1 NASKAH AJARAN ISLAM DALAM PENCAK SILAT AMENG TIMBANGAN

Abstrak Pencak silat aliran Timbangan merupakan buah dari ajaran Islam yang bersumber pada naskah Timbangan yang ditulis oleh R. Moezni Anggakoesoemah pada tahun 1920-an. Masyarakat Jawa Barat, khususnya pecinta bela diri pencak silat, lebih mengenal Ameng Timbangan sebagai bela diri ketimbang sebu...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Agus Heryana
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013-06-01
Series:Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
Subjects:
Online Access:http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/136
Description
Summary:Abstrak Pencak silat aliran Timbangan merupakan buah dari ajaran Islam yang bersumber pada naskah Timbangan yang ditulis oleh R. Moezni Anggakoesoemah pada tahun 1920-an. Masyarakat Jawa Barat, khususnya pecinta bela diri pencak silat, lebih mengenal Ameng Timbangan sebagai bela diri ketimbang sebuah ajaran mengenai pokok-pokok agama Islam. Padahal sesungguhnya Ameng Timbangan bukan tujuan akhir dari seorang penganut ajaran Timbangan. Ajaran Timbangan terdapat dalam teks naskah yang terdiri atas 3 bagian, yaitu (1) Gurinda alam majaji (Guaroma), (2) Iman Bener anu jadi Tetengger Allah Ta’ala (Ibtat); (3) Syareat Tarekat Hakekat Marifat (Syatahama). Keistimewaan naskah ini adalah tidak menguraikan sedikit pun mengenai gerak pencak silat. Bahkan sebaliknya mewajibkan para penganutnya untuk berakhlak mulia sebagai buah pemahaman teksnya. Guna mengetahui ajaran Timbangan yang terdapat dalam teks naskah digunakan metode analisis isi dengan mengacu pada jenis penelitian deskripsi. Diharapkan tulisan ini dapat memberi pencerahan sekaligus menjawab pertanyaan mengapa Ameng Timbangan sangat melarang merusak atau menyakiti lawan, dan mengapa tidak pula mempunyai jurus-jurus, baik menyerang maupun bertahan.   Abstract Pencak silat (a kind of Indonesia’s traditional martial art) of Timbangan is a result of Islamic teachings based on the manuscript of Timbangan written by R. Moezni Anggakoesoemah in 1920s. It is known better as martial art rather than as moral teachings. The teachings of Timbangan consist of three parts: (1) Gurinda alam majaji (Guaroma), (2) Iman Bener anu jadi Tetengger Allah Ta’ala (Ibtat); (3) Syareat Tarekat Hakekat Marifat (Syatahama). The author has analysed the content of the manuscript to study moral teachings of Timbangan. Hopefully, the research would give insight and answer the question of why it is forbidden in Ameng Timbangan to destroy or hurt the enemies and why there is no defence or attack movements in this martial art.
ISSN:2085-9937
2598-1242