UJI BANDING EFEKTIVITAS H2O2 3%, DAN LARUTAN CAMPURAN H2O2 3% DAN MADU 1:1 SEBAGAI SERUMINOLITIK SECARA DILATOMETRI

Serumen adalah campuran material sebasea dan sekresi apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan rambut.Menurut data World Health Organizationtahun 2007, insidensi serumen obsturan di Indonesia sebesar 13% dan menempati urutan kedua terbanyak di Asia Tenggara.Serumen o...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Indra Zachreini, Mulyati Sri Rahayu, Harvina Sawitri, Fachraniah Fachraniah
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Univesitas Malikussaleh 2018-02-01
Series:Averrous: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh
Subjects:
Online Access:https://ojs.unimal.ac.id/averrous/article/view/427
Description
Summary:Serumen adalah campuran material sebasea dan sekresi apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan rambut.Menurut data World Health Organizationtahun 2007, insidensi serumen obsturan di Indonesia sebesar 13% dan menempati urutan kedua terbanyak di Asia Tenggara.Serumen obsturan tipe kering dan keras, memerlukan  seruminolitik sebelum dilakukan tindakan ekstraksi.Terdapat 2 jenis serumenolitik yaitu solutio aqueos dan solutio organic. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan mengukur kerapatan massaserumen menggunakan metode dilatometri pada serumen yang dilarutkan dengan H2O2 3%, dan larutan campuran H2O2 3% dan madu perbandingan 1:1. Dilakukan analisa kerapatan massa serumen berdasarkan perbandingan massa serumen per volume serumen dalam masing-masing larutan. Hasil penelitian diperoleh, larutan campuran H2O2 3% dan madu dengan perbandingan 1:1mempunyai kerapatan massa serumen lebih rendah dibanding larutan H2O2 3% sebagai serumenolitik , namun secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna kerapatan massa serumen antara larutan H2O2 3% dengan larutan campuran H2O2 3% dan madu perbandingan 1:1.
ISSN:2477-5231
2502-8715