewasa, sehingga menjadi sumber penular yang penting terhadap bayi kecil. Kekebalan yang...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-11-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/453 |
_version_ | 1818930057112977408 |
---|---|
author | Runi Deasiyanti |
author_facet | Runi Deasiyanti |
author_sort | Runi Deasiyanti |
collection | DOAJ |
description | Latar belakang. Angka kejadian pertusis semakin meningkat selama dua dekade terakhir walaupun cakupan
vaksinasi DTP sudah cukup tinggi. Peningkatan insidens kasus pertusis terutama terlihat pada usia remaja
dan dewasa, sehingga menjadi sumber penular yang penting terhadap bayi kecil. Kekebalan yang menurun
merupakan salah satu penyebab peningkatan insidens pertusis sehingga kebutuhan booster pertusis pada
usia remaja dan dewasa menjadi perhatian para peneliti.
Tujuan. Mengetahui proporsi seroproteksi dan rerata kadar antibodi anti-pertusis pada anak usia 6-7 tahun
di Jakarta, baik yang mendapatkan vaksinasi dasar DTP (3 kali) maupun yang mendapatkan vaksinasi dasar
dan ulangan (lebih dari 3 kali).
Metode. Uji potong lintang deskriptif dilakukan di enam sekolah dasar di Jakarta selama Mei-Juli 2010.
Subjek adalah anak usia 6-7 tahun (siswa SD kelas 1) yang telah mendapatkan vaksinasi DTP 3 kali atau
lebih. Pada setiap subjek dilakukan pemeriksaan kadar antibodi anti-pertusis.
Hasil. Subjek 75 orang anak, 38 lelaki dan 37 perempuan diikutsertakan dalam penelitian, rerata usia (6,2+0,41)
tahun. Sebagian besar subjek (68%) memiliki status gizi baik dan 1 subjek (1,3%) dengan gizi buruk. Tiga
puluh delapan (50,7%) subjek dengan riwayat vaksinasi DTP sebanyak 3 kali, 31 (41,3%) subjek dengan
riwayat vaksinasi 4 kali, dan 6 (8%) subjek dengan riwayat vaksinasi 5 kali. Didapatkan proporsi antibodi antipertusis
dengan seropositif 56%. Seroproteksi antibodi anti-pertusis pada subjek yang mendapatkan vaksinasi
DTP 3 kali adalah 50%, pada subjek dengan riwayat vaksinasi 4 kali 54,8% dan pada subjek dengan riwayat
vaksinasi 5 kali 100%. Rentang kadar antibodi anti-pertusis (0-1437,2) EU/mL. Nilai median seroproteksi
antibodi anti-pertusis pada subjek dengan riwayat vaksinasi DTP 3 kali adalah 43,6 EU/mL, riwayat vaksinasi
4 kali 104 EU/mL, dan riwayat vaksinasi 5 kali 104,9 EU/mL.
Kesimpulan. Kekebalan yang didapat dari vaksinasi tidak dapat bertahan lama, sehingga diperlukan
pemberian vaksinasi ulangan (booster), baik pada usia 18-24 bulan dan usia sekolah (SD kelas 1). Selain itu
juga perlu dipertimbangkan pemberian booster pada usia remaja. |
first_indexed | 2024-12-20T03:54:38Z |
format | Article |
id | doaj.art-87e0b8caeede42c4a7ff9b7fdecc965d |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0854-7823 2338-5030 |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-12-20T03:54:38Z |
publishDate | 2016-11-01 |
publisher | Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia |
record_format | Article |
series | Sari Pediatri |
spelling | doaj.art-87e0b8caeede42c4a7ff9b7fdecc965d2022-12-21T19:54:22ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-01131263210.14238/sp13.1.2011.26-32392Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di JakartaRuni Deasiyanti0Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaLatar belakang. Angka kejadian pertusis semakin meningkat selama dua dekade terakhir walaupun cakupan vaksinasi DTP sudah cukup tinggi. Peningkatan insidens kasus pertusis terutama terlihat pada usia remaja dan dewasa, sehingga menjadi sumber penular yang penting terhadap bayi kecil. Kekebalan yang menurun merupakan salah satu penyebab peningkatan insidens pertusis sehingga kebutuhan booster pertusis pada usia remaja dan dewasa menjadi perhatian para peneliti. Tujuan. Mengetahui proporsi seroproteksi dan rerata kadar antibodi anti-pertusis pada anak usia 6-7 tahun di Jakarta, baik yang mendapatkan vaksinasi dasar DTP (3 kali) maupun yang mendapatkan vaksinasi dasar dan ulangan (lebih dari 3 kali). Metode. Uji potong lintang deskriptif dilakukan di enam sekolah dasar di Jakarta selama Mei-Juli 2010. Subjek adalah anak usia 6-7 tahun (siswa SD kelas 1) yang telah mendapatkan vaksinasi DTP 3 kali atau lebih. Pada setiap subjek dilakukan pemeriksaan kadar antibodi anti-pertusis. Hasil. Subjek 75 orang anak, 38 lelaki dan 37 perempuan diikutsertakan dalam penelitian, rerata usia (6,2+0,41) tahun. Sebagian besar subjek (68%) memiliki status gizi baik dan 1 subjek (1,3%) dengan gizi buruk. Tiga puluh delapan (50,7%) subjek dengan riwayat vaksinasi DTP sebanyak 3 kali, 31 (41,3%) subjek dengan riwayat vaksinasi 4 kali, dan 6 (8%) subjek dengan riwayat vaksinasi 5 kali. Didapatkan proporsi antibodi antipertusis dengan seropositif 56%. Seroproteksi antibodi anti-pertusis pada subjek yang mendapatkan vaksinasi DTP 3 kali adalah 50%, pada subjek dengan riwayat vaksinasi 4 kali 54,8% dan pada subjek dengan riwayat vaksinasi 5 kali 100%. Rentang kadar antibodi anti-pertusis (0-1437,2) EU/mL. Nilai median seroproteksi antibodi anti-pertusis pada subjek dengan riwayat vaksinasi DTP 3 kali adalah 43,6 EU/mL, riwayat vaksinasi 4 kali 104 EU/mL, dan riwayat vaksinasi 5 kali 104,9 EU/mL. Kesimpulan. Kekebalan yang didapat dari vaksinasi tidak dapat bertahan lama, sehingga diperlukan pemberian vaksinasi ulangan (booster), baik pada usia 18-24 bulan dan usia sekolah (SD kelas 1). Selain itu juga perlu dipertimbangkan pemberian booster pada usia remaja.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/453pertusisvaksinasi DTPseroproteksibooster |
spellingShingle | Runi Deasiyanti Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta Sari Pediatri pertusis vaksinasi DTP seroproteksi booster |
title | Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta |
title_full | Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta |
title_fullStr | Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta |
title_full_unstemmed | Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta |
title_short | Seroproteksi Antibodi Anti-pertusis pada anak usia 6 - 7 Tahun dengan Riwayat Vaksinasi DTP Dasar Lengkap dan Ulangan di Sekolah Dasar di Jakarta |
title_sort | seroproteksi antibodi anti pertusis pada anak usia 6 7 tahun dengan riwayat vaksinasi dtp dasar lengkap dan ulangan di sekolah dasar di jakarta |
topic | pertusis vaksinasi DTP seroproteksi booster |
url | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/453 |
work_keys_str_mv | AT runideasiyanti seroproteksiantibodiantipertusispadaanakusia67tahundenganriwayatvaksinasidtpdasarlengkapdanulangandisekolahdasardijakarta |