Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor
Salah satu arah kebijakan pembangunan nasional di bidang ekonomi yang didasarkan pada visi dan misi GBHN 1999-2004 adalah “memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi, agar efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-lua...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Islam Indonesia
2009-08-01
|
Series: | Jurnal Siasat Bisnis |
Online Access: | https://jurnal.uii.ac.id/JSB/article/view/1011 |
_version_ | 1811344823701995520 |
---|---|
author | Suparyadi Suparyadi |
author_facet | Suparyadi Suparyadi |
author_sort | Suparyadi Suparyadi |
collection | DOAJ |
description | Salah satu arah kebijakan pembangunan nasional di bidang ekonomi yang didasarkan pada visi dan misi GBHN 1999-2004 adalah “memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi, agar efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya, pemberian bantuan fasilitas dari negara antara lain dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, teknologi, permodalan”. Kalimat ini begitu menyejukkan dan memberi harapan nan indah bagi para pengusaha kecil dan menengah bahwa mereka akan segera terbebas dari lilitan masalah kehidupan ekonomi yang serba kecil, terpuruk dan berada di ambang kebangkrutan, bahkan sebagian di antara mereka sudah ambruk dan tidak bisa bangkit lagi.
Masa berlakunya ketetapan MPR, NOMOR IV/MPR/1999 Tanggal 21 Oktober 1999 tentang GBHN 1999-2004 hampir habis, tetapi kondisi IKGMT di Kabupaten Kediri hampir tidak berubah, kecuali jumlahnya yang makin menyusut yaitu ketika tahun 2000 masih sebanyak 415 unit, kini tingal 38 persen. Nasib IKGMT di Kabupaten Kediri seperti anak tiri dan mungkin hal ini juga dialami oleh UKM di seluruh negeri tercinta ini. Iklim usaha tetap tidak kondusif, bantuan pendidikan dan pelatihan kurang dari 2 persen kebutuhan. Bantuan permodalan? Klasik, mereka terhadang persyaratan teknis perbankan.
Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran pemecahan masalah dari aspek teknis bisnis, terutama bagaimana membangun keunggulan bersaing IKGMT agar mereka eksis dalam persaingan yang makin ketat. Namun ini semua tidak akan bermakna apa-apa tanpa dukungan pihak-pihak terkait, termasuk dunia perbankan, terutama peran aktif pemerintah selaku pemegang otoritas kebijakan publik.
Key Words : Kreativitas, Inovasi, Konsistensi
|
first_indexed | 2024-04-13T19:52:49Z |
format | Article |
id | doaj.art-88d5a04a9c204e3eb76a3992d6334c73 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0853-7666 2528-7001 |
language | English |
last_indexed | 2024-04-13T19:52:49Z |
publishDate | 2009-08-01 |
publisher | Universitas Islam Indonesia |
record_format | Article |
series | Jurnal Siasat Bisnis |
spelling | doaj.art-88d5a04a9c204e3eb76a3992d6334c732022-12-22T02:32:26ZengUniversitas Islam IndonesiaJurnal Siasat Bisnis0853-76662528-70012009-08-0128Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar EksporSuparyadi SuparyadiSalah satu arah kebijakan pembangunan nasional di bidang ekonomi yang didasarkan pada visi dan misi GBHN 1999-2004 adalah “memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi, agar efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya, pemberian bantuan fasilitas dari negara antara lain dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, teknologi, permodalan”. Kalimat ini begitu menyejukkan dan memberi harapan nan indah bagi para pengusaha kecil dan menengah bahwa mereka akan segera terbebas dari lilitan masalah kehidupan ekonomi yang serba kecil, terpuruk dan berada di ambang kebangkrutan, bahkan sebagian di antara mereka sudah ambruk dan tidak bisa bangkit lagi. Masa berlakunya ketetapan MPR, NOMOR IV/MPR/1999 Tanggal 21 Oktober 1999 tentang GBHN 1999-2004 hampir habis, tetapi kondisi IKGMT di Kabupaten Kediri hampir tidak berubah, kecuali jumlahnya yang makin menyusut yaitu ketika tahun 2000 masih sebanyak 415 unit, kini tingal 38 persen. Nasib IKGMT di Kabupaten Kediri seperti anak tiri dan mungkin hal ini juga dialami oleh UKM di seluruh negeri tercinta ini. Iklim usaha tetap tidak kondusif, bantuan pendidikan dan pelatihan kurang dari 2 persen kebutuhan. Bantuan permodalan? Klasik, mereka terhadang persyaratan teknis perbankan. Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran pemecahan masalah dari aspek teknis bisnis, terutama bagaimana membangun keunggulan bersaing IKGMT agar mereka eksis dalam persaingan yang makin ketat. Namun ini semua tidak akan bermakna apa-apa tanpa dukungan pihak-pihak terkait, termasuk dunia perbankan, terutama peran aktif pemerintah selaku pemegang otoritas kebijakan publik. Key Words : Kreativitas, Inovasi, Konsistensi https://jurnal.uii.ac.id/JSB/article/view/1011 |
spellingShingle | Suparyadi Suparyadi Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor Jurnal Siasat Bisnis |
title | Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor |
title_full | Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor |
title_fullStr | Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor |
title_full_unstemmed | Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor |
title_short | Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT): Kiat Bersaing di Pasar Ekspor |
title_sort | membangun keunggulan bersaing industri kecil gula merah tebu ikgmt kiat bersaing di pasar ekspor |
url | https://jurnal.uii.ac.id/JSB/article/view/1011 |
work_keys_str_mv | AT suparyadisuparyadi membangunkeunggulanbersaingindustrikecilgulamerahtebuikgmtkiatbersaingdipasarekspor |