Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu hingga saat ini. Penyakit ini memiliki beberapa bentuk manifestasi klinis yang merupakan gambaran dari perburukan dari preeklampsia diantaranya adalah eklampsia dan sindroma HELLP (hemolysis, elevated liver enzyme dan low plat...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Fahmi Agnesha, Sri Rahardjo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC) 2020-04-01
Series:Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
Subjects:
Online Access:https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/26
_version_ 1797859775509168128
author Fahmi Agnesha
Sri Rahardjo
author_facet Fahmi Agnesha
Sri Rahardjo
author_sort Fahmi Agnesha
collection DOAJ
description Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu hingga saat ini. Penyakit ini memiliki beberapa bentuk manifestasi klinis yang merupakan gambaran dari perburukan dari preeklampsia diantaranya adalah eklampsia dan sindroma HELLP (hemolysis, elevated liver enzyme dan low platelet). Kedua perburukan preeklampsia tersebut biasa terjadi pada usia kehamilan 27 hingga 37 minggu, namun semakin dini onset penyakit ini muncul prognosis bagi ibu akan semakin buruk. Seorang perempuan usia 34 tahun, gravida 3 paritas 1 abortus 1 hamil 24 minggu, janin intra uterine fetal death. Pasien datang dikarenakan kejang seluruh badan selama 5 menit sekitar 30 menit yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi dengan tekanan darah 180/110 mmHg. Selain itu dari pemeriksaan penunjang didapatkan trombositopenia 94.000, SGOT 350 IU/L and SGPT 285 IU/L. Pasien didiagnosis dengan eklampsia dan sindroma HELLP, kemudian dilakukan terminasi kehamilan melalui seksio sesarea darurat dengan anestesia umum. Pembahasan: manajemen anestesia pada ibu hamil dengan eklampsia dan sindroma HELLP memiliki beberapa pertimbangan khusus antara lain adanya kesulitan intubasi, kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dan juga efek pemberian anti kejang terhadap kontraksi rahim. Melalui penegakan diagnosis dan pengenalan risiko yang mungkin dapat terjadi pada pasien dengan eklampsia dan sindroma HELLP dapat direncanakan tindakan dan manajemen anestesia yang lebih baik sehingga morbiditas dan mortalitas ibu dengan eklampsia dan sindroma HELLP dapat diturunkan.   Eclampsia and HELLP Syndrome in Early Pregnancy: Diagnosis and Management of Anesthesia Abstract Preeclampsia is one of the leading cause maternal morbidity and mortality. It has various clinical manifestations that describe the severity of the disease include eclampsia and HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzyme dan low platelet). Those worsening of preeclampsia usually happen during 27 to 37 weeks of gestation. Even though the earlier the onset showed the worse the prognosis is. A pregnant woman 34 years old, gravidy 3 parity 1 abortus 1, 24 weeks gestational age with intra uterine fetal death. Patient had chief complain for seizure before admission. From the physical examination found that patient has severe hypertension with blood pressure 180/110 mmHg. The laboratory result showed trombositopenia 94.000, SGOT 350 IU/L and SGPT 285 IU/L. Patient diagnosed with eclampsia and HELLP syndrome and then did emergency caesarean section with general anesthesia. Discussion: The anesthesia management in this case should be specifics due to the patient condition circumstances with eclampsia and HELLP syndrome. We should prepare for difficult airway, intracranial pressure increase and effect of anticonvulsant agent to the uterine tone. By diagnose and identify the risk of eclamptic and HELLP syndrome patient carefully we can plan the better procedure and anesthesia management that maternal morbidity and mortality can be reduced.
first_indexed 2024-04-09T21:35:01Z
format Article
id doaj.art-b0edbee286764db78d8d892fd27ce6ab
institution Directory Open Access Journal
issn 2615-370X
language Indonesian
last_indexed 2024-04-09T21:35:01Z
publishDate 2020-04-01
publisher Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)
record_format Article
series Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
spelling doaj.art-b0edbee286764db78d8d892fd27ce6ab2023-03-27T02:35:40ZindIndonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia2615-370X2020-04-011110.47507/obstetri.v1i1.26Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen AnestesiaFahmi AgneshaSri Rahardjo0Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu hingga saat ini. Penyakit ini memiliki beberapa bentuk manifestasi klinis yang merupakan gambaran dari perburukan dari preeklampsia diantaranya adalah eklampsia dan sindroma HELLP (hemolysis, elevated liver enzyme dan low platelet). Kedua perburukan preeklampsia tersebut biasa terjadi pada usia kehamilan 27 hingga 37 minggu, namun semakin dini onset penyakit ini muncul prognosis bagi ibu akan semakin buruk. Seorang perempuan usia 34 tahun, gravida 3 paritas 1 abortus 1 hamil 24 minggu, janin intra uterine fetal death. Pasien datang dikarenakan kejang seluruh badan selama 5 menit sekitar 30 menit yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi dengan tekanan darah 180/110 mmHg. Selain itu dari pemeriksaan penunjang didapatkan trombositopenia 94.000, SGOT 350 IU/L and SGPT 285 IU/L. Pasien didiagnosis dengan eklampsia dan sindroma HELLP, kemudian dilakukan terminasi kehamilan melalui seksio sesarea darurat dengan anestesia umum. Pembahasan: manajemen anestesia pada ibu hamil dengan eklampsia dan sindroma HELLP memiliki beberapa pertimbangan khusus antara lain adanya kesulitan intubasi, kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dan juga efek pemberian anti kejang terhadap kontraksi rahim. Melalui penegakan diagnosis dan pengenalan risiko yang mungkin dapat terjadi pada pasien dengan eklampsia dan sindroma HELLP dapat direncanakan tindakan dan manajemen anestesia yang lebih baik sehingga morbiditas dan mortalitas ibu dengan eklampsia dan sindroma HELLP dapat diturunkan.   Eclampsia and HELLP Syndrome in Early Pregnancy: Diagnosis and Management of Anesthesia Abstract Preeclampsia is one of the leading cause maternal morbidity and mortality. It has various clinical manifestations that describe the severity of the disease include eclampsia and HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzyme dan low platelet). Those worsening of preeclampsia usually happen during 27 to 37 weeks of gestation. Even though the earlier the onset showed the worse the prognosis is. A pregnant woman 34 years old, gravidy 3 parity 1 abortus 1, 24 weeks gestational age with intra uterine fetal death. Patient had chief complain for seizure before admission. From the physical examination found that patient has severe hypertension with blood pressure 180/110 mmHg. The laboratory result showed trombositopenia 94.000, SGOT 350 IU/L and SGPT 285 IU/L. Patient diagnosed with eclampsia and HELLP syndrome and then did emergency caesarean section with general anesthesia. Discussion: The anesthesia management in this case should be specifics due to the patient condition circumstances with eclampsia and HELLP syndrome. We should prepare for difficult airway, intracranial pressure increase and effect of anticonvulsant agent to the uterine tone. By diagnose and identify the risk of eclamptic and HELLP syndrome patient carefully we can plan the better procedure and anesthesia management that maternal morbidity and mortality can be reduced. https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/26eklampsiamanajemen anestesiasindroma HELLPanesthesia managementeclampsiaHELLP syndrome
spellingShingle Fahmi Agnesha
Sri Rahardjo
Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
eklampsia
manajemen anestesia
sindroma HELLP
anesthesia management
eclampsia
HELLP syndrome
title Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia
title_full Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia
title_fullStr Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia
title_full_unstemmed Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia
title_short Eklampsia dan Sindroma HELLP pada Kehamilan Awal: Penegakan Diagnosis dan Manajemen Anestesia
title_sort eklampsia dan sindroma hellp pada kehamilan awal penegakan diagnosis dan manajemen anestesia
topic eklampsia
manajemen anestesia
sindroma HELLP
anesthesia management
eclampsia
HELLP syndrome
url https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/26
work_keys_str_mv AT fahmiagnesha eklampsiadansindromahellppadakehamilanawalpenegakandiagnosisdanmanajemenanestesia
AT srirahardjo eklampsiadansindromahellppadakehamilanawalpenegakandiagnosisdanmanajemenanestesia