PEMANENAN GETAH PINUS MENGGUNAKAN TIGA CARA PENYADAPAN

Getah pinus merupakan salah satu komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang cukup potensial dan Indonesia menduduki peringkat ke 3 di dunia setelah Cina dan Brazil. Peluang pasar gondorukem yang potensial tersebut mendorong pengelola hutan untuk meningkatkan produksi getah pinus. Tulisan ini bertuj...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Sukadaryati Sukadaryati
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Forest Product Research and Development Center 2014-03-01
Series:Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)
Subjects:
Online Access:http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/420
Description
Summary:Getah pinus merupakan salah satu komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang cukup potensial dan Indonesia menduduki peringkat ke 3 di dunia setelah Cina dan Brazil. Peluang pasar gondorukem yang potensial tersebut mendorong pengelola hutan untuk meningkatkan produksi getah pinus. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pemanenan getah pinus dengan menggunakan tiga cara penyadapan. Cara penyadapan yang digunakan tergantung alat sadap yang dipakai, yaitu mujitech, bor dan kedukul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi getah pinus paling banyak dihasilkan dari cara penyadapan kedukul yaitu sebesar 18,0 g/quare/pengunduhan.Berdasarkan pengamatan visual, getah yang dihasilkan dengan cara penyadapan bor lebih bersih dibandingkan teknik mujitech dan kedukul. Kadar pengotor dalam getah pinus yang dihasilkan dengan cara penyadapan bor rata-rata sebesar 4%. Namun demikian penyadapan dengan cara bor tidak disukai petani penyadap karena kurang efektif. Umumnya penerapan cara penyadapan pinus di suatu lokasi dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat yang sudah berlaku secara turun temurun. Kebiasaan tersebut tidak mudah diubah meskipun sistem sadapan yang baru menghasilkan produksi getah lebih banyak.
ISSN:0216-4329
2442-8957