Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial

Memikirkan serta merumuskan kembali makna agama merupakan tanggung jawab seluruh umat beragama di dunia. Hal ini dimotivasi oleh situasi dan kondisi kehidupan umat beragama saat ini sangat buruk. Agama seringkali tampil dalam wajah yang suram, keras dan kejam. Berbagai kekerasan yang muncul, hampir...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Husna Amin
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Gadjah Mada 2012-12-01
Series:Jurnal Filsafat
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/3094
_version_ 1819178478856044544
author Husna Amin
author_facet Husna Amin
author_sort Husna Amin
collection DOAJ
description Memikirkan serta merumuskan kembali makna agama merupakan tanggung jawab seluruh umat beragama di dunia. Hal ini dimotivasi oleh situasi dan kondisi kehidupan umat beragama saat ini sangat buruk. Agama seringkali tampil dalam wajah yang suram, keras dan kejam. Berbagai kekerasan yang muncul, hampir tidak bisa dipisahkan dengan agama, bahkan agama dianggap sebagai sumber kekerasan dan agama juga pada akhirnya yang dituntut untuk bertanggung jawab menyelesaikan persoalan tersebut. Agama kini ditantang oleh zamannya, sehingga dibutuhkan kesiapan intelektual masing-masing umat beragama untuk mempertahankan nilai kehadiran dan kesucian agama sebagai alternatif mengatasi kompleksitas masalah agama yang muncul akhir-akhir ini. Mendudukan agama pada posisi yang sebenarnya mengharuskan kita mengkaji eksistensi agama sebagai sebuah tradisi. Agama sebagai tradisi dalam bingkai Filsafat perennial merupakan sesuatu yang ada dan akan senantiasa. Agama dalam bingkai tradisi tidak hanya sekedar aturan kehidupan yang dianut umat beragama, tetapi telah menjadi fitrah hakiki kemanusiaan yang secara bersahaja ditanamkan Allah swt dalam hati manusia atau hakikat primordialnya. Tradisi adalah jantung atau inti ajaran agama yang senantiasa terjaga dan terpelihara dalam kitab suci yang lebih dikenal dengan scientia sacra perspektif Filsafat Perennial. Tulisan ini mencoba mengupas Agama sebagai tradisi dalam  bingkai Filsafat Perennial, sebuah upaya mengembalikan agama pada posisi yang sebenarnya, bukan sekedar kontruksi pemikiran, tetapi menuai tradisi sebagai inti sari agama sebagai dasar fundamental tumbuh dan berkembangnya tradisi-tradisi lainnya. Di atas tradisi sakral dan primordial inilah bangunan peradaban manusia maju dan kokoh. Kata kunci: Agama, Tradisi dan Filsafat Perennial
first_indexed 2024-12-22T21:43:12Z
format Article
id doaj.art-c16018f7a4b4470487fd629ce752f7fe
institution Directory Open Access Journal
issn 0853-1870
2528-6811
language English
last_indexed 2024-12-22T21:43:12Z
publishDate 2012-12-01
publisher Universitas Gadjah Mada
record_format Article
series Jurnal Filsafat
spelling doaj.art-c16018f7a4b4470487fd629ce752f7fe2022-12-21T18:11:34ZengUniversitas Gadjah MadaJurnal Filsafat0853-18702528-68112012-12-0122318721710.22146/jf.30942878Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat PerennialHusna Amin0IAIN Ar-Raniry Banda AcehMemikirkan serta merumuskan kembali makna agama merupakan tanggung jawab seluruh umat beragama di dunia. Hal ini dimotivasi oleh situasi dan kondisi kehidupan umat beragama saat ini sangat buruk. Agama seringkali tampil dalam wajah yang suram, keras dan kejam. Berbagai kekerasan yang muncul, hampir tidak bisa dipisahkan dengan agama, bahkan agama dianggap sebagai sumber kekerasan dan agama juga pada akhirnya yang dituntut untuk bertanggung jawab menyelesaikan persoalan tersebut. Agama kini ditantang oleh zamannya, sehingga dibutuhkan kesiapan intelektual masing-masing umat beragama untuk mempertahankan nilai kehadiran dan kesucian agama sebagai alternatif mengatasi kompleksitas masalah agama yang muncul akhir-akhir ini. Mendudukan agama pada posisi yang sebenarnya mengharuskan kita mengkaji eksistensi agama sebagai sebuah tradisi. Agama sebagai tradisi dalam bingkai Filsafat perennial merupakan sesuatu yang ada dan akan senantiasa. Agama dalam bingkai tradisi tidak hanya sekedar aturan kehidupan yang dianut umat beragama, tetapi telah menjadi fitrah hakiki kemanusiaan yang secara bersahaja ditanamkan Allah swt dalam hati manusia atau hakikat primordialnya. Tradisi adalah jantung atau inti ajaran agama yang senantiasa terjaga dan terpelihara dalam kitab suci yang lebih dikenal dengan scientia sacra perspektif Filsafat Perennial. Tulisan ini mencoba mengupas Agama sebagai tradisi dalam  bingkai Filsafat Perennial, sebuah upaya mengembalikan agama pada posisi yang sebenarnya, bukan sekedar kontruksi pemikiran, tetapi menuai tradisi sebagai inti sari agama sebagai dasar fundamental tumbuh dan berkembangnya tradisi-tradisi lainnya. Di atas tradisi sakral dan primordial inilah bangunan peradaban manusia maju dan kokoh. Kata kunci: Agama, Tradisi dan Filsafat Perennialhttps://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/3094
spellingShingle Husna Amin
Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial
Jurnal Filsafat
title Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial
title_full Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial
title_fullStr Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial
title_full_unstemmed Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial
title_short Makna Agama sebagai Tradisi dalam Bingkai Filsafat Perennial
title_sort makna agama sebagai tradisi dalam bingkai filsafat perennial
url https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/3094
work_keys_str_mv AT husnaamin maknaagamasebagaitradisidalambingkaifilsafatperennial