TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG

Artikel ini didasarkan pada penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk penerjemahan. Tujuannya adalah menilai tingkat keberterimaaan terjemahan istilah budaya Osing (Using) yang terdapat pada 3 publikasi pariwisata d...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Wiwin Indiarti, Wulan Wangi
Format: Article
Language:English
Published: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2015-06-01
Series:Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Subjects:
Online Access:http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah/article/view/22
_version_ 1819031115049992192
author Wiwin Indiarti
Wulan Wangi
author_facet Wiwin Indiarti
Wulan Wangi
author_sort Wiwin Indiarti
collection DOAJ
description Artikel ini didasarkan pada penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk penerjemahan. Tujuannya adalah menilai tingkat keberterimaaan terjemahan istilah budaya Osing (Using) yang terdapat pada 3 publikasi pariwisata dwibahasa yang secara resmi diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berdasarkan ideologi yang dianut serta strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Parameter yang dipakai untuk menilai tingkat keberterimaan diadopsi dari Instrumen Pengukur Tingkat Keberterimaan Terjemahan milik Prof. Nababan. Hasil studi menunjukkan bahwa terjemahan istilah budaya Osing ke dalam Bahasa Inggris dalam sumber data primer memiliki tingkat keberterimaan yang tergolong tinggi karena keberpihakan penerjemah terhadap budaya dan bahasa sasaran (pembaca sasaran/turis asing) yang dibuktikan dengan pilihan ideologi domestikasi dan strategi penerjemahan yang sesuai, yaitu transposisi (90 kali), sinonim (69 kali), padanan deskriptif (26 kali), penambahan-semantik (23 kali), penambahan-struktural (13 kali), penyusutan (11 kali), perluasan (10 kali), penghilangan (6 kali), terjemahan resmi (5 kali), analisis komponensial (2 kali) dan padanan budaya (1 kali). Secara lebih rinci penerjemahan 381 data primer menghasilkan 261 data (94,75%) yang tergolong berterima, 3 data (0,79%) kurang berterima, dan 17 data (4,46%) tidak berterima.
first_indexed 2024-12-21T06:40:55Z
format Article
id doaj.art-cb9acf545c6c430d8fe740e103801a32
institution Directory Open Access Journal
issn 2338-8528
2579-8111
language English
last_indexed 2024-12-21T06:40:55Z
publishDate 2015-06-01
publisher Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
record_format Article
series Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
spelling doaj.art-cb9acf545c6c430d8fe740e103801a322022-12-21T19:12:43ZengBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaRanah: Jurnal Kajian Bahasa2338-85282579-81112015-06-0141223310.26499/rnh.v4i1.2220TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANGWiwin Indiarti0Wulan Wangi1Universitas PGRI BanyuwangiUniversitas PGRI BanyuwangiArtikel ini didasarkan pada penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk penerjemahan. Tujuannya adalah menilai tingkat keberterimaaan terjemahan istilah budaya Osing (Using) yang terdapat pada 3 publikasi pariwisata dwibahasa yang secara resmi diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berdasarkan ideologi yang dianut serta strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Parameter yang dipakai untuk menilai tingkat keberterimaan diadopsi dari Instrumen Pengukur Tingkat Keberterimaan Terjemahan milik Prof. Nababan. Hasil studi menunjukkan bahwa terjemahan istilah budaya Osing ke dalam Bahasa Inggris dalam sumber data primer memiliki tingkat keberterimaan yang tergolong tinggi karena keberpihakan penerjemah terhadap budaya dan bahasa sasaran (pembaca sasaran/turis asing) yang dibuktikan dengan pilihan ideologi domestikasi dan strategi penerjemahan yang sesuai, yaitu transposisi (90 kali), sinonim (69 kali), padanan deskriptif (26 kali), penambahan-semantik (23 kali), penambahan-struktural (13 kali), penyusutan (11 kali), perluasan (10 kali), penghilangan (6 kali), terjemahan resmi (5 kali), analisis komponensial (2 kali) dan padanan budaya (1 kali). Secara lebih rinci penerjemahan 381 data primer menghasilkan 261 data (94,75%) yang tergolong berterima, 3 data (0,79%) kurang berterima, dan 17 data (4,46%) tidak berterima.http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah/article/view/22Penerjemahan, Istilah Budaya Osing, Tingkat Keberterimaan
spellingShingle Wiwin Indiarti
Wulan Wangi
TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Penerjemahan, Istilah Budaya Osing, Tingkat Keberterimaan
title TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
title_full TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
title_fullStr TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
title_full_unstemmed TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
title_short TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
title_sort tingkat keberterimaan terjemahan istilah budaya osing sebuah studi kasus terpancang
topic Penerjemahan, Istilah Budaya Osing, Tingkat Keberterimaan
url http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah/article/view/22
work_keys_str_mv AT wiwinindiarti tingkatkeberterimaanterjemahanistilahbudayaosingsebuahstudikasusterpancang
AT wulanwangi tingkatkeberterimaanterjemahanistilahbudayaosingsebuahstudikasusterpancang