Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an

Dalam al-Quran kata “Tuhan” dipakai untuk sebutan tuhan selain Allah, seperti menyebut berhala, hawa nafsu, dan dewa. Namun kata “Allah” adalah sebutan khusus dan tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya, kerena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang berhak menyandang nama tersebut,...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Syafieh, Syafieh
Format: Article
Language:Arabic
Published: Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Langsa 2017-01-01
Series:Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Subjects:
Online Access:https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/tibyan/article/view/40
_version_ 1818872605232332800
author Syafieh, Syafieh
author_facet Syafieh, Syafieh
author_sort Syafieh, Syafieh
collection DOAJ
description Dalam al-Quran kata “Tuhan” dipakai untuk sebutan tuhan selain Allah, seperti menyebut berhala, hawa nafsu, dan dewa. Namun kata “Allah” adalah sebutan khusus dan tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya, kerena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang berhak menyandang nama tersebut, selain-Nya tidak ada, bahkan tidak boleh. Hanya Dia juga yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan mutlak, sebagaimana tidak ada nama yang lebih agung dari nama-Nya itu. Keesaan Allah dapat dibuktikan  dengan tiga bagian pokok, yaitu : kenyataan wujud yang tampak, rasa yang terdapat dalam jiwa manusia, dan dalil-dalil logika. Kenyataan wujud yang tampak al-Quran menggunakan seluruh wujud sebagai bukti,  khususnya  keberadaan  alam  raya  ini dengan segala isinya. Secara logis hanya ada satu Tuhan.  Apabila Tuhan lebih dari satu maka hanya satu saja yang tampil sebagai yang pertama, dan juga  seandainya ada dua pencipta, maka akan  kacau  ciptaan,  karena  jika  masing-masing pencipta menghendaki  sesuatu  yang tidak dikehendaki oleh yang lain, maka kalau keduanya berkuasa, ciptaan pun  akan  kacau  atau tidak  akan mewujud; kalau salah satu mengalahkan yang lain, maka yang kalah  bukan  Tuhan;  dan  apabila  mereka  berdua bersepakat, maka itu merupakan bukti kebutuhan dan kelemahan mereka, sehingga keduanya bukan Tuhan,  karena  Tuhan  tidak mungkin membutuhkan sesuatu atau lemah atas sesuatu.
first_indexed 2024-12-19T12:41:28Z
format Article
id doaj.art-8d301928edf042a58a19fe0afdc2da0e
institution Directory Open Access Journal
issn 2442-594X
2579-5708
language Arabic
last_indexed 2024-12-19T12:41:28Z
publishDate 2017-01-01
publisher Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Langsa
record_format Article
series Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir
spelling doaj.art-8d301928edf042a58a19fe0afdc2da0e2022-12-21T20:20:57ZaraProdi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN LangsaJurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir2442-594X2579-57082017-01-011110.32505/at-tibyan.v1i1.40Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'anSyafieh, Syafieh0IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, AcehDalam al-Quran kata “Tuhan” dipakai untuk sebutan tuhan selain Allah, seperti menyebut berhala, hawa nafsu, dan dewa. Namun kata “Allah” adalah sebutan khusus dan tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya, kerena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang berhak menyandang nama tersebut, selain-Nya tidak ada, bahkan tidak boleh. Hanya Dia juga yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan mutlak, sebagaimana tidak ada nama yang lebih agung dari nama-Nya itu. Keesaan Allah dapat dibuktikan  dengan tiga bagian pokok, yaitu : kenyataan wujud yang tampak, rasa yang terdapat dalam jiwa manusia, dan dalil-dalil logika. Kenyataan wujud yang tampak al-Quran menggunakan seluruh wujud sebagai bukti,  khususnya  keberadaan  alam  raya  ini dengan segala isinya. Secara logis hanya ada satu Tuhan.  Apabila Tuhan lebih dari satu maka hanya satu saja yang tampil sebagai yang pertama, dan juga  seandainya ada dua pencipta, maka akan  kacau  ciptaan,  karena  jika  masing-masing pencipta menghendaki  sesuatu  yang tidak dikehendaki oleh yang lain, maka kalau keduanya berkuasa, ciptaan pun  akan  kacau  atau tidak  akan mewujud; kalau salah satu mengalahkan yang lain, maka yang kalah  bukan  Tuhan;  dan  apabila  mereka  berdua bersepakat, maka itu merupakan bukti kebutuhan dan kelemahan mereka, sehingga keduanya bukan Tuhan,  karena  Tuhan  tidak mungkin membutuhkan sesuatu atau lemah atas sesuatu.https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/tibyan/article/view/40TuhanAllahAl-Quran
spellingShingle Syafieh, Syafieh
Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Tuhan
Allah
Al-Quran
title Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an
title_full Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an
title_fullStr Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an
title_full_unstemmed Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an
title_short Tuhan dalam Perspektif Al-Qur'an
title_sort tuhan dalam perspektif al qur an
topic Tuhan
Allah
Al-Quran
url https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/tibyan/article/view/40
work_keys_str_mv AT syafiehsyafieh tuhandalamperspektifalquran