PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF
<em>A widely presumption holds that Sufism is a male domain. The claim may be not totally misleading since many references that exist up to the present support this assumption. A great number of stories and scholarly works are dominated and authored by male sufis. Almost none of female sufi le...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
State Islamic University (UIN) Mataram
2010-12-01
|
Series: | Ulumuna |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/219 |
_version_ | 1811305835444305920 |
---|---|
author | Sururin Sururin |
author_facet | Sururin Sururin |
author_sort | Sururin Sururin |
collection | DOAJ |
description | <em>A widely presumption holds that Sufism is a male domain. The claim may be not totally misleading since many references that exist up to the present support this assumption. A great number of stories and scholarly works are dominated and authored by male sufis. Almost none of female sufi left a crucial legacy in the field, except the stories of female sufi piety narrated by male sufi scholars. However, this study challenges this assumption, contending that female sufis have played roles since the beginning of Islam up to the medieval periods. The study attempts to describe such roles. It also sheds light on their role in sufi organization (tarekat) up to the present time in Indonesia. The discussion starts by elucidating female sufi figures throghout the history of sufism in Islam and then the discussion of female sufis in Indonesia follows. </em><p><em>Abstrak:</em><em> </em><em>Anggapan bahwa tasawuf adalah dunianya para lelaki barangkali tidak sepenuhnya salah, jika menilik lembaran demi lembaran yang tersajikan sekarang mengguatkan hal yang demikian. Riwayat-riwayat yang tersampai, tertulis, juga karya-karya yang terbaca hatta dewasa ini merupakan sepenuhnya dunianya laki-laki. Nyaris tidak ada satu pun karya sufisme yang dapat dikatakan sebagai warisan dari perempuan sufi, terkecuali kisah-kisah kesalehan dan kearifan yang dikisahkan oleh para laki-laki saleh (baca: para sufi). </em><em>Pertanyaan adalah apakah memang demikian kenyataannya dalam sejarah Islam, bahwa tidak ada perempuan yang menggeluti dunia tasawuf. Apakah memang dunia tasawuf sepenuhnya milik kaum laki-laki. Tulisan berikut ini akan mendeskripsikan kiprah perempuan dalam dunia tasawuf yang dimulai sejak masa awal Islam, masa abad pertengahan, pada masa perkembangan tarekat, hingga perkembangannya di Indonesia. Paparan dalam tulisan ini sekaligus menjawab pertanyaan tersebut di atas. Sebelum akhir pembahasan diurai beberapa tokoh sufi perempuan yang popular dalam lintasan sejarah tasawuf.</em></p> |
first_indexed | 2024-04-13T08:33:35Z |
format | Article |
id | doaj.art-9a3d5afc30734609bbe822db0c9b17a4 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 1411-3457 2355-7648 |
language | Arabic |
last_indexed | 2024-04-13T08:33:35Z |
publishDate | 2010-12-01 |
publisher | State Islamic University (UIN) Mataram |
record_format | Article |
series | Ulumuna |
spelling | doaj.art-9a3d5afc30734609bbe822db0c9b17a42022-12-22T02:54:10ZaraState Islamic University (UIN) MataramUlumuna1411-34572355-76482010-12-0114229932210.20414/ujis.v14i2.219245PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUFSururin Sururin0Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta<em>A widely presumption holds that Sufism is a male domain. The claim may be not totally misleading since many references that exist up to the present support this assumption. A great number of stories and scholarly works are dominated and authored by male sufis. Almost none of female sufi left a crucial legacy in the field, except the stories of female sufi piety narrated by male sufi scholars. However, this study challenges this assumption, contending that female sufis have played roles since the beginning of Islam up to the medieval periods. The study attempts to describe such roles. It also sheds light on their role in sufi organization (tarekat) up to the present time in Indonesia. The discussion starts by elucidating female sufi figures throghout the history of sufism in Islam and then the discussion of female sufis in Indonesia follows. </em><p><em>Abstrak:</em><em> </em><em>Anggapan bahwa tasawuf adalah dunianya para lelaki barangkali tidak sepenuhnya salah, jika menilik lembaran demi lembaran yang tersajikan sekarang mengguatkan hal yang demikian. Riwayat-riwayat yang tersampai, tertulis, juga karya-karya yang terbaca hatta dewasa ini merupakan sepenuhnya dunianya laki-laki. Nyaris tidak ada satu pun karya sufisme yang dapat dikatakan sebagai warisan dari perempuan sufi, terkecuali kisah-kisah kesalehan dan kearifan yang dikisahkan oleh para laki-laki saleh (baca: para sufi). </em><em>Pertanyaan adalah apakah memang demikian kenyataannya dalam sejarah Islam, bahwa tidak ada perempuan yang menggeluti dunia tasawuf. Apakah memang dunia tasawuf sepenuhnya milik kaum laki-laki. Tulisan berikut ini akan mendeskripsikan kiprah perempuan dalam dunia tasawuf yang dimulai sejak masa awal Islam, masa abad pertengahan, pada masa perkembangan tarekat, hingga perkembangannya di Indonesia. Paparan dalam tulisan ini sekaligus menjawab pertanyaan tersebut di atas. Sebelum akhir pembahasan diurai beberapa tokoh sufi perempuan yang popular dalam lintasan sejarah tasawuf.</em></p>http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/219TasawufSpiritualPerempuanKhanaqahTarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. |
spellingShingle | Sururin Sururin PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF Ulumuna Tasawuf Spiritual Perempuan Khanaqah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. |
title | PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF |
title_full | PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF |
title_fullStr | PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF |
title_full_unstemmed | PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF |
title_short | PEREMPUAN DALAM LINTASAN SEJARAH TASAWUF |
title_sort | perempuan dalam lintasan sejarah tasawuf |
topic | Tasawuf Spiritual Perempuan Khanaqah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. |
url | http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/219 |
work_keys_str_mv | AT sururinsururin perempuandalamlintasansejarahtasawuf |