Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang
Pendahuluan: Penyandang epilepsi sering mengalami cedera pada saat serangan. Tipe bangkitan tonik dan kontraksi kuat dari anggota gerak pada saat serangan seringkali menyebabkan cedera otot pada sendi dan tulang, sehingga menyebabkan dislokasi dan fraktur. Kontraksi hebat pada sekelompok otot dapat...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Airlangga
2021-11-01
|
Series: | Aksona |
Subjects: | |
Online Access: | https://e-journal.unair.ac.id/aksona/article/view/35322 |
_version_ | 1797448688163880960 |
---|---|
author | Wardah Rahmatul Islamiyah Ersifa Fatimah Kurnia Kusumastuti |
author_facet | Wardah Rahmatul Islamiyah Ersifa Fatimah Kurnia Kusumastuti |
author_sort | Wardah Rahmatul Islamiyah |
collection | DOAJ |
description | Pendahuluan: Penyandang epilepsi sering mengalami cedera pada saat serangan. Tipe bangkitan tonik dan kontraksi kuat dari anggota gerak pada saat serangan seringkali menyebabkan cedera otot pada sendi dan tulang, sehingga menyebabkan dislokasi dan fraktur. Kontraksi hebat pada sekelompok otot dapat menyebabkan dislokasi dan instabilitas sendi bahu. Kejadian dislokasi sendi bahu bilateral patognomonis disebabkan oleh karena kejang. Akan tetapi pada umunya bentuk dislokasi pascakejang berupa dislokasi bahu posterior bilateral. Laporan kasus berikut akan menyampaikan kejadian dislokasi sendi bahu anterior bilateral berulang pada penyandang nocturnal epilepsy. Kasus ini jarang terjadi dan diharapkan meningkatkan kewaspadaan klinisi dalam merawat penyandang epilepsi. Kasus: Laki-laki 22 tahun dikonsulkan oleh spesialis bedah orthopedi dengan diagnosis dislokasi sendi bahu anterior berulang. Pasien sudah mengalami dislokasi sebanyak empat kali dalam satu tahun terakhir. Dislokasi bahu selalu terjadi setelah serangan kejang di malam hari ketika pasien tidur. Pasien rutin mengkonsumsi obat phenytoin dengan frekuensi serangan 3 – 4 bulan sekali setiap tidur malam. Pasien menginginkan kejadian ini tidak terulang lagi. Penggantian obat antiepilepsi yang tepat dan memiliki efek samping minimal pada tulang membantu mencegah terjadinya komplikasi dislokasi seperti ini. Kesimpulan: Dislokasi sendi bahu anterior bilateral berulang merupakan bentuk cedera pascabangkitan yang jarang terjadi. Pemilihan jenis antikejang yang tepat, upaya kontrol kejang yang baik dan penatalaksanaan multidisiplin dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi berulang pada kasus serupa. |
first_indexed | 2024-03-09T14:13:57Z |
format | Article |
id | doaj.art-9f86632800f54052bd1de2d941ecd8d7 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2807-7970 |
language | English |
last_indexed | 2024-03-09T14:13:57Z |
publishDate | 2021-11-01 |
publisher | Universitas Airlangga |
record_format | Article |
series | Aksona |
spelling | doaj.art-9f86632800f54052bd1de2d941ecd8d72023-11-29T05:13:53ZengUniversitas AirlanggaAksona2807-79702021-11-0112929410.20473/aksona.v1i2.15133339Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral BerulangWardah Rahmatul Islamiyah0https://orcid.org/0000-0002-7442-2009Ersifa Fatimah1Kurnia Kusumastuti2Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga; RS Universitas Airlangga, Surabaya, IndonesiaDepartemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga; RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, IndonesiaDepartemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga; RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, IndonesiaPendahuluan: Penyandang epilepsi sering mengalami cedera pada saat serangan. Tipe bangkitan tonik dan kontraksi kuat dari anggota gerak pada saat serangan seringkali menyebabkan cedera otot pada sendi dan tulang, sehingga menyebabkan dislokasi dan fraktur. Kontraksi hebat pada sekelompok otot dapat menyebabkan dislokasi dan instabilitas sendi bahu. Kejadian dislokasi sendi bahu bilateral patognomonis disebabkan oleh karena kejang. Akan tetapi pada umunya bentuk dislokasi pascakejang berupa dislokasi bahu posterior bilateral. Laporan kasus berikut akan menyampaikan kejadian dislokasi sendi bahu anterior bilateral berulang pada penyandang nocturnal epilepsy. Kasus ini jarang terjadi dan diharapkan meningkatkan kewaspadaan klinisi dalam merawat penyandang epilepsi. Kasus: Laki-laki 22 tahun dikonsulkan oleh spesialis bedah orthopedi dengan diagnosis dislokasi sendi bahu anterior berulang. Pasien sudah mengalami dislokasi sebanyak empat kali dalam satu tahun terakhir. Dislokasi bahu selalu terjadi setelah serangan kejang di malam hari ketika pasien tidur. Pasien rutin mengkonsumsi obat phenytoin dengan frekuensi serangan 3 – 4 bulan sekali setiap tidur malam. Pasien menginginkan kejadian ini tidak terulang lagi. Penggantian obat antiepilepsi yang tepat dan memiliki efek samping minimal pada tulang membantu mencegah terjadinya komplikasi dislokasi seperti ini. Kesimpulan: Dislokasi sendi bahu anterior bilateral berulang merupakan bentuk cedera pascabangkitan yang jarang terjadi. Pemilihan jenis antikejang yang tepat, upaya kontrol kejang yang baik dan penatalaksanaan multidisiplin dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi berulang pada kasus serupa.https://e-journal.unair.ac.id/aksona/article/view/35322dislokasi bahuefek sampingnocturnal epilepsyobat |
spellingShingle | Wardah Rahmatul Islamiyah Ersifa Fatimah Kurnia Kusumastuti Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang Aksona dislokasi bahu efek samping nocturnal epilepsy obat |
title | Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang |
title_full | Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang |
title_fullStr | Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang |
title_full_unstemmed | Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang |
title_short | Nocturnal Epilepsy dan Dislokasi Sendi Bahu Anterior Bilateral Berulang |
title_sort | nocturnal epilepsy dan dislokasi sendi bahu anterior bilateral berulang |
topic | dislokasi bahu efek samping nocturnal epilepsy obat |
url | https://e-journal.unair.ac.id/aksona/article/view/35322 |
work_keys_str_mv | AT wardahrahmatulislamiyah nocturnalepilepsydandislokasisendibahuanteriorbilateralberulang AT ersifafatimah nocturnalepilepsydandislokasisendibahuanteriorbilateralberulang AT kurniakusumastuti nocturnalepilepsydandislokasisendibahuanteriorbilateralberulang |