Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100

Abstract Thickness of flexible pavement design is affected by location temperature - this is evident in the empirical mechanistic design method when determining the dynamic modulus of asphalt mixtures. MDP recommends the representative temperature or WMAPT of 41oC while Pedoman Perencanaan Tebal La...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Aloysius Tjan, Raden Hisyam Syauqi Al-Ghifari
Format: Article
Language:English
Published: Institut Teknologi Bandung 2020-08-01
Series:Jurnal Teknik Sipil
Subjects:
Online Access:http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/6569/6569
_version_ 1818323124327809024
author Aloysius Tjan
Raden Hisyam Syauqi Al-Ghifari
author_facet Aloysius Tjan
Raden Hisyam Syauqi Al-Ghifari
author_sort Aloysius Tjan
collection DOAJ
description Abstract Thickness of flexible pavement design is affected by location temperature - this is evident in the empirical mechanistic design method when determining the dynamic modulus of asphalt mixtures. MDP recommends the representative temperature or WMAPT of 41oC while Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah recommends standard temperature of 35oC. This study analyzes the representative temperature or WMAPT with an empirical mechanistic approach. Data on axle types, axle loads and hourly temperatures are obtained for Cikampek-Pamanukan STA 20 + 100 Section. The results of the analysis showed that WMAPT is independent of pavement thickness, and subgrade resilient modulus, therefore it is valid for various pavement thickness and subgrade resilient modulus, however it depends on traffic load composition. At the study location, it is obtained an average WMAPT of 34.71oC with standard deviation of 0.5oC. Determination of WMAPT that is higher than it should be (as recommended by MDP, which is 41oC) has a potential to reduce the results of pavement life analysis. The results of this study support the standard temperature of 35oC used in Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah. Abstrak Desain tebal perkerasan lentur dipengaruhi oleh temperatur lokasi – hal ini tampak jelas pada metode desain mekanistik empiris ketika menentukan modulus dinamis campuran beraspal. Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP) menetapkan temperatur wakil atau WMAPT sebesar 41oC sedangkan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah menetapkan temperatur standar 35oC. Studi ini menganalisis temperatur wakil atau WMAPT dengan pendekatan mekanistik empiris. Data jenis sumbu, beban sumbu dan temperatur tiap jam diperoleh pada Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100. Hasil analisis memperlihatkan WMAPT tidak dipengaruhi oleh tebal struktur perkerasan, modulus resilien lapis tanah dasar, sehingga berlaku untuk semua tebal struktur dan daya dukung tanah dasar, namun diperngaruhi oleh komposisi beban lalu lintas. Di lokasi studi, diperoleh WMAPT rata-rata sebesar 34.71oC dan deviasi standar 0.5oC. Menetapkan WMAPT yang lebih tinggi dari yang sesungguhnya (seperti yang direkomendasikan oleh Manual Desain Perkerasan Jalan, yaitu 41oC) berpotensi memperpendek hasil analisis umur perkerasan. Hasil studi ini juga mendukung penggunaan temperatur standar pada Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah yaitu 35oC.
first_indexed 2024-12-13T11:07:42Z
format Article
id doaj.art-bf63f0a4200a439093858ff810214ec6
institution Directory Open Access Journal
issn 0853-2982
2549-2659
language English
last_indexed 2024-12-13T11:07:42Z
publishDate 2020-08-01
publisher Institut Teknologi Bandung
record_format Article
series Jurnal Teknik Sipil
spelling doaj.art-bf63f0a4200a439093858ff810214ec62022-12-21T23:48:55ZengInstitut Teknologi BandungJurnal Teknik Sipil0853-29822549-26592020-08-0127218519610.5614/jts.2020.27.2.9Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100Aloysius Tjan0Raden Hisyam Syauqi Al-Ghifari1Universitas Katolik ParahyanganUniversitas Katolik Parahyangan Abstract Thickness of flexible pavement design is affected by location temperature - this is evident in the empirical mechanistic design method when determining the dynamic modulus of asphalt mixtures. MDP recommends the representative temperature or WMAPT of 41oC while Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah recommends standard temperature of 35oC. This study analyzes the representative temperature or WMAPT with an empirical mechanistic approach. Data on axle types, axle loads and hourly temperatures are obtained for Cikampek-Pamanukan STA 20 + 100 Section. The results of the analysis showed that WMAPT is independent of pavement thickness, and subgrade resilient modulus, therefore it is valid for various pavement thickness and subgrade resilient modulus, however it depends on traffic load composition. At the study location, it is obtained an average WMAPT of 34.71oC with standard deviation of 0.5oC. Determination of WMAPT that is higher than it should be (as recommended by MDP, which is 41oC) has a potential to reduce the results of pavement life analysis. The results of this study support the standard temperature of 35oC used in Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah. Abstrak Desain tebal perkerasan lentur dipengaruhi oleh temperatur lokasi – hal ini tampak jelas pada metode desain mekanistik empiris ketika menentukan modulus dinamis campuran beraspal. Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP) menetapkan temperatur wakil atau WMAPT sebesar 41oC sedangkan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah menetapkan temperatur standar 35oC. Studi ini menganalisis temperatur wakil atau WMAPT dengan pendekatan mekanistik empiris. Data jenis sumbu, beban sumbu dan temperatur tiap jam diperoleh pada Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100. Hasil analisis memperlihatkan WMAPT tidak dipengaruhi oleh tebal struktur perkerasan, modulus resilien lapis tanah dasar, sehingga berlaku untuk semua tebal struktur dan daya dukung tanah dasar, namun diperngaruhi oleh komposisi beban lalu lintas. Di lokasi studi, diperoleh WMAPT rata-rata sebesar 34.71oC dan deviasi standar 0.5oC. Menetapkan WMAPT yang lebih tinggi dari yang sesungguhnya (seperti yang direkomendasikan oleh Manual Desain Perkerasan Jalan, yaitu 41oC) berpotensi memperpendek hasil analisis umur perkerasan. Hasil studi ini juga mendukung penggunaan temperatur standar pada Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah yaitu 35oC.http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/6569/6569wmapttemperatur perkerasanmekanistik empirismanual desain perkerasan jalan
spellingShingle Aloysius Tjan
Raden Hisyam Syauqi Al-Ghifari
Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100
Jurnal Teknik Sipil
wmapt
temperatur perkerasan
mekanistik empiris
manual desain perkerasan jalan
title Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100
title_full Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100
title_fullStr Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100
title_full_unstemmed Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100
title_short Kajian Temperatur Rata-rata Tertimbang (WMAPT) pada Desain Perkerasan Lentur Studi Kasus: Ruas Cikampek-Pamanukan Sta 20+100
title_sort kajian temperatur rata rata tertimbang wmapt pada desain perkerasan lentur studi kasus ruas cikampek pamanukan sta 20 100
topic wmapt
temperatur perkerasan
mekanistik empiris
manual desain perkerasan jalan
url http://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/6569/6569
work_keys_str_mv AT aloysiustjan kajiantemperaturrataratatertimbangwmaptpadadesainperkerasanlenturstudikasusruascikampekpamanukansta20100
AT radenhisyamsyauqialghifari kajiantemperaturrataratatertimbangwmaptpadadesainperkerasanlenturstudikasusruascikampekpamanukansta20100