HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perijinan pemanfaatan hutan mangrove sebagai bahan baku arang oleh masyarakat dan menganalisis hambatan implementasi kebijakan HTR di Kecamatan Batu Ampar. Penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunj...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ritabulan Ritabulan, Sambas Basuni, Nyoto Santoso, M Bismark
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Centre for Social Research and Development, Economics, Policy and Climate Change 2017-01-01
Series:Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Subjects:
Online Access:http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1408
_version_ 1818350938645069824
author Ritabulan Ritabulan
Sambas Basuni
Nyoto Santoso
M Bismark
author_facet Ritabulan Ritabulan
Sambas Basuni
Nyoto Santoso
M Bismark
author_sort Ritabulan Ritabulan
collection DOAJ
description Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perijinan pemanfaatan hutan mangrove sebagai bahan baku arang oleh masyarakat dan menganalisis hambatan implementasi kebijakan HTR di Kecamatan Batu Ampar. Penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan hutan mangrove di Batu Ampar pernah memperoleh Ijin Pemilikan Dapur dan Pengelolaan Hutan untuk bahan baku arang. Upaya legalisasi pengelolaan hutan mangrove dan usaha arang bakau oleh masyarakat telah beberapa kali dilakukan, namun sering terbentur dengan dinamika proses kebijakan yang berkembang terkait status dan fungsi kawasan hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya. Hambatan implementasi kebijakan HTR pada pemanfaatan hasil hutan kayu mangrove sebagai bahan baku arang terutama disebabkan oleh: (1) kurangnya pemahaman masyarakat pengrajin terhadap isi peraturan akibat tidak adanya sosialisasi; (2) rendahnya kualitas SDM masyarakat pengrajin dan tidak adanya pemberian sanksi yang tegas bagi pelaku pemanfaatan hasil hutan kayu tanpa ijin; serta (3) sebagian besar tugas dan fungsi instansi pemerintah belum dilaksanakan
first_indexed 2024-12-13T18:29:48Z
format Article
id doaj.art-c06f2c20172b49d98066d02dc201f074
institution Directory Open Access Journal
issn 0216-0897
2502-6267
language Indonesian
last_indexed 2024-12-13T18:29:48Z
publishDate 2017-01-01
publisher Centre for Social Research and Development, Economics, Policy and Climate Change
record_format Article
series Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
spelling doaj.art-c06f2c20172b49d98066d02dc201f0742022-12-21T23:35:30ZindCentre for Social Research and Development, Economics, Policy and Climate ChangeJurnal Analisis Kebijakan Kehutanan0216-08972502-62672017-01-01132738410.20886/jakk.2016.13.2.73-841800HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARATRitabulan Ritabulan0Sambas Basuni1Nyoto Santoso2M Bismark3Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gorontalo, Jl. Jend. Sudirman 247 Limboto, Gorontalo, IndonesiaDepartemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB, Jl. Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor, IndonesiaDepartemen Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan IPB, Jl. Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor, IndonesiaPusat Litbang Hutan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jl. Gunung Batu No.5 Bogor, IndonesiaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perijinan pemanfaatan hutan mangrove sebagai bahan baku arang oleh masyarakat dan menganalisis hambatan implementasi kebijakan HTR di Kecamatan Batu Ampar. Penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan hutan mangrove di Batu Ampar pernah memperoleh Ijin Pemilikan Dapur dan Pengelolaan Hutan untuk bahan baku arang. Upaya legalisasi pengelolaan hutan mangrove dan usaha arang bakau oleh masyarakat telah beberapa kali dilakukan, namun sering terbentur dengan dinamika proses kebijakan yang berkembang terkait status dan fungsi kawasan hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya. Hambatan implementasi kebijakan HTR pada pemanfaatan hasil hutan kayu mangrove sebagai bahan baku arang terutama disebabkan oleh: (1) kurangnya pemahaman masyarakat pengrajin terhadap isi peraturan akibat tidak adanya sosialisasi; (2) rendahnya kualitas SDM masyarakat pengrajin dan tidak adanya pemberian sanksi yang tegas bagi pelaku pemanfaatan hasil hutan kayu tanpa ijin; serta (3) sebagian besar tugas dan fungsi instansi pemerintah belum dilaksanakanhttp://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1408implementasi kebijakanhutan mangrovearang bakauHTR
spellingShingle Ritabulan Ritabulan
Sambas Basuni
Nyoto Santoso
M Bismark
HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
implementasi kebijakan
hutan mangrove
arang bakau
HTR
title HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
title_full HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
title_fullStr HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
title_full_unstemmed HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
title_short HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI BATU AMPAR, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
title_sort hambatan implementasi kebijakan hutan tanaman rakyat di batu ampar propinsi kalimantan barat
topic implementasi kebijakan
hutan mangrove
arang bakau
HTR
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1408
work_keys_str_mv AT ritabulanritabulan hambatanimplementasikebijakanhutantanamanrakyatdibatuamparpropinsikalimantanbarat
AT sambasbasuni hambatanimplementasikebijakanhutantanamanrakyatdibatuamparpropinsikalimantanbarat
AT nyotosantoso hambatanimplementasikebijakanhutantanamanrakyatdibatuamparpropinsikalimantanbarat
AT mbismark hambatanimplementasikebijakanhutantanamanrakyatdibatuamparpropinsikalimantanbarat