Controlled Intra-Vaginal Device Releasing Hormone dalam Program Superovulasi Kerbau

Dua penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara konsentrasi progesteron dan respon superovulasi serta penggunaan CIDR pada program superovulasi kerbau. Penelitian pertama,  sebelas kerbau disuperovulasi dengan hormon gonadotropin (Folltropin) yang disuntikkan intramuscular selama 4...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: P Situmorang
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Faculty of Animal Science 2008-01-01
Series:Animal Production: Indonesian Journal of Animal Production
Online Access:http://animalproduction.net/index.php/JAP/article/view/181
Description
Summary:Dua penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara konsentrasi progesteron dan respon superovulasi serta penggunaan CIDR pada program superovulasi kerbau. Penelitian pertama,  sebelas kerbau disuperovulasi dengan hormon gonadotropin (Folltropin) yang disuntikkan intramuscular selama 4 hari dengan dosis menurun dan penyuntikan dua kali sehari (jarak penyuntikan 12 jam).  Penyuntikan pertama dilakukan pada hari ke-10 dari siklus berahi, diikuti dengan pemberian prostaglandin pada hari ke-12, dua hari kemudian diinseminasi buatan (IB). Penampungan embrio dilakukan dengan cara menguras setiap tanduk uterus pada hari ke-6 setelah IB. Penelitian kedua, sepuluh ekor kerbau dibagi secara acak kedalam dua grup (kontrol dan perlakuan CIDR).  Pemberian pertama hormon pada grup kontrol dilakukan pada hari ke-10 dari siklus berahi dan 6 hari setelah pemberian CIDR untuk perlakuan CIDR. Dosis dan metode pemberian hormon gonadotropin  mengikuti penelitian pertama. Tujuh kerbau memberikan respon positif terhadap superovulasi sedangkan empat ekor tidak memberikan respon.  Didapat hubungan nyata antara konsentrasi progesteron pada waktu pemberian pertama hormon dengan respon donor terhadap superovulasi. Rataan konsentrasi progesteron grup yang tidak memberi respon (1,15ng/ml) nyata (P<0,05) lebih rendah dibanding grup yang memberikan respon (2,51ng/ml). Rataan konsentrasi progesteron setelah superovulasi, total corpus luteum (TCL), total embrio (TE) dan total embrio dengan kualitas baik (TVE) adalah 1,64; 1,0; 0,0;  0,0 dan 6,86; 5,9; 4,0; 2,9 berturut-turut untuk grup yang tidak memberi respon dan yang memberi respon. CIDR nyata meningkatkan (P<0,05) rataan diameter ovari (DO) dan konsentrasi progesteron setelah superovulasi yaitu 4,5;  4,84 dan 7,0; 7,85 berturut-turut untuk kontrol dan CIDR. Rataan TCL, TE dan TVE cenderung lebih tinggi  pada perlakuan CIDR dibanding kontrol adalah 6,0; 2,8 dan 2,0 dan 9,0; 4,0 dan 3,3 untuk  kontrol dan CIDR. (Animal Production 10(1): 5-11 (2008)   Kata Kunci : Superovulasi, embrio, progesteron, CIDR
ISSN:2541-5875
2541-5875