RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA
Usia paruh baya merupakan usia penuh tantangan sekaligus usia pencapaian puncak prestasi. Beberapa masalah yang dihadapi pasangan usia paruh baya seperti, pertengkaran suami istri, kenakalan anak, dan perdebatan siapa yang harus berperan di luar rumah seringkali mengakibatkan perceraian bagi pasanga...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
State Islamic Institute of Ponorogo
2015-12-01
|
Series: | Kodifikasia |
Subjects: | |
Online Access: | https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/view/797 |
_version_ | 1818863838612684800 |
---|---|
author | Umi Rohmah |
author_facet | Umi Rohmah |
author_sort | Umi Rohmah |
collection | DOAJ |
description | Usia paruh baya merupakan usia penuh tantangan sekaligus usia pencapaian puncak prestasi. Beberapa masalah yang dihadapi pasangan usia paruh baya seperti, pertengkaran suami istri, kenakalan anak, dan perdebatan siapa yang harus berperan di luar rumah seringkali mengakibatkan perceraian bagi pasangan yang tidak memiliki resiliensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga, dan (2) mengetahui faktor-faktor protektif yang mempengaruhi resiliensi keluarga pada pasangan usia paruh baya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis
penelitian Studi Kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara. Analisis datanya menggunakan langkah-langkah: (1) pengumpulan data (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga adalah: a) bertanggungjawab atas ketenangan, keselamatan, dan kesejahteraan keluarga; b) mendidik anak dengan penuh rasa kasih sayang dan tanggung jawab; c) memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agama; dan d) penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar; (2) faktor-faktor protektif yang turut mempengaruhi peningkatan resiliensi keluarga adalah sebagai berikut: a). faktor internal, meliputi: pengamalan nilai-nilai agama, adanya komitmen, saling percaya, dan adanya komunikasi; dan b) faktor eksternal, meliputi: orang tua, santri, kepercayaan dari masyarakat, asisten rumah tangga, teman, dan kyai. |
first_indexed | 2024-12-19T10:22:07Z |
format | Article |
id | doaj.art-b3336cc309e84a9789c51865e8902f58 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 1907-6371 2527-9254 |
language | Arabic |
last_indexed | 2024-12-19T10:22:07Z |
publishDate | 2015-12-01 |
publisher | State Islamic Institute of Ponorogo |
record_format | Article |
series | Kodifikasia |
spelling | doaj.art-b3336cc309e84a9789c51865e8902f582022-12-21T20:26:01ZaraState Islamic Institute of PonorogoKodifikasia1907-63712527-92542015-12-019110112010.21154/kodifikasia.v9i1.797632RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYAUmi Rohmah0STAIN PonorogoUsia paruh baya merupakan usia penuh tantangan sekaligus usia pencapaian puncak prestasi. Beberapa masalah yang dihadapi pasangan usia paruh baya seperti, pertengkaran suami istri, kenakalan anak, dan perdebatan siapa yang harus berperan di luar rumah seringkali mengakibatkan perceraian bagi pasangan yang tidak memiliki resiliensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga, dan (2) mengetahui faktor-faktor protektif yang mempengaruhi resiliensi keluarga pada pasangan usia paruh baya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis penelitian Studi Kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis datanya menggunakan langkah-langkah: (1) pengumpulan data (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) peran pasangan usia paruh baya dalam meningkatkan resiliensi keluarga adalah: a) bertanggungjawab atas ketenangan, keselamatan, dan kesejahteraan keluarga; b) mendidik anak dengan penuh rasa kasih sayang dan tanggung jawab; c) memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agama; dan d) penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar; (2) faktor-faktor protektif yang turut mempengaruhi peningkatan resiliensi keluarga adalah sebagai berikut: a). faktor internal, meliputi: pengamalan nilai-nilai agama, adanya komitmen, saling percaya, dan adanya komunikasi; dan b) faktor eksternal, meliputi: orang tua, santri, kepercayaan dari masyarakat, asisten rumah tangga, teman, dan kyai.https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/view/797resiliensi keluarga, usia paruh baya |
spellingShingle | Umi Rohmah RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA Kodifikasia resiliensi keluarga, usia paruh baya |
title | RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA |
title_full | RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA |
title_fullStr | RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA |
title_full_unstemmed | RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA |
title_short | RESILIENSI KELUARGA PADA PASANGAN USIA PARUH BAYA |
title_sort | resiliensi keluarga pada pasangan usia paruh baya |
topic | resiliensi keluarga, usia paruh baya |
url | https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/view/797 |
work_keys_str_mv | AT umirohmah resiliensikeluargapadapasanganusiaparuhbaya |