METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA

Berdasarkan penelitian, anak 3 tahun memiliki kemampuan untuk mengatur pikirannya. Kemampuan inilah yang disebut metakognitif, yaitu suatu kesadaran tentang kognitif itu sendiri, bagaimana kognitif bekerja serta bagaimana mengaturnya.Metakognisi berhubungan dengan bagaimana seseorang menggunakan pik...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Fu`ad Arif Noor
Format: Article
Language:English
Published: UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten 2017-01-01
Series:As-Sibyan
Subjects:
Online Access:https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/188
_version_ 1811307393572667392
author Fu`ad Arif Noor
author_facet Fu`ad Arif Noor
author_sort Fu`ad Arif Noor
collection DOAJ
description Berdasarkan penelitian, anak 3 tahun memiliki kemampuan untuk mengatur pikirannya. Kemampuan inilah yang disebut metakognitif, yaitu suatu kesadaran tentang kognitif itu sendiri, bagaimana kognitif bekerja serta bagaimana mengaturnya.Metakognisi berhubungan dengan bagaimana seseorang menggunakan pikirannya dan merupakan proses kognitif yang paling tinggi dan canggih. Pernyataan“mengetahui apa yang kamu ketahui dan apa yang tidak kamu ketahui” merupakan salah satu contohpernyataan yang menerangkan proses meta kognisi dalam regulasi pembelajaran. Metakognisi mempunyai dua komponen yaitu: 1) Pengetahuan,yang merupakanproses belajar dapat benar atau salah, sedangkan pengetahuan diri seseorang cukup lama bertahan untuk berubah. Misalnya, siswa dapat membuat kekeliruan dalam proses berpikirnya, karena ia merasa meluangkan cukup waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan. 2) Ketrampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengendalikan keterampilan kognitifnya sendiri, sebagai aktivitas metakognisi dalam memecahkan masalah yang merupakan aktivitas merencanakan, memantau, dan merefleksi, termasuk dalam aktivitas meta kognisi oleh siswa dan guru. Aktivitas metakognisi dalam pembelajarannya oleh siswa dan guru terdiri dari: 1) Proses merencanakan, diperlukan siswa untuk meramal apakah yang akan dipelajari, bagaimana masalah itu dikuasai dan kesan daripada masalah yang dipelajari, dan merencanakan cara tepat untuk memecahkan suatu masalah. 2) Proses memantau, siswa perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri seperti “apa yang saya lakukan?, apa makna dari soal ini?, bagaimana saya harus memecahkannya?, dan mengapa saya tidak memahami soal ini?” 3) Proses menilai/evaluasi, siswa membuat refleksi untuk mengetahui bagaimana suatu kemahiran, nilai dan suatu pengetahuan yang dikuasai oleh siswa tersebut. Mengapa siswa tersebut mudah/sulit untuk menguasainya, dan apa tindakan/perbaikan yang harus dilakukan.
first_indexed 2024-04-13T09:03:32Z
format Article
id doaj.art-bf5ecd23f1ce43b080a988498da62460
institution Directory Open Access Journal
issn 2541-5549
2685-1326
language English
last_indexed 2024-04-13T09:03:32Z
publishDate 2017-01-01
publisher UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
record_format Article
series As-Sibyan
spelling doaj.art-bf5ecd23f1ce43b080a988498da624602022-12-22T02:53:03ZengUIN Sultan Maulana Hasanuddin BantenAs-Sibyan2541-55492685-13262017-01-011011120184METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RAFu`ad Arif Noor0STPI Bina Insan Mulia YogyakartaBerdasarkan penelitian, anak 3 tahun memiliki kemampuan untuk mengatur pikirannya. Kemampuan inilah yang disebut metakognitif, yaitu suatu kesadaran tentang kognitif itu sendiri, bagaimana kognitif bekerja serta bagaimana mengaturnya.Metakognisi berhubungan dengan bagaimana seseorang menggunakan pikirannya dan merupakan proses kognitif yang paling tinggi dan canggih. Pernyataan“mengetahui apa yang kamu ketahui dan apa yang tidak kamu ketahui” merupakan salah satu contohpernyataan yang menerangkan proses meta kognisi dalam regulasi pembelajaran. Metakognisi mempunyai dua komponen yaitu: 1) Pengetahuan,yang merupakanproses belajar dapat benar atau salah, sedangkan pengetahuan diri seseorang cukup lama bertahan untuk berubah. Misalnya, siswa dapat membuat kekeliruan dalam proses berpikirnya, karena ia merasa meluangkan cukup waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan. 2) Ketrampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengendalikan keterampilan kognitifnya sendiri, sebagai aktivitas metakognisi dalam memecahkan masalah yang merupakan aktivitas merencanakan, memantau, dan merefleksi, termasuk dalam aktivitas meta kognisi oleh siswa dan guru. Aktivitas metakognisi dalam pembelajarannya oleh siswa dan guru terdiri dari: 1) Proses merencanakan, diperlukan siswa untuk meramal apakah yang akan dipelajari, bagaimana masalah itu dikuasai dan kesan daripada masalah yang dipelajari, dan merencanakan cara tepat untuk memecahkan suatu masalah. 2) Proses memantau, siswa perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri seperti “apa yang saya lakukan?, apa makna dari soal ini?, bagaimana saya harus memecahkannya?, dan mengapa saya tidak memahami soal ini?” 3) Proses menilai/evaluasi, siswa membuat refleksi untuk mengetahui bagaimana suatu kemahiran, nilai dan suatu pengetahuan yang dikuasai oleh siswa tersebut. Mengapa siswa tersebut mudah/sulit untuk menguasainya, dan apa tindakan/perbaikan yang harus dilakukan.https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/188metakognisipembelajarananak ra
spellingShingle Fu`ad Arif Noor
METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA
As-Sibyan
metakognisi
pembelajaran
anak ra
title METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA
title_full METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA
title_fullStr METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA
title_full_unstemmed METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA
title_short METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN RA
title_sort metakognisi dalam pembelajaran ra
topic metakognisi
pembelajaran
anak ra
url https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/188
work_keys_str_mv AT fuadarifnoor metakognisidalampembelajaranra