Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara

Mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2008, sejak tanggal 24 Juni 2008 Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) mulai berdiri sendiri sebagai kabupaten dan terpisah dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pada dasarnya wilayah pemekaran memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Regan Leonardus Kaswanto, Ruth Mevianna Aurora, Doni Yusri, Sofyan Sjaf
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Diponegoro University 2021-04-01
Series:Jurnal Ilmu Lingkungan
Subjects:
Online Access:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/36641
_version_ 1818719078831882240
author Regan Leonardus Kaswanto
Ruth Mevianna Aurora
Doni Yusri
Sofyan Sjaf
author_facet Regan Leonardus Kaswanto
Ruth Mevianna Aurora
Doni Yusri
Sofyan Sjaf
author_sort Regan Leonardus Kaswanto
collection DOAJ
description Mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2008, sejak tanggal 24 Juni 2008 Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) mulai berdiri sendiri sebagai kabupaten dan terpisah dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pada dasarnya wilayah pemekaran memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data BPS tahun 2019, sektor unggulan dan mata pencaharian di Kabupaten Labura adalah pertanian. Akan tetapi seiring berjalannya waktu usaha pertanian semakin menurun. Hal ini terjadi diduga karena perubahan tutupan lahan. Secara geografis pemekaran wilayah akan mempengaruhi perubahan tutupan penggunaan lahan. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi perlu dilakukan analisis tutupan lahan tahun 2010-2019, kurang lebih 10 tahun setelah masa pemekaran terjadi. Analisis tutupan lahan satu dekade ini dilakukan menggunakan Citra Landsat yang diolah melalui metode klasifikasi penggunaan dan perubahan lahan. Hasilnya Kabupaten Labura mengalami perubahan yang relatif lambat. Perkebunan karet dan sawit mengalami perluasan lahan yang besar sedangkan hutan mangrove berubah fungsi dominan menjadi perkebunan. Sementara lahan terbuka mengalami perubahan terkecil yang juga mengarah ke perkebunan. Setelah dilakukan analisis tutupan lahan, dilakukan Seleksi Bivariat dengan menggunakan metode Logistic Regression Analysis (LRA) untuk mendapatkan faktor pendorong perubahan. Ada 7 variabel yang diduga mempengaruhi perubahan yaitu 1) jenis tanah, 2) kemiringan lereng, 3) curah hujan, 4) jumlah penduduk, 5) kepadatan penduduk, 6) jarak dari pusat kecamatan, dan 7) jarak dengan jalan utama. Hasil analisis menunjukan 6 variabel mempengaruhi dan hanya 1 variabel yakni curah hujan yang tidak mempengaruhi. Nilai positif pengaruh terbesar adalah jenis tanah. Semakin subur tanah maka perubahan semakin cepat terjadi. Nilai negatif pengaruh terbesar adalah jarak dari pusat kota yaitu kecamatan. Semakin jauh jarak dengan pusat kota, perubahan semakin cepat terjadi. Hal ini terjadi karena perkebunan dan pertanian yang lebih banyak mengalami perubahan berada jauh dari pusat pemukiman kecamatanan. Rekomendasi berupa perlunya zonasi tata ruang dan pengawasan alih fungsi lahan.
first_indexed 2024-12-17T20:01:14Z
format Article
id doaj.art-8e98a5c63dc34d0cbc8629848aa11a25
institution Directory Open Access Journal
issn 1829-8907
language Indonesian
last_indexed 2024-12-17T20:01:14Z
publishDate 2021-04-01
publisher Diponegoro University
record_format Article
series Jurnal Ilmu Lingkungan
spelling doaj.art-8e98a5c63dc34d0cbc8629848aa11a252022-12-21T21:34:28ZindDiponegoro UniversityJurnal Ilmu Lingkungan1829-89072021-04-0119110711610.14710/jil.19.1.107-11618380Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu UtaraRegan Leonardus Kaswanto0https://orcid.org/0000-0001-6036-9799Ruth Mevianna Aurora1Doni Yusri2Sofyan Sjaf3IPB University, IndonesiaIPB University, IndonesiaIPB University, IndonesiaIPB University, IndonesiaMengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2008, sejak tanggal 24 Juni 2008 Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) mulai berdiri sendiri sebagai kabupaten dan terpisah dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pada dasarnya wilayah pemekaran memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data BPS tahun 2019, sektor unggulan dan mata pencaharian di Kabupaten Labura adalah pertanian. Akan tetapi seiring berjalannya waktu usaha pertanian semakin menurun. Hal ini terjadi diduga karena perubahan tutupan lahan. Secara geografis pemekaran wilayah akan mempengaruhi perubahan tutupan penggunaan lahan. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi perlu dilakukan analisis tutupan lahan tahun 2010-2019, kurang lebih 10 tahun setelah masa pemekaran terjadi. Analisis tutupan lahan satu dekade ini dilakukan menggunakan Citra Landsat yang diolah melalui metode klasifikasi penggunaan dan perubahan lahan. Hasilnya Kabupaten Labura mengalami perubahan yang relatif lambat. Perkebunan karet dan sawit mengalami perluasan lahan yang besar sedangkan hutan mangrove berubah fungsi dominan menjadi perkebunan. Sementara lahan terbuka mengalami perubahan terkecil yang juga mengarah ke perkebunan. Setelah dilakukan analisis tutupan lahan, dilakukan Seleksi Bivariat dengan menggunakan metode Logistic Regression Analysis (LRA) untuk mendapatkan faktor pendorong perubahan. Ada 7 variabel yang diduga mempengaruhi perubahan yaitu 1) jenis tanah, 2) kemiringan lereng, 3) curah hujan, 4) jumlah penduduk, 5) kepadatan penduduk, 6) jarak dari pusat kecamatan, dan 7) jarak dengan jalan utama. Hasil analisis menunjukan 6 variabel mempengaruhi dan hanya 1 variabel yakni curah hujan yang tidak mempengaruhi. Nilai positif pengaruh terbesar adalah jenis tanah. Semakin subur tanah maka perubahan semakin cepat terjadi. Nilai negatif pengaruh terbesar adalah jarak dari pusat kota yaitu kecamatan. Semakin jauh jarak dengan pusat kota, perubahan semakin cepat terjadi. Hal ini terjadi karena perkebunan dan pertanian yang lebih banyak mengalami perubahan berada jauh dari pusat pemukiman kecamatanan. Rekomendasi berupa perlunya zonasi tata ruang dan pengawasan alih fungsi lahan.https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/36641analisis spasial, klasifikasi penggunaan lahan, pemekaran wilayah, peningkatan lahan perkebunan, perubahan lahan
spellingShingle Regan Leonardus Kaswanto
Ruth Mevianna Aurora
Doni Yusri
Sofyan Sjaf
Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara
Jurnal Ilmu Lingkungan
analisis spasial, klasifikasi penggunaan lahan, pemekaran wilayah, peningkatan lahan perkebunan, perubahan lahan
title Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara
title_full Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara
title_fullStr Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara
title_full_unstemmed Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara
title_short Analisis Faktor Pendorong Perubahan Tutupan Lahan selama Satu Dekade di Kabupaten Labuhanbatu Utara
title_sort analisis faktor pendorong perubahan tutupan lahan selama satu dekade di kabupaten labuhanbatu utara
topic analisis spasial, klasifikasi penggunaan lahan, pemekaran wilayah, peningkatan lahan perkebunan, perubahan lahan
url https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/36641
work_keys_str_mv AT reganleonarduskaswanto analisisfaktorpendorongperubahantutupanlahanselamasatudekadedikabupatenlabuhanbatuutara
AT ruthmeviannaaurora analisisfaktorpendorongperubahantutupanlahanselamasatudekadedikabupatenlabuhanbatuutara
AT doniyusri analisisfaktorpendorongperubahantutupanlahanselamasatudekadedikabupatenlabuhanbatuutara
AT sofyansjaf analisisfaktorpendorongperubahantutupanlahanselamasatudekadedikabupatenlabuhanbatuutara