Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual
Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya sistem desentralisasi pengeloaan sumber daya hutan termasuk pengeloaan hutan konservasi. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional, pemerintah mengeluarkan PP No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan K...
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Centre for Social Research and Development, Economics, Policy and Climate Change
2015-05-01
|
Series: | Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/668 |
_version_ | 1817994825374367744 |
---|---|
author | Edi H.S Sulistyo Sambas Basuni Arif Satria Aceng Hidayat |
author_facet | Edi H.S Sulistyo Sambas Basuni Arif Satria Aceng Hidayat |
author_sort | Edi H.S Sulistyo |
collection | DOAJ |
description | Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya sistem desentralisasi pengeloaan sumber daya hutan termasuk pengeloaan hutan konservasi. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional, pemerintah mengeluarkan PP No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA. Dalam PP ini di antaranya diatur tentang pemberian akses kepada masyarakat setempat untuk memanfaatkan sumber daya Taman Nasional (TN). Kajian ini bertujuan untuk : 1) analisis desentralisasi pengelolaan TN dengan mencermati dimensi hak kepemilikan yang diberikan kepada masyarakat setempat yang diatur dalam PP No. 28 tahun 2011; 2) porsi kekuasaan yang diberikan dari pemerintah pusat kepada masyarakat setempat dan 3)mengetahui desentralisasi pemanfaatan sumber daya kawasan konservasi di India dan Nepal yang berguna bagi langkah-langkah Indonesia ke depan. Pemanfaatan tradisional di zona tradisional disebut sebagai bentuk desentralisasi, sedangkan tingkatan hak yang dapat diberikan kepada masyarakat setempat di zona tradisional adalah proprietors. Pelajaran yang dapat dipetik dari pelaksanaan desentralisasi di India dan Nepal adalah bahwa pemberian hak yang terbatas yaitu access dan withdrawal saja tidak dapat memperbaiki kondisi sumber daya dan juga tidak dapat memperbaiki hubungan antara pemerintah dengan masyarakat setempat. |
first_indexed | 2024-04-14T01:57:17Z |
format | Article |
id | doaj.art-9081baa6700445b79800859ce97ed8f0 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0216-0897 2502-6267 |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-04-14T01:57:17Z |
publishDate | 2015-05-01 |
publisher | Centre for Social Research and Development, Economics, Policy and Climate Change |
record_format | Article |
series | Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan |
spelling | doaj.art-9081baa6700445b79800859ce97ed8f02022-12-22T02:18:59ZindCentre for Social Research and Development, Economics, Policy and Climate ChangeJurnal Analisis Kebijakan Kehutanan0216-08972502-62672015-05-0111322523710.20886/jakk.2014.11.3.225-237645Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran KonseptualEdi H.S Sulistyo0Sambas Basuni1Arif Satria2Aceng Hidayat3Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian BogorDepartemen Konservasi Sumberdaya dan Ekowisata, Institut Pertanian BogorFakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian BogorDepartemen Ekonomi Sumber Daya Lingkungan, Institut Pertanian BogorPemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya sistem desentralisasi pengeloaan sumber daya hutan termasuk pengeloaan hutan konservasi. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional, pemerintah mengeluarkan PP No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA. Dalam PP ini di antaranya diatur tentang pemberian akses kepada masyarakat setempat untuk memanfaatkan sumber daya Taman Nasional (TN). Kajian ini bertujuan untuk : 1) analisis desentralisasi pengelolaan TN dengan mencermati dimensi hak kepemilikan yang diberikan kepada masyarakat setempat yang diatur dalam PP No. 28 tahun 2011; 2) porsi kekuasaan yang diberikan dari pemerintah pusat kepada masyarakat setempat dan 3)mengetahui desentralisasi pemanfaatan sumber daya kawasan konservasi di India dan Nepal yang berguna bagi langkah-langkah Indonesia ke depan. Pemanfaatan tradisional di zona tradisional disebut sebagai bentuk desentralisasi, sedangkan tingkatan hak yang dapat diberikan kepada masyarakat setempat di zona tradisional adalah proprietors. Pelajaran yang dapat dipetik dari pelaksanaan desentralisasi di India dan Nepal adalah bahwa pemberian hak yang terbatas yaitu access dan withdrawal saja tidak dapat memperbaiki kondisi sumber daya dan juga tidak dapat memperbaiki hubungan antara pemerintah dengan masyarakat setempat.http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/668Desentralisasi, taman nasional, pemanfaatan tradisional, masyarakat setempat, hak kepemilikan |
spellingShingle | Edi H.S Sulistyo Sambas Basuni Arif Satria Aceng Hidayat Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Desentralisasi, taman nasional, pemanfaatan tradisional, masyarakat setempat, hak kepemilikan |
title | Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual |
title_full | Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual |
title_fullStr | Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual |
title_full_unstemmed | Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual |
title_short | Zona Tradisional Wujud Desentralisasi Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia: Pemikiran Konseptual |
title_sort | zona tradisional wujud desentralisasi pengelolaan taman nasional di indonesia pemikiran konseptual |
topic | Desentralisasi, taman nasional, pemanfaatan tradisional, masyarakat setempat, hak kepemilikan |
url | http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/668 |
work_keys_str_mv | AT edihssulistyo zonatradisionalwujuddesentralisasipengelolaantamannasionaldiindonesiapemikirankonseptual AT sambasbasuni zonatradisionalwujuddesentralisasipengelolaantamannasionaldiindonesiapemikirankonseptual AT arifsatria zonatradisionalwujuddesentralisasipengelolaantamannasionaldiindonesiapemikirankonseptual AT acenghidayat zonatradisionalwujuddesentralisasipengelolaantamannasionaldiindonesiapemikirankonseptual |