Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan

<p>The aim of this research is to prove the lack of comprehensive social science paradigm in explaining about peace, which tend to rely on the theory of social facts or psychosocial. The result of this research is to strengthen the research Mohammed Abu-Nimer, Hamengkubuwono X and Abdul Hadi,...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Khalimi --, Abu Khaer
Format: Article
Language:English
Published: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013-10-01
Series:Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Subjects:
Online Access:http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/105
_version_ 1830479387333492736
author Khalimi --
Abu Khaer
author_facet Khalimi --
Abu Khaer
author_sort Khalimi --
collection DOAJ
description <p>The aim of this research is to prove the lack of comprehensive social science paradigm in explaining about peace, which tend to rely on the theory of social facts or psychosocial. The result of this research is to strengthen the research Mohammed Abu-Nimer, Hamengkubuwono X and Abdul Hadi, which states that local knowledge can be used as values in building peace and non-violence in a more comprehensive way. As a paradigm of peace and non-violence, values Javanese-Sufi peace theory summarized in four devotion; body, heart, soul, and sense. A primary source is teaching Serat Wredhatama Mangkunegara IV. The study itself is qualitative, library research with a phenomenological-hermeneutic approach. Body worship and heart is Sufi Javanese peace values are aligned to the stages of Sufism, shariah and tariqah to the natural macrocosm. Peace microcosm of nature embodied soul through worship and adore sense in line with the nature and terms makrifat in achieving the perfect tranquility of life. </p><p> </p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p> </p><p>Penelitian  ini  bertujuan  untuk  membuktikan  kekurang-komprehensifan paradigma ilmu  sosial  dalam  menjelaskan  tentang  perdamaian.  Hasil penelitian  ini  dimaksudkan  untuk memperkuat pendapat Mohammed Abu Nimer, Hamengkubuwono X dan Abdul Hadi WM., yang menyatakan bahwa kearifan lokal dapat dijadikan sebagai tata nilai dalam membangun binadamai dan nirkekerasan secara lebih komprehensif. Sebagai suatu paradigma bina damai dan nirkekerasan,  tata  nilai  perdamaian  sufistik  Jawa  terangkum dalam  teori  empat  pengabdian (catur  sembah),  yaitu  raga,  cipta/kalbu, jiwa dan  rasa.  Sumber  utama  yang  dipakai  ajaran Serat  Wredhatama  karya Mangkunegara  IV.  Metode  penelitian  ini  sendiri  bersifat  kualitatif, studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan fenomenologi-hermeneutik. Sembah raga  dan  sembah  cipta  merupakan  tata  nilai  perdamaian  sufistik Jawa  yang  selaras  dengan tahapan tasawuf, syari’at dan tarekat untuk alam makrokosmos. Kedamaian alam mikrokosmos diejawantahkan melalui sembah jiwa dan sembah rasa sejalan dengan tema hakikat dan makrifat dalam menggapai ketentraman hidup secara paripurna.</p>
first_indexed 2024-12-21T16:46:22Z
format Article
id doaj.art-c744e24f25c34593a5d46fce7fcbd1d8
institution Directory Open Access Journal
issn 2460-8300
2528-4339
language English
last_indexed 2024-12-21T16:46:22Z
publishDate 2013-10-01
publisher Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
record_format Article
series Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
spelling doaj.art-c744e24f25c34593a5d46fce7fcbd1d82022-12-21T18:56:59ZengBadan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJurnal Pendidikan dan Kebudayaan2460-83002528-43392013-10-01191183010.24832/jpnk.v19i1.105103Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita PewayanganKhalimi --Abu Khaer<p>The aim of this research is to prove the lack of comprehensive social science paradigm in explaining about peace, which tend to rely on the theory of social facts or psychosocial. The result of this research is to strengthen the research Mohammed Abu-Nimer, Hamengkubuwono X and Abdul Hadi, which states that local knowledge can be used as values in building peace and non-violence in a more comprehensive way. As a paradigm of peace and non-violence, values Javanese-Sufi peace theory summarized in four devotion; body, heart, soul, and sense. A primary source is teaching Serat Wredhatama Mangkunegara IV. The study itself is qualitative, library research with a phenomenological-hermeneutic approach. Body worship and heart is Sufi Javanese peace values are aligned to the stages of Sufism, shariah and tariqah to the natural macrocosm. Peace microcosm of nature embodied soul through worship and adore sense in line with the nature and terms makrifat in achieving the perfect tranquility of life. </p><p> </p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p> </p><p>Penelitian  ini  bertujuan  untuk  membuktikan  kekurang-komprehensifan paradigma ilmu  sosial  dalam  menjelaskan  tentang  perdamaian.  Hasil penelitian  ini  dimaksudkan  untuk memperkuat pendapat Mohammed Abu Nimer, Hamengkubuwono X dan Abdul Hadi WM., yang menyatakan bahwa kearifan lokal dapat dijadikan sebagai tata nilai dalam membangun binadamai dan nirkekerasan secara lebih komprehensif. Sebagai suatu paradigma bina damai dan nirkekerasan,  tata  nilai  perdamaian  sufistik  Jawa  terangkum dalam  teori  empat  pengabdian (catur  sembah),  yaitu  raga,  cipta/kalbu, jiwa dan  rasa.  Sumber  utama  yang  dipakai  ajaran Serat  Wredhatama  karya Mangkunegara  IV.  Metode  penelitian  ini  sendiri  bersifat  kualitatif, studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan fenomenologi-hermeneutik. Sembah raga  dan  sembah  cipta  merupakan  tata  nilai  perdamaian  sufistik Jawa  yang  selaras  dengan tahapan tasawuf, syari’at dan tarekat untuk alam makrokosmos. Kedamaian alam mikrokosmos diejawantahkan melalui sembah jiwa dan sembah rasa sejalan dengan tema hakikat dan makrifat dalam menggapai ketentraman hidup secara paripurna.</p>http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/105catur sembah, worship body (shari’ah), worship heart (tariqah), worship soul (haqiqah), worship sense (makrifat), sembah raga (syari’at), sembah cipta (tarekat), sembah jiwa (hakikat), sembah rasa (makrifat).
spellingShingle Khalimi --
Abu Khaer
Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
catur sembah, worship body (shari’ah), worship heart (tariqah), worship soul (haqiqah), worship sense (makrifat), sembah raga (syari’at), sembah cipta (tarekat), sembah jiwa (hakikat), sembah rasa (makrifat).
title Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan
title_full Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan
title_fullStr Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan
title_full_unstemmed Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan
title_short Tata Nilai Perdamaian Sufistik Jawa Cerita Pewayangan
title_sort tata nilai perdamaian sufistik jawa cerita pewayangan
topic catur sembah, worship body (shari’ah), worship heart (tariqah), worship soul (haqiqah), worship sense (makrifat), sembah raga (syari’at), sembah cipta (tarekat), sembah jiwa (hakikat), sembah rasa (makrifat).
url http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/105
work_keys_str_mv AT khalimi tatanilaiperdamaiansufistikjawaceritapewayangan
AT abukhaer tatanilaiperdamaiansufistikjawaceritapewayangan