Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat

Abstract   Hadith is the source of the second law of Islam. To be functioned as bayan (explanatory) of the Qur'an and at the same time as a guideline, he must undergo a selection process called hadith keshahihan test or hadith criticism test. This neglect of critical attitudes in turn ca...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Marlina Ratna Sari
Format: Article
Language:Arabic
Published: Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang 2020-12-01
Series:El-Sunnah
Online Access:https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/elsunnah/article/view/7414
_version_ 1797231629341556736
author Marlina Ratna Sari
author_facet Marlina Ratna Sari
author_sort Marlina Ratna Sari
collection DOAJ
description Abstract   Hadith is the source of the second law of Islam. To be functioned as bayan (explanatory) of the Qur'an and at the same time as a guideline, he must undergo a selection process called hadith keshahihan test or hadith criticism test. This neglect of critical attitudes in turn causes the number of hadiths dhaif (weak hadith) and hadith mawdhu ' (false hadith) spread in the community. Among the groups responsible for the spread of these hadiths are the da'i (khatib and muballigh) who do not equip themselves with adequate mastery of hadith science, where they tend to cite hadiths not from the original sources (the book of hadith mu'tabar). In turn, the result of the phenomenon of the spread of hadith dhaif and mawdhu' itself is the spread of heresy behavior and neglect of the Sunnah of the Prophet.   Keywords: Authentication of Hadith, Hadith Dhaif, Hadith Mawdhu'   Abstrak   Hadis adalah sumber hukum kedua agama Islam. Untuk dapat difungsikan sebagai bayan (penjelas) al-Qur’an dan sekaligus sebagai pedoman, ia harus menjalani proses seleksi yang disebut dengan uji keshahihan hadis atau uji kritik hadis. Pengabaian terhadap sikap kritis inilah yang pada gilirannya menyebabkan banyaknya hadis dhaif (hadis lemah) dan hadis mawdhu’ (hadis palsu) tersebar di tengah masyarakat. Di antara kelompok yang bertanggung jawab terhadap penyebaran hadis-hadis ini adalah para da’i (khatib dan muballigh) yang tidak melengkapi diri dengan penguasaan ilmu hadis yang memadai, dimana mereka cenderung mengutip hadis tidak dari sumber-sumber aslinya (kitab hadis mu’tabar). Pada gilirannya, akibat dari fenomena penyebaran hadis dhaif dan mawdhu’ sendiri adalah merebaknya perilaku bid’ah dan pengabaian sunnah Nabi.   Keywords: Uji Keshahihan Hadis, Hadis Dhaif, Hadis Mawdhu’
first_indexed 2024-03-08T11:21:46Z
format Article
id doaj.art-b60d746e71134e1788877c7ee7c174c4
institution Directory Open Access Journal
issn 2828-2019
2809-1744
language Arabic
last_indexed 2024-04-24T15:47:25Z
publishDate 2020-12-01
publisher Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
record_format Article
series El-Sunnah
spelling doaj.art-b60d746e71134e1788877c7ee7c174c42024-04-01T13:39:53ZaraUniversitas Islam Negeri Raden Fatah PalembangEl-Sunnah2828-20192809-17442020-12-011110.19109/elsunnah.v1i1.74147414Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan BermasyarakatMarlina Ratna Sari0SD Negeri 13 Sembawa Banyuasin Abstract   Hadith is the source of the second law of Islam. To be functioned as bayan (explanatory) of the Qur'an and at the same time as a guideline, he must undergo a selection process called hadith keshahihan test or hadith criticism test. This neglect of critical attitudes in turn causes the number of hadiths dhaif (weak hadith) and hadith mawdhu ' (false hadith) spread in the community. Among the groups responsible for the spread of these hadiths are the da'i (khatib and muballigh) who do not equip themselves with adequate mastery of hadith science, where they tend to cite hadiths not from the original sources (the book of hadith mu'tabar). In turn, the result of the phenomenon of the spread of hadith dhaif and mawdhu' itself is the spread of heresy behavior and neglect of the Sunnah of the Prophet.   Keywords: Authentication of Hadith, Hadith Dhaif, Hadith Mawdhu'   Abstrak   Hadis adalah sumber hukum kedua agama Islam. Untuk dapat difungsikan sebagai bayan (penjelas) al-Qur’an dan sekaligus sebagai pedoman, ia harus menjalani proses seleksi yang disebut dengan uji keshahihan hadis atau uji kritik hadis. Pengabaian terhadap sikap kritis inilah yang pada gilirannya menyebabkan banyaknya hadis dhaif (hadis lemah) dan hadis mawdhu’ (hadis palsu) tersebar di tengah masyarakat. Di antara kelompok yang bertanggung jawab terhadap penyebaran hadis-hadis ini adalah para da’i (khatib dan muballigh) yang tidak melengkapi diri dengan penguasaan ilmu hadis yang memadai, dimana mereka cenderung mengutip hadis tidak dari sumber-sumber aslinya (kitab hadis mu’tabar). Pada gilirannya, akibat dari fenomena penyebaran hadis dhaif dan mawdhu’ sendiri adalah merebaknya perilaku bid’ah dan pengabaian sunnah Nabi.   Keywords: Uji Keshahihan Hadis, Hadis Dhaif, Hadis Mawdhu’ https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/elsunnah/article/view/7414
spellingShingle Marlina Ratna Sari
Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
El-Sunnah
title Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
title_full Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
title_fullStr Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
title_full_unstemmed Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
title_short Dampak Penyebaran Hadis Lemah dan Palsu dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
title_sort dampak penyebaran hadis lemah dan palsu dalam tatanan kehidupan bermasyarakat
url https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/elsunnah/article/view/7414
work_keys_str_mv AT marlinaratnasari dampakpenyebaranhadislemahdanpalsudalamtatanankehidupanbermasyarakat