MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA
This article tries to explore about Bernard Adeney-Risakotta’ theory, that are agama (religion), modernitas (modernity), and budaya nenek moyang (culture of the ancestors), that relates with Baduy society (Baduy Dalam and Baduy Luar). This article uses library research. There are differences between...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
2018-04-01
|
Series: | Jurnal Sosiologi Reflektif |
Online Access: | http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/1294 |
_version_ | 1811268501333082112 |
---|---|
author | Efa Ida Amaliyah |
author_facet | Efa Ida Amaliyah |
author_sort | Efa Ida Amaliyah |
collection | DOAJ |
description | This article tries to explore about Bernard Adeney-Risakotta’ theory, that are agama (religion), modernitas (modernity), and budaya nenek moyang (culture of the ancestors), that relates with Baduy society (Baduy Dalam and Baduy Luar). This article uses library research. There are differences between Baduy Luar and Baduy Dalam, Baduy Luar tends to influenced by modernity, because they receive modernity product, such as technology, idea, and also institutions. In religiosity’ view, they are influenced by traditional religion. They accept modernity in technology form, such as transportation, television, the watch, clothes, etc.
Tujuan tulisan ini mengeksplorasi tentang tiga jaringan makna yang menjadi teori Bernard Adeney-Risakotta, yaitu agama, modernitas, dan budaya nenek moyang pada masyarakat Baduy yang mempunyai pola sedikit berbeda, karena ada dua Baduy, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Tulisan ini menggunakan analisa kepustakaan. Analisa didasarkan pengumpulan data sekunder berbasis kepustakaan yang dihimpun dari berbagai literatur yang mendukung. Masyarakat Baduy masih melaksanakan gotong royong, misalnya pada pembuatan rumah, panen, acara ritual atau berdo’a. Baduy Luar sudah terpengaruh pada modernitas, yaitu teknologi (televisi dan transportasi), institusi dan gagasan (ide). Tidak ada konfrontasi dari luar Baduy, karena mengedepankan kebersamaan dan saling menghormati. Baduy Luar masih memegang teguh budaya nenek moyang dengan patuh pada puun sebagai kepala suku. Mereka tetap memakai identitas sebagai masyarakat Baduy, yaitu pakaian yang merupakan ciri khas Baduy. Menurut Bernard, budaya nenek moyang bisa berupa kesetiaan pada nenek moyang, kepatuhan pada adat istiadat. Berbeda dengan Baduy Dalam dalam menerima tiga jaringan di atas. Baduy Dalam merupakan masyarakat yang menonjolkan budaya nenek moyang. Dalam hal modernitas, mereka sangat jauh dari yang telah didefinisikan oleh Bernard, baik dalam modernitas gagasan (ide) dan tehnologi.
Keywords: Religion, cultural ancestors,Modernity,Baduy |
first_indexed | 2024-04-12T21:22:44Z |
format | Article |
id | doaj.art-a77fa302e4a44958917a63198895da04 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 1978-0362 2528-4177 |
language | English |
last_indexed | 2024-04-12T21:22:44Z |
publishDate | 2018-04-01 |
publisher | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga |
record_format | Article |
series | Jurnal Sosiologi Reflektif |
spelling | doaj.art-a77fa302e4a44958917a63198895da042022-12-22T03:16:15ZengUniversitas Islam Negeri Sunan KalijagaJurnal Sosiologi Reflektif1978-03622528-41772018-04-0112231332610.14421/jsr.v12i2.12941330MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNAEfa Ida Amaliyah0STAIN KudusThis article tries to explore about Bernard Adeney-Risakotta’ theory, that are agama (religion), modernitas (modernity), and budaya nenek moyang (culture of the ancestors), that relates with Baduy society (Baduy Dalam and Baduy Luar). This article uses library research. There are differences between Baduy Luar and Baduy Dalam, Baduy Luar tends to influenced by modernity, because they receive modernity product, such as technology, idea, and also institutions. In religiosity’ view, they are influenced by traditional religion. They accept modernity in technology form, such as transportation, television, the watch, clothes, etc. Tujuan tulisan ini mengeksplorasi tentang tiga jaringan makna yang menjadi teori Bernard Adeney-Risakotta, yaitu agama, modernitas, dan budaya nenek moyang pada masyarakat Baduy yang mempunyai pola sedikit berbeda, karena ada dua Baduy, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Tulisan ini menggunakan analisa kepustakaan. Analisa didasarkan pengumpulan data sekunder berbasis kepustakaan yang dihimpun dari berbagai literatur yang mendukung. Masyarakat Baduy masih melaksanakan gotong royong, misalnya pada pembuatan rumah, panen, acara ritual atau berdo’a. Baduy Luar sudah terpengaruh pada modernitas, yaitu teknologi (televisi dan transportasi), institusi dan gagasan (ide). Tidak ada konfrontasi dari luar Baduy, karena mengedepankan kebersamaan dan saling menghormati. Baduy Luar masih memegang teguh budaya nenek moyang dengan patuh pada puun sebagai kepala suku. Mereka tetap memakai identitas sebagai masyarakat Baduy, yaitu pakaian yang merupakan ciri khas Baduy. Menurut Bernard, budaya nenek moyang bisa berupa kesetiaan pada nenek moyang, kepatuhan pada adat istiadat. Berbeda dengan Baduy Dalam dalam menerima tiga jaringan di atas. Baduy Dalam merupakan masyarakat yang menonjolkan budaya nenek moyang. Dalam hal modernitas, mereka sangat jauh dari yang telah didefinisikan oleh Bernard, baik dalam modernitas gagasan (ide) dan tehnologi. Keywords: Religion, cultural ancestors,Modernity,Baduyhttp://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/1294 |
spellingShingle | Efa Ida Amaliyah MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA Jurnal Sosiologi Reflektif |
title | MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA |
title_full | MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA |
title_fullStr | MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA |
title_full_unstemmed | MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA |
title_short | MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA |
title_sort | masyarakat baduy dalam pergulatan tiga jaringan makna |
url | http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/1294 |
work_keys_str_mv | AT efaidaamaliyah masyarakatbaduydalampergulatantigajaringanmakna |