FAKTOR RISIKO STUNTING DI DAERAH ENDEMIK GAKI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Latar Belakang. Stunting merupakan salah satu masalah gizi serius di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Faktor risiko stunting antara lain tinggi badan ibu, penyakit infeksi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) serta faktor lain seperti konsumsi goitrogen...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang
2019-06-01
|
Series: | Media Gizi Mikro Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mgmi/article/view/598 |
Summary: | Latar Belakang. Stunting merupakan salah satu masalah gizi serius di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Faktor risiko stunting antara lain tinggi badan ibu, penyakit infeksi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) serta faktor lain seperti konsumsi goitrogenik, kadar iodium garam, dan kadar iodium urin. Iodium merupakan mikronutrien penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Prevalensi stunting yang tinggi dan status iodium yang tidak diketahui menjadi perhatian penting untuk mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control. Sampel penelitian adalah siswa sekolah dasar berusia 10-12 tahun sebanyak 106 orang. Analisis hasil penelitian secara bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil. Rata-rata tinggi badan menurut umur (TB/U) anak stunting dan tidak stunting adalah 138,8 cm. Sedangkan rata-rata tinggi badan ibu adalah 148,3 cm yang artinya lebih tinggi dari cut off 145 cm sebagai standar seorang ibu dikatakan pendek/stunting. Analisis bivariat tinggi badan ibu (OR:3,69, CI:1,32-10,32) dan riwayat penyakit infeksi (OR:11.02, CI:2.38-50,90) merupakan faktor risiko stunting (p<0,05). BBLR bukan merupakan faktor risiko stunting. Hasil analisis multivariate menunjukkan tinggi badan ibu dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor risiko yang dapat memprediksi kejadian stunting sebesar 15 persen, sedangkan 85 persen disebabkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Kesimpulan. Peluang ditemukan anak stunting dari ibu yang pendek (<145 cm) dan riwayat penyakit infeksi (ISPA dan diare) saat balita lebih tinggi dibandingkan dari ibu yang memiliki tinggi badan normal (>145 cm) dan tanpa paparan penyakit ISPA dan diare saat balita di daerah endemik GAKI. |
---|---|
ISSN: | 2354-8746 2086-5198 |