Koordinasi Pembangkit Hidro-Termal Berbasis Dynamic Optimal Power Flow Menggunakan Quadratic Programming
Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat, pembangkitan tenaga listrik direncanakan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Sebagian besar bahan bakar yang digunakan pada pembangkit listrik di Indonesia adalah batubara, minyak dan gas. Semakin menurunnya jumlah energi fosil, mendorong pemerint...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
2017-01-01
|
Series: | Jurnal Teknik ITS |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/16223 |
Summary: | Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat, pembangkitan tenaga listrik direncanakan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Sebagian besar bahan bakar yang digunakan pada pembangkit listrik di Indonesia adalah batubara, minyak dan gas. Semakin menurunnya jumlah energi fosil, mendorong pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi pada pembangkit energi listrik. Pembangkit listrik hidro-termal merupakan salah satu alternatif dalam upaya penghematan bahan bakar yang tidak bisa diperbarui. Dengan mengkoordinasikan antara pembangkit hidro dan pembangkit termal diharapkan dapat mensuplay beban yang dinamis dengan memaksimalkan energi air dari pembangkit hidro dan meminimalkan bahan bakar pembangkit termal .Digunakan analisa aliran daya optimal dinamis (<em>Dynamic Optimal Power Flow</em>) arus searah sebagai dasar pembuatan program. Program akan menentukan pembebanan unit hidro-termal yang tersambung sehingga didapatkan biaya pembangkitan yang ekonomis tiap waktu dengan memperhatikan <em>ramp rate</em> unit pembangkit dan aliran daya pada sistem transmisi. Selain itu dengan menggunakan <em>quadratic programming,</em> program akan membatasi sistem terhadap batasan (<em>equality constraint</em>) dan batasan pertidaksamaan (<em>inequality constraint</em>). Simulasi dilakukan berbasis pada sistem IEEE 30 bus dengan menginisialkan pembangkit ke-6 sebagai unit hidro. Hasil dari simulasi dan analisa menujukkan bahwa program mampu memenuhi semua batasan dan memaksimalkan penggunaan debit air dalam pembebanan selama 24 jam. Dengan penambahan unit hidro, biaya pembangkitan dapat ditekan. |
---|---|
ISSN: | 2301-9271 2337-3539 |