Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP)
Kejadian ketidakamanan pelayaran di perairan Indonesia oleh Pembajakan dan Perampokan. Dalam insiden (2007-2018) di mana kerugian dilaporkan, kehilangan kargo adalah yang paling umum (33%), diikuti oleh bagian-bagian mesin (15%) dan barang tidak aman (4%). Sementara dari 27 insiden yang dilaporkan p...
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
2019-10-01
|
Series: | Rekayasa |
Subjects: | |
Online Access: | https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/5541 |
_version_ | 1818189715749208064 |
---|---|
author | Ade Supandi Arief Daryanto Bunasor Sanim Luky Adrianto |
author_facet | Ade Supandi Arief Daryanto Bunasor Sanim Luky Adrianto |
author_sort | Ade Supandi |
collection | DOAJ |
description | Kejadian ketidakamanan pelayaran di perairan Indonesia oleh Pembajakan dan Perampokan. Dalam insiden (2007-2018) di mana kerugian dilaporkan, kehilangan kargo adalah yang paling umum (33%), diikuti oleh bagian-bagian mesin (15%) dan barang tidak aman (4%). Sementara dari 27 insiden yang dilaporkan pada 2018, tidak ada yang dicuri hanya dalam 10 insiden (37%). Kerugiannya tentu tidak kecil dan mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2018 hingga Desember 2018. Penelitian dilakukan pada perusahaan pelayaran di Jakarta, badan keamanan laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan TNI AL. Data dan fakta dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diuji dengan teknik analisis data Analytic Network Process (ANP). Hasilnya sebagai berikut: Fungsi Manajemen Risiko dengan prioritas 0,39092 adalah kriteria dengan prioritas tertinggi. Kemudian berturut-turut mempertahankan proses bisnis dengan prioritas 0,27899, Dokumentasi 0,18325 dan Pengawasan Manajemen dengan prioritas 0,14684. Dari hasil tersebut, kami dapat merekomendasikan bahwa faktor yang paling penting untuk kelangsungan bisnis industri pelayaran adalah Fungsi Manajemen Risiko.
Priority Analysis of Indonesia's Delivery Industry Continuity Factors Using Analytic Network Process (ANP)
ABSTRACT
The incidence of shipping insecurity in Indonesian waters by piracy and robbery. In incidents (2007-2018) where losses were reported, cargo loss was the most common (33%), followed by engine parts (15%) and unsafe goods (4%). While of the 27 incidents reported in 2018, none were stolen in only 10 incidents (37%). The loss is certainly not small and threatens the company's business continuity. This research was conducted from June 2018 to December 2018. The research was conducted on shipping companies in Jakarta, marine security agencies, the Directorate General of Sea Transportation and the Indonesian Navy. Data and facts were collected using a questionnaire and tested with the Analytic Network Process (ANP) data analysis techniques. The results are as follows: The Risk Management function with a priority of 0.39092 is the criteria with the highest priority. Then maintain business processes with priority 0.27899, Documentation 0.18325 and Management Supervision with priority 0.14684. From these results, we can recommend that the most important factor for the continuity of the shipping industry business is the Risk Management Function.
Keywords: Shipping Industry, Business Continuity, Analytic Network Process |
first_indexed | 2024-12-11T23:47:14Z |
format | Article |
id | doaj.art-969301a914d94e72bdfacd4b4df3dcc6 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 0216-9495 2502-5325 |
language | English |
last_indexed | 2024-12-11T23:47:14Z |
publishDate | 2019-10-01 |
publisher | Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat |
record_format | Article |
series | Rekayasa |
spelling | doaj.art-969301a914d94e72bdfacd4b4df3dcc62022-12-22T00:45:36ZengLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada MasyarakatRekayasa0216-94952502-53252019-10-0112210411110.21107/rekayasa.v12i2.55413645Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP)Ade Supandi0Arief Daryanto1Bunasor Sanim2Luky Adrianto3Institut Pertanian BogorInstitut Pertanian BogorInstitut Pertanian BogorInstitut Pertanian BogorKejadian ketidakamanan pelayaran di perairan Indonesia oleh Pembajakan dan Perampokan. Dalam insiden (2007-2018) di mana kerugian dilaporkan, kehilangan kargo adalah yang paling umum (33%), diikuti oleh bagian-bagian mesin (15%) dan barang tidak aman (4%). Sementara dari 27 insiden yang dilaporkan pada 2018, tidak ada yang dicuri hanya dalam 10 insiden (37%). Kerugiannya tentu tidak kecil dan mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2018 hingga Desember 2018. Penelitian dilakukan pada perusahaan pelayaran di Jakarta, badan keamanan laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan TNI AL. Data dan fakta dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diuji dengan teknik analisis data Analytic Network Process (ANP). Hasilnya sebagai berikut: Fungsi Manajemen Risiko dengan prioritas 0,39092 adalah kriteria dengan prioritas tertinggi. Kemudian berturut-turut mempertahankan proses bisnis dengan prioritas 0,27899, Dokumentasi 0,18325 dan Pengawasan Manajemen dengan prioritas 0,14684. Dari hasil tersebut, kami dapat merekomendasikan bahwa faktor yang paling penting untuk kelangsungan bisnis industri pelayaran adalah Fungsi Manajemen Risiko. Priority Analysis of Indonesia's Delivery Industry Continuity Factors Using Analytic Network Process (ANP) ABSTRACT The incidence of shipping insecurity in Indonesian waters by piracy and robbery. In incidents (2007-2018) where losses were reported, cargo loss was the most common (33%), followed by engine parts (15%) and unsafe goods (4%). While of the 27 incidents reported in 2018, none were stolen in only 10 incidents (37%). The loss is certainly not small and threatens the company's business continuity. This research was conducted from June 2018 to December 2018. The research was conducted on shipping companies in Jakarta, marine security agencies, the Directorate General of Sea Transportation and the Indonesian Navy. Data and facts were collected using a questionnaire and tested with the Analytic Network Process (ANP) data analysis techniques. The results are as follows: The Risk Management function with a priority of 0.39092 is the criteria with the highest priority. Then maintain business processes with priority 0.27899, Documentation 0.18325 and Management Supervision with priority 0.14684. From these results, we can recommend that the most important factor for the continuity of the shipping industry business is the Risk Management Function. Keywords: Shipping Industry, Business Continuity, Analytic Network Processhttps://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/5541industri perkapalankontinuitas bisnisanalytic network process |
spellingShingle | Ade Supandi Arief Daryanto Bunasor Sanim Luky Adrianto Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) Rekayasa industri perkapalan kontinuitas bisnis analytic network process |
title | Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) |
title_full | Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) |
title_fullStr | Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) |
title_full_unstemmed | Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) |
title_short | Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) |
title_sort | analisa prioritas faktor kontinuitas bisnis industri pelayaran indonesia menggunakan analytic network process anp |
topic | industri perkapalan kontinuitas bisnis analytic network process |
url | https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/5541 |
work_keys_str_mv | AT adesupandi analisaprioritasfaktorkontinuitasbisnisindustripelayaranindonesiamenggunakananalyticnetworkprocessanp AT ariefdaryanto analisaprioritasfaktorkontinuitasbisnisindustripelayaranindonesiamenggunakananalyticnetworkprocessanp AT bunasorsanim analisaprioritasfaktorkontinuitasbisnisindustripelayaranindonesiamenggunakananalyticnetworkprocessanp AT lukyadrianto analisaprioritasfaktorkontinuitasbisnisindustripelayaranindonesiamenggunakananalyticnetworkprocessanp |