Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik

Cedera otak traumatik (COT) atau Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan masalah besar di dunia karena mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Di Amerika setiap tahun cedera kepala terjadi pada 600.000 orang. Di Jerman sekitar 17,6% dari seluruh kasus trauma adalah cedera otak traumatik dan paling ser...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Diana Christine Lalenoh, M. H Sudjito, Bambang Suryono
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Indonesian Society of Neuroanesthesia & Critical Care (INA-SNACC) 2012-04-01
Series:Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Subjects:
Online Access:http://inasnacc.org/ojs2/index.php/jni/article/view/92
_version_ 1811201200708648960
author Diana Christine Lalenoh
M. H Sudjito
Bambang Suryono
author_facet Diana Christine Lalenoh
M. H Sudjito
Bambang Suryono
author_sort Diana Christine Lalenoh
collection DOAJ
description Cedera otak traumatik (COT) atau Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan masalah besar di dunia karena mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Di Amerika setiap tahun cedera kepala terjadi pada 600.000 orang. Di Jerman sekitar 17,6% dari seluruh kasus trauma adalah cedera otak traumatik dan paling sering menyebabkan kematian (26%). Dilaporkan penanganan anestesi pada seorang pasien laki-laki 19 tahun, dengan berat badan 65 kg dengan diagnosa adanya epidural hematoma (EDH), ICH regio frontotemporalis sinistra, ICH regio temporalis dekstra, dan fraktur linear os temporal sinistra. Dilakukan kraniniotomi untuk pengambilan bekuan darah.Tekanan darah saat masuk kamar operasi 110/70 mmHg, laju nadi 98 kali /menit, laju napas 24 kali /menit, suhu badan 37,50 C, dan GCS E1V3M5. Pasien diinduksi dengan Fentanyl 100 μg, Propofol 100 mg, fasilitas intubasi dengan Rocuronium 40 mg, Lidokain 70 mg, dan pemeliharaan dengan Isofluran dan Oksigen serta Propofol kontinyu, dan penambahan fentanyl dan rokuronium intermiten. Operasi berlangsung selama empat jam, kemudian dipindahkan ke ICU. Setelah dirawat selama 2 hari di ICU, pasien kemudian dipindahkan ke ruangan dengan GCS pasca operasi E3V5M6. Pengelolaan anestesi untuk perdarahan otak karena cedera otak traumatik membutuhkan suatu pengertian mengenai patofisiologi dari peningkatan tekanan intrakranial, tekanan perfusi otak. Resusitasi otak perioperatif secara farmakologik dan non-farmakologik adalah sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera otak sekunder. Anesthesia Management in Traumatic Brain Injury Traumatic Brain Injury (TBI) is a big problem in the world because of high mortality and morbidity. TBI burdens approximately 600,000 people every year in USA. Head injuries are found in 17.6% of all trauma in-patients and are the most common cause of death after injury (26.6%) in German. Here we report anesthetic management in male, 19 yrs old, 65 kgs body wieght, diagnose was Epidural Haematome (EDH), left frontotemporal intracranial haemorrhage (ICH), right temporal ICH, and linear fracture of left temporal bone. He was undergoing craniotomy procedure to evacuate blood clot. Blood pressure was 110/70 mmHg, HR 98 x / m, RR 24 x /m ,core temperature 37,50 C. GCS E1 V3 M5. Induction of anesthesia was with Fentanyl 100 μg, Propofol 100 mg. Intubation with Rocuronium 40 mg, Lidocaine 70 mg, and maintenance with Isofluran and oxygen with intermittent Propofol, Fentanyl, and Rocuronium. After undergoing 4 hours anesthesia for craniotomy was ended, patient transfer to ICU. After 2 days patient was transfer to ward with GCS score E3V5M6. Anesthesia managementi in intracranial bleeding ec TBI is very important for understand intracranial hypertension pathophysiology, cerebral perfusion pressure. Basic brain rescucitation perioperatively with pharmacological and non pharmacological strategies is very important in TBI to prevent secondary brain injury.
first_indexed 2024-04-12T02:16:58Z
format Article
id doaj.art-aacaca7e2dcc4cb58b289e9ee4b7a9a2
institution Directory Open Access Journal
issn 2088-9674
2460-2302
language Indonesian
last_indexed 2024-04-12T02:16:58Z
publishDate 2012-04-01
publisher Indonesian Society of Neuroanesthesia & Critical Care (INA-SNACC)
record_format Article
series Jurnal Neuroanestesi Indonesia
spelling doaj.art-aacaca7e2dcc4cb58b289e9ee4b7a9a22022-12-22T03:52:13ZindIndonesian Society of Neuroanesthesia & Critical Care (INA-SNACC)Jurnal Neuroanestesi Indonesia2088-96742460-23022012-04-01121203210.24244/jni.vol1i2.9290Penanganan Anestesi pada Cedera Otak TraumatikDiana Christine Lalenoh0M. H Sudjito1Bambang Suryono2Department of Anesthesiology and Intensive Care Prof DR.R.D. Kandou Malalayang General Hospital ManadoFaculty of Medicine Universitas Sebelas Maret SurakartaFaculty of Medicine Universitas Airlangga SurabayaCedera otak traumatik (COT) atau Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan masalah besar di dunia karena mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Di Amerika setiap tahun cedera kepala terjadi pada 600.000 orang. Di Jerman sekitar 17,6% dari seluruh kasus trauma adalah cedera otak traumatik dan paling sering menyebabkan kematian (26%). Dilaporkan penanganan anestesi pada seorang pasien laki-laki 19 tahun, dengan berat badan 65 kg dengan diagnosa adanya epidural hematoma (EDH), ICH regio frontotemporalis sinistra, ICH regio temporalis dekstra, dan fraktur linear os temporal sinistra. Dilakukan kraniniotomi untuk pengambilan bekuan darah.Tekanan darah saat masuk kamar operasi 110/70 mmHg, laju nadi 98 kali /menit, laju napas 24 kali /menit, suhu badan 37,50 C, dan GCS E1V3M5. Pasien diinduksi dengan Fentanyl 100 μg, Propofol 100 mg, fasilitas intubasi dengan Rocuronium 40 mg, Lidokain 70 mg, dan pemeliharaan dengan Isofluran dan Oksigen serta Propofol kontinyu, dan penambahan fentanyl dan rokuronium intermiten. Operasi berlangsung selama empat jam, kemudian dipindahkan ke ICU. Setelah dirawat selama 2 hari di ICU, pasien kemudian dipindahkan ke ruangan dengan GCS pasca operasi E3V5M6. Pengelolaan anestesi untuk perdarahan otak karena cedera otak traumatik membutuhkan suatu pengertian mengenai patofisiologi dari peningkatan tekanan intrakranial, tekanan perfusi otak. Resusitasi otak perioperatif secara farmakologik dan non-farmakologik adalah sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera otak sekunder. Anesthesia Management in Traumatic Brain Injury Traumatic Brain Injury (TBI) is a big problem in the world because of high mortality and morbidity. TBI burdens approximately 600,000 people every year in USA. Head injuries are found in 17.6% of all trauma in-patients and are the most common cause of death after injury (26.6%) in German. Here we report anesthetic management in male, 19 yrs old, 65 kgs body wieght, diagnose was Epidural Haematome (EDH), left frontotemporal intracranial haemorrhage (ICH), right temporal ICH, and linear fracture of left temporal bone. He was undergoing craniotomy procedure to evacuate blood clot. Blood pressure was 110/70 mmHg, HR 98 x / m, RR 24 x /m ,core temperature 37,50 C. GCS E1 V3 M5. Induction of anesthesia was with Fentanyl 100 μg, Propofol 100 mg. Intubation with Rocuronium 40 mg, Lidocaine 70 mg, and maintenance with Isofluran and oxygen with intermittent Propofol, Fentanyl, and Rocuronium. After undergoing 4 hours anesthesia for craniotomy was ended, patient transfer to ICU. After 2 days patient was transfer to ward with GCS score E3V5M6. Anesthesia managementi in intracranial bleeding ec TBI is very important for understand intracranial hypertension pathophysiology, cerebral perfusion pressure. Basic brain rescucitation perioperatively with pharmacological and non pharmacological strategies is very important in TBI to prevent secondary brain injury.http://inasnacc.org/ojs2/index.php/jni/article/view/92cedera otak traumatikpenatalaksanaan anestesitekanan intrakranialtraumatic brain injuryanesthesia managementintracranial pressure
spellingShingle Diana Christine Lalenoh
M. H Sudjito
Bambang Suryono
Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik
Jurnal Neuroanestesi Indonesia
cedera otak traumatik
penatalaksanaan anestesi
tekanan intrakranial
traumatic brain injury
anesthesia management
intracranial pressure
title Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik
title_full Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik
title_fullStr Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik
title_full_unstemmed Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik
title_short Penanganan Anestesi pada Cedera Otak Traumatik
title_sort penanganan anestesi pada cedera otak traumatik
topic cedera otak traumatik
penatalaksanaan anestesi
tekanan intrakranial
traumatic brain injury
anesthesia management
intracranial pressure
url http://inasnacc.org/ojs2/index.php/jni/article/view/92
work_keys_str_mv AT dianachristinelalenoh penanganananestesipadacederaotaktraumatik
AT mhsudjito penanganananestesipadacederaotaktraumatik
AT bambangsuryono penanganananestesipadacederaotaktraumatik