STUDI TEKANAN ALIRAN AIRTANAH UNTUK KONSERVASI DI KECAMATAN RANOMEETO DAN RANOMEETO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Abstrak:  Airtanah yang merupakan sumberdaya alam terbarukan dewasa ini telah  menjadi barang ekonomis yang  memiliki peran yang cukup strategis. Namun saat ini  muka airtanah di sumur bor  yang tersebar di Kecamatan Ranomeeto dan Ranomeeto Barat, cenderung turun yang berakibat sebagian pompa s...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Muhammad Muhammad, Moh. Sholichin, Runi Asmaranto
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Brawijaya 2016-10-01
Series:Jurnal Teknik Pengairan
Online Access:https://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/283
Description
Summary:Abstrak:  Airtanah yang merupakan sumberdaya alam terbarukan dewasa ini telah  menjadi barang ekonomis yang  memiliki peran yang cukup strategis. Namun saat ini  muka airtanah di sumur bor  yang tersebar di Kecamatan Ranomeeto dan Ranomeeto Barat, cenderung turun yang berakibat sebagian pompa sumur tidak bisa lagi mengisap air untuk irigasi. Penelitian ini menggunakan basic perhitungan numeric finite element dengan alat bantu sofware Model Groundwater Modelling System (GMS) 4.0. Tujuannya adalah untuk mengetahui tekanan aliran airtanah dan dampak penambahan sumur bor. Hasil hitung terhadap tekanan yang diperoleh dari permodelan GMS 4.0 membuktikan bahwa setiap penambahan 1 unit sumur terjadi penurunan tekanan sebesar 0,027 m sampai dengan 0,3 m. Tekanan airtanah terendah terjadi pada sumur P.40 KDI sebesar 8,863 m dan tertinggi pada sumur P.11 KDI nilai tekanan 45,992 m. Debit optimum pemompaan yang digunakan sebaiknya tidak melebihi 5,7 lt/det - 14,05 lt/det. Untuk mempertahankan keberadaan airtanah perlu dilakukan kegiatan konservasi berupa penghijauan pada daerah imbuhan, pembuatan sistem drainase resapan, pembangunan waduk kecil untuk menampung air hujan yang melimpas dan  pemompaan berdasarkan debit optimum. Kata Kunci : Tekanan, Airtanah, GMS 4.0, Debit Optimum, Konservasi.   Abstract:  Groundwater which is a renewable natural resource today has become an economical item that has a strategic role. However, the current well groundwater levelthat was scattered in Ranomeeto and West Ranomeeto districts, tends to decrease so the well pump can no longer pump up the water for irrigation. This research uses basic numerical calculation by finite element software tools Model, it is Groundwater Modelling System (GMS) 4.0. The goal is to know the groundwater pressure and the impact of additional wells. Results from GMS 4.0 modelling shows that each additional 1 unit well was decrease pressure from  0,027 m up to 0.3 m. The lowest pressure occurs in groundwater wells P.40 KDI as 8.863 m and the highest pressure occurs at P.11 KDI as 45.992 m. The recommended optimum discharge pumping should not exceed 5,7 lt/sec - 14,05 lt/sec. To maintain the sustainability of groundwater need to do conservation activities such as reforestation in recharge areas, catchment drainage system installment, construction of small reservoirs to collect the spill rain water run off and do pumping based on optimum discharge. Kata Kunci: Pressure, Groundwater, GMS 4.0, Optimum Discharge,  Conservation
ISSN:2086-1761
2477-6068