MODEL PENDIDIKAN KADER DA’I MOHAMMAD NATSIR

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan realitas dan model pendidikan kader da’i yang telah dilakukan oleh Mohammad Natsir. Metode Penelitian: Sebagai studi tentang sejarah intelektual mengenai pemikiran dan gerakan seorang tokoh Islam, pendekatan yang digunakan adalah cara h...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: UJANG HABIBI
Format: Article
Language:English
Published: Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam 2018-08-01
Series:Jurnal Da'wah
Subjects:
Online Access:https://jurnal-stidnatsir.ac.id/index.php/dakwah/article/view/9
Description
Summary:Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan realitas dan model pendidikan kader da’i yang telah dilakukan oleh Mohammad Natsir. Metode Penelitian: Sebagai studi tentang sejarah intelektual mengenai pemikiran dan gerakan seorang tokoh Islam, pendekatan yang digunakan adalah cara historis dan sosiologis yang diperoleh melalui studi pustaka (library research). Hasil Penelitian: Penelitian ini merupakan hasil penelitian kualitatif tentang Model Pendidikan Kader da’i Mohammad Natsir. Dari hasil penelitian tentang Model Pendidikan pengajar Mohammad Natsir diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: Pertama, Pendidikan kader da’i oleh M. Natsir adalah sebuah kebutuhan, hal ini telah ditunjukkan dengan mengirimkan anak-anak ideologis / bukan anak biologis untuk belajar ke Timur Tengah terutama ke Arab Saudi dalam upaya melengkapi diri untuk menjadi pengkhotbah yang diharapkan ikut ambil bagian untuk membimbing orang dan bangsa. Kedua, Model Pendidikan Kader Da’i Mohammad Natsir mengandung setidaknya tiga elemen utama yaitu tujuan pendidikan, program dan proses. Pada elemen tujuan, semua keterlibatan M. Natsir baik dalam pendidikan atau dalam bentuk lain, harus bertujuan untuk berda’wah menegakkan hukum Islam. Pada unsur program, pendidikan kader da’i yang dilakukan oleh M. Natsir tidak sepenuhnya dalam bentuk pendidikan formal, bahkan dilaksanakan melalui nonformal. Sementara elemen dari proses, M. Natsir langsung memberikan tugas kepada kadernya. Jika tugas yang telah ia berikan dapat terlaksana dengan baik, maka ia akan memberikan tugas tambahan semacam itu, dan seterusnya agar para kader tersebut matang dalam melaksanakan dan melakukan tugasnya.
ISSN:2085-4536