PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang
This article addesses the issue on the implementation of forced marriage as a sanction of seclusion (khalwat) practiced in Batu Bedulang Aceh Tamiang. Based on empirical research, this paper argued that there are some reasons behind the practice and religious and social reasons are two important fa...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2018-06-01
|
Series: | Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/1520 |
_version_ | 1819084392773976064 |
---|---|
author | Wahyu Fahrul Rizki |
author_facet | Wahyu Fahrul Rizki |
author_sort | Wahyu Fahrul Rizki |
collection | DOAJ |
description | This article addesses the issue on the implementation of forced marriage as a sanction of seclusion (khalwat) practiced in Batu Bedulang Aceh Tamiang. Based on empirical research, this paper argued that there are some reasons behind the practice and religious and social reasons are two important factors. Avoiding fornication is a religious doctrine underlying the practice. Feeling ashamed of the whole family members if one of them is doing seclusion is another reason of the implementation of the sanction. Based on these reasons, the implementation of forced marriage as a sanction of seclusion exsists, eventhough the groom and bride candidates are still under permissible marriage age.
Penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti terhadap kawin paksa sebagai sanksi khalwat yang ada di Desa Batu Bedulang. Dengan memanfaatkan data empiris dari hasil wawancara dengan pemangku adat dan tokoh agama, tulisan ini menunjukkan bahwa praktek turun temurun tentang pernikahan sebagai sanksi khalwat yang dipraktekkan di Desa Batu Bedulang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor agama dan moral dan sosial merupakan dua sebab penting adanya praktek tersebut. Melekatnya doktrin menghindari perzinaan adalah faktor agama yang dijadikan alasan diterapkannya sanksi ini. Sedangkan alasan moral sosial adalah adanya rasa malu pada keluarga jika salah satu anggota keluarganya melakukan khalwat, lebih lagi jika yang melakukan perempuan. Dengan alasan seperti ini, maka pernikahan sebagai sanksi khalwat tetap diterapkan meskipun usia calon mempelai masih di bawah usia perkawinan. |
first_indexed | 2024-12-21T20:47:44Z |
format | Article |
id | doaj.art-a814122998d6424db6c8decc6d4345da |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2085-627X 2528-6617 |
language | Arabic |
last_indexed | 2024-12-21T20:47:44Z |
publishDate | 2018-06-01 |
publisher | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta |
record_format | Article |
series | Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam |
spelling | doaj.art-a814122998d6424db6c8decc6d4345da2022-12-21T18:50:46ZaraUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaAl-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam2085-627X2528-66172018-06-01111697810.14421/ahwal.2018.111061553PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh TamiangWahyu Fahrul Rizki0Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaThis article addesses the issue on the implementation of forced marriage as a sanction of seclusion (khalwat) practiced in Batu Bedulang Aceh Tamiang. Based on empirical research, this paper argued that there are some reasons behind the practice and religious and social reasons are two important factors. Avoiding fornication is a religious doctrine underlying the practice. Feeling ashamed of the whole family members if one of them is doing seclusion is another reason of the implementation of the sanction. Based on these reasons, the implementation of forced marriage as a sanction of seclusion exsists, eventhough the groom and bride candidates are still under permissible marriage age. Penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti terhadap kawin paksa sebagai sanksi khalwat yang ada di Desa Batu Bedulang. Dengan memanfaatkan data empiris dari hasil wawancara dengan pemangku adat dan tokoh agama, tulisan ini menunjukkan bahwa praktek turun temurun tentang pernikahan sebagai sanksi khalwat yang dipraktekkan di Desa Batu Bedulang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor agama dan moral dan sosial merupakan dua sebab penting adanya praktek tersebut. Melekatnya doktrin menghindari perzinaan adalah faktor agama yang dijadikan alasan diterapkannya sanksi ini. Sedangkan alasan moral sosial adalah adanya rasa malu pada keluarga jika salah satu anggota keluarganya melakukan khalwat, lebih lagi jika yang melakukan perempuan. Dengan alasan seperti ini, maka pernikahan sebagai sanksi khalwat tetap diterapkan meskipun usia calon mempelai masih di bawah usia perkawinan.http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/1520sanksi khalwatkawin paksaadat |
spellingShingle | Wahyu Fahrul Rizki PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam sanksi khalwat kawin paksa adat |
title | PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang |
title_full | PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang |
title_fullStr | PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang |
title_full_unstemmed | PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang |
title_short | PERNIKAHAN SEBAGAI SANKSI KHALWAT: Studi Kasus Desa Bedulang, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang |
title_sort | pernikahan sebagai sanksi khalwat studi kasus desa bedulang bandar pusaka aceh tamiang |
topic | sanksi khalwat kawin paksa adat |
url | http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/1520 |
work_keys_str_mv | AT wahyufahrulrizki pernikahansebagaisanksikhalwatstudikasusdesabedulangbandarpusakaacehtamiang |