DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH

Halitosis atau bau mulut merupakan suatu kondisi yang bisa berdampak terhadap sosial seseorang dan sekitar 25% penduduk dunia mengalami halitosis. Penyebab halitosis 87% berasal dari rongga mulut dan 13 % dari ekstra oral. Sinusitis merupakan salah satu penyebab halitosis karena pada sinusitis terja...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sunnati Sunnati, Zulfan M. Alibasyah, Fikri Rozan
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Syiah Kuala 2021-02-01
Series:Cakradonya Dental Journal
Subjects:
Online Access:https://jurnal.usk.ac.id/CDJ/article/view/20918
_version_ 1827196900910039040
author Sunnati Sunnati
Zulfan M. Alibasyah
Fikri Rozan
author_facet Sunnati Sunnati
Zulfan M. Alibasyah
Fikri Rozan
author_sort Sunnati Sunnati
collection DOAJ
description Halitosis atau bau mulut merupakan suatu kondisi yang bisa berdampak terhadap sosial seseorang dan sekitar 25% penduduk dunia mengalami halitosis. Penyebab halitosis 87% berasal dari rongga mulut dan 13 % dari ekstra oral. Sinusitis merupakan salah satu penyebab halitosis karena pada sinusitis terjadi aliran lendir melalui nasofaring serta merupakan media bagi bakteri untuk menghasilkan Volatile Sulphur Compound (VSC). Keadaan penyakit hidung obstruktif seperti sinusitis dapat menyebabkan bernafas melalui mulut sehingga menimbulkan serostomia yang dapat meningkatkan jumlah plak pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi halitosis pada pasien sinusitis di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional, yang dilakukan terhadap 25 pasien sinusitis yang berobat di poli THT RSUD Meuraxa Banda Aceh. Pemeriksaan halitosis dilakukan dengan Breath Checker. Metode pengambilan subjek dilakukan dengan cara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan 96% pasien sinusitis mengalami halitosis. Pada pasien sinusitis akut, skor halitosis yang dominan adalah 1 dan 2 sedangkan pada sinusitis kronik skor halitosis yang dominan adalah 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan 68% pasien sinusitis memiliki tingkat kebersihan rongga mulut yang sedang dan 32% memiliki tingkat kebersihan rongga mulut yang buruk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 96% pasien sinusitis mengalami halitosis dan pada sinusitis kronik memiliki skor halitosis yang dominan lebih tinggi dibandingkan sinusitis akut.
first_indexed 2024-03-08T04:11:44Z
format Article
id doaj.art-91ddacf8f4524059b7ba13f88c545a86
institution Directory Open Access Journal
issn 2085-546X
2622-4720
language English
last_indexed 2025-03-21T09:52:35Z
publishDate 2021-02-01
publisher Universitas Syiah Kuala
record_format Article
series Cakradonya Dental Journal
spelling doaj.art-91ddacf8f4524059b7ba13f88c545a862024-07-05T19:36:28ZengUniversitas Syiah KualaCakradonya Dental Journal2085-546X2622-47202021-02-0113171310.24815/cdj.v13i1.2091812669DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEHSunnati Sunnati0Zulfan M. Alibasyah1Fikri Rozan2Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah KualaFakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah KualaFakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah KualaHalitosis atau bau mulut merupakan suatu kondisi yang bisa berdampak terhadap sosial seseorang dan sekitar 25% penduduk dunia mengalami halitosis. Penyebab halitosis 87% berasal dari rongga mulut dan 13 % dari ekstra oral. Sinusitis merupakan salah satu penyebab halitosis karena pada sinusitis terjadi aliran lendir melalui nasofaring serta merupakan media bagi bakteri untuk menghasilkan Volatile Sulphur Compound (VSC). Keadaan penyakit hidung obstruktif seperti sinusitis dapat menyebabkan bernafas melalui mulut sehingga menimbulkan serostomia yang dapat meningkatkan jumlah plak pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi halitosis pada pasien sinusitis di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional, yang dilakukan terhadap 25 pasien sinusitis yang berobat di poli THT RSUD Meuraxa Banda Aceh. Pemeriksaan halitosis dilakukan dengan Breath Checker. Metode pengambilan subjek dilakukan dengan cara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan 96% pasien sinusitis mengalami halitosis. Pada pasien sinusitis akut, skor halitosis yang dominan adalah 1 dan 2 sedangkan pada sinusitis kronik skor halitosis yang dominan adalah 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan 68% pasien sinusitis memiliki tingkat kebersihan rongga mulut yang sedang dan 32% memiliki tingkat kebersihan rongga mulut yang buruk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 96% pasien sinusitis mengalami halitosis dan pada sinusitis kronik memiliki skor halitosis yang dominan lebih tinggi dibandingkan sinusitis akut.https://jurnal.usk.ac.id/CDJ/article/view/20918sinusitishalitosiskebersihan rongga mulut
spellingShingle Sunnati Sunnati
Zulfan M. Alibasyah
Fikri Rozan
DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH
Cakradonya Dental Journal
sinusitis
halitosis
kebersihan rongga mulut
title DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH
title_full DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH
title_fullStr DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH
title_full_unstemmed DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH
title_short DISTRIBUSI FREKUENSI HALITOSIS PADA PASIEN SINUSITIS DI RSUD MEURAXA BANDA ACEH
title_sort distribusi frekuensi halitosis pada pasien sinusitis di rsud meuraxa banda aceh
topic sinusitis
halitosis
kebersihan rongga mulut
url https://jurnal.usk.ac.id/CDJ/article/view/20918
work_keys_str_mv AT sunnatisunnati distribusifrekuensihalitosispadapasiensinusitisdirsudmeuraxabandaaceh
AT zulfanmalibasyah distribusifrekuensihalitosispadapasiensinusitisdirsudmeuraxabandaaceh
AT fikrirozan distribusifrekuensihalitosispadapasiensinusitisdirsudmeuraxabandaaceh