Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara

Setiap Negara memerlukan sumber penerimaan untuk mewujudkan pembangunan nasional dan membiayai segala keperluannya. Di Indonesia, terdapat tiga sumber utama penerimaan Negara; penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, serta penerimaan hibah baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengantisipasi be...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Atina Ahdika
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018-04-01
Series:Jurnal Fourier
Subjects:
Online Access:http://fourier.or.id/index.php/FOURIER/article/view/72
_version_ 1828434505159933952
author Atina Ahdika
author_facet Atina Ahdika
author_sort Atina Ahdika
collection DOAJ
description Setiap Negara memerlukan sumber penerimaan untuk mewujudkan pembangunan nasional dan membiayai segala keperluannya. Di Indonesia, terdapat tiga sumber utama penerimaan Negara; penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, serta penerimaan hibah baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengantisipasi berbagai keperluan serta mengoptimalkan penggunaan penerimaan Negara, maka perlu adanya proyeksi realisasi penerimaan Negara dari ketiga sumber tersebut. Proyeksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model deret waktu klasik baik model deterministik maupun model stokastik. Namun demikian, pada model deret waktu klasik terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi seperti pola data atau jumlah minimal data. Sebagai alternatif, pada penelitian ini akan dilakukan peramalan dengan menggunakan model Grey (1,1) dan Grey-Markov; perpaduan antara model Grey dengan analisis Rantai Markov. Model ini memiliki keunggulan dibandingkan model deret waktu klasik, yaitu tidak perlu adanya asumsi mengenai pola data serta peramalan dapat dilakukan meskipun data yang dimiliki cukup kecil (minimal 4 data). Hasil analisis menunjukkan bahwa model Grey-Markov secara umum memberikan akurasi peramalan yang lebih baik dibandingkan dengan model Grey (1,1). [Every state requires a source of revenue to realize its national development and fund its needs. In Indonesia, there are three main sources of state revenues; tax, non-tax, and grant revenues both from within and outside the country. To anticipate various purposes and optimize the use of state revenues, it is necessary to project the realization of the revenues from these three sources. The projection can be done using a classical time series model in both deterministic and stochastic models. However, in the classical time series model there are several assumptions that must be met such as data patterns or minimal amount of data. Alternatively, in this study the data will be forecasted using Grey (1,1) model and Grey-Markov model; a combination of the Grey model with Markov Chain analysis. This models have advantages over the classical time series models, ie no need for assumption about data pattern and forecasting can be done even though there are small size data (at least 4 data). The results of the analysis show that generally Grey-Markov model provides better forecasting accuracy compared with Grey (1,1) model.]
first_indexed 2024-12-10T18:51:07Z
format Article
id doaj.art-a8907559bc374b42b641da4d0fa6be4c
institution Directory Open Access Journal
issn 2252-763X
2541-5239
language Indonesian
last_indexed 2024-12-10T18:51:07Z
publishDate 2018-04-01
publisher Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
record_format Article
series Jurnal Fourier
spelling doaj.art-a8907559bc374b42b641da4d0fa6be4c2022-12-22T01:37:18ZindUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaJurnal Fourier2252-763X2541-52392018-04-017111210.14421/fourier.2018.71.1-1272Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan NegaraAtina Ahdika0Universitas Islam IndonesiaSetiap Negara memerlukan sumber penerimaan untuk mewujudkan pembangunan nasional dan membiayai segala keperluannya. Di Indonesia, terdapat tiga sumber utama penerimaan Negara; penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, serta penerimaan hibah baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengantisipasi berbagai keperluan serta mengoptimalkan penggunaan penerimaan Negara, maka perlu adanya proyeksi realisasi penerimaan Negara dari ketiga sumber tersebut. Proyeksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model deret waktu klasik baik model deterministik maupun model stokastik. Namun demikian, pada model deret waktu klasik terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi seperti pola data atau jumlah minimal data. Sebagai alternatif, pada penelitian ini akan dilakukan peramalan dengan menggunakan model Grey (1,1) dan Grey-Markov; perpaduan antara model Grey dengan analisis Rantai Markov. Model ini memiliki keunggulan dibandingkan model deret waktu klasik, yaitu tidak perlu adanya asumsi mengenai pola data serta peramalan dapat dilakukan meskipun data yang dimiliki cukup kecil (minimal 4 data). Hasil analisis menunjukkan bahwa model Grey-Markov secara umum memberikan akurasi peramalan yang lebih baik dibandingkan dengan model Grey (1,1). [Every state requires a source of revenue to realize its national development and fund its needs. In Indonesia, there are three main sources of state revenues; tax, non-tax, and grant revenues both from within and outside the country. To anticipate various purposes and optimize the use of state revenues, it is necessary to project the realization of the revenues from these three sources. The projection can be done using a classical time series model in both deterministic and stochastic models. However, in the classical time series model there are several assumptions that must be met such as data patterns or minimal amount of data. Alternatively, in this study the data will be forecasted using Grey (1,1) model and Grey-Markov model; a combination of the Grey model with Markov Chain analysis. This models have advantages over the classical time series models, ie no need for assumption about data pattern and forecasting can be done even though there are small size data (at least 4 data). The results of the analysis show that generally Grey-Markov model provides better forecasting accuracy compared with Grey (1,1) model.]http://fourier.or.id/index.php/FOURIER/article/view/72Grey (1,1)Grey-MarkovPenerimaan NegaraPeramalan
spellingShingle Atina Ahdika
Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara
Jurnal Fourier
Grey (1,1)
Grey-Markov
Penerimaan Negara
Peramalan
title Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara
title_full Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara
title_fullStr Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara
title_full_unstemmed Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara
title_short Model Grey (1,1) dan Grey-Markov pada Peramalan Realisasi Penerimaan Negara
title_sort model grey 1 1 dan grey markov pada peramalan realisasi penerimaan negara
topic Grey (1,1)
Grey-Markov
Penerimaan Negara
Peramalan
url http://fourier.or.id/index.php/FOURIER/article/view/72
work_keys_str_mv AT atinaahdika modelgrey11dangreymarkovpadaperamalanrealisasipenerimaannegara