Potret Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Komponen Penyusun dan Interaksi dalam Ekosistem

Kemampuan memahami materi pelajaran yang lebih tinggi merupakan sakah satu penunjang dalam terwujudnya proses pembelajaran. Tujuan penelitian adalah guna untuk mengetahui gambaran miskonsepsi yang dialami siswa pada materi komponen penyusun dan interaksi dalam ekosistem. Metode penelitian ini menggu...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Bella Maya Triana
Format: Article
Language:English
Published: Department of Biology Education, Faculty of Education and Teacher Training, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2023-08-01
Series:Jurnal BIOEDUIN
Subjects:
Online Access:https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/view/18766
Description
Summary:Kemampuan memahami materi pelajaran yang lebih tinggi merupakan sakah satu penunjang dalam terwujudnya proses pembelajaran. Tujuan penelitian adalah guna untuk mengetahui gambaran miskonsepsi yang dialami siswa pada materi komponen penyusun dan interaksi dalam ekosistem. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Instrument pengumpulan data dengan instrumen three tier diagnostic test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa pada materi komponen penyusun dan interaksi dalam ekosistem terdapat beberapa kategori paham konsep, tidak paham konsep, miskonsepsi (false positive), dan miskonsepsi (false negative). Pemahaman siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki persentase kategori miskonsepsi yang dialami siswa memperoleh hasil yang berbeda-beda. miskonsepsi murni memiliki rata-rata sebesar 26,66%, false negative sebesar 23,99%, dan false positive sebesar 10,66%. Rata-rata keseluruhan miskonsepsi sebesar 63,32. Rata-rata pemahaman siswa dalam materi komponen penyusun dan interaksi dalam ekosistem pada kategori paham konsep persentase sebesar 27,33%, miskonsepsi sebesar 63,32%, dan tidak paham konsep sebesar 11,33%. Miskonsepsi dalam materi konsep ini memiliki persentase sebesar 63,32% tergolong kategori tingkat tinggi. Beberapa faktor dapat mempengaruhi terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa seperti guru, model pembelajaran, dan bahan ajar. Oleh sebab itu, diperlukan adanya penunjang pemahaman siswa supaya tidak terjadi miskonsepsi yang dapat menghambat keberhasilan siswa dalam proses belajar.
ISSN:2338-7173
2615-0417