POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013
Proses menalar banyak digunakan dalam proses pembelajaran, karena dalam setiap proses belajar mengajar, siswa dan guru sama-sama berpikir dalam menentukan kebenaran. Bahkan, keduanya terdapat interaksi untuk saling bertukar pikiran. Melalui proses penalaran siswa menjadi paham mengenai suatu kebenar...
| Main Author: | |
|---|---|
| Format: | Article |
| Language: | English |
| Published: |
Muhammadiyah University Press
2016-06-01
|
| Series: | Kajian Linguistik dan Sastra |
| Online Access: | http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/2478 |
| _version_ | 1818416217652723712 |
|---|---|
| author | Liza Tri Handayani |
| author_facet | Liza Tri Handayani |
| author_sort | Liza Tri Handayani |
| collection | DOAJ |
| description | Proses menalar banyak digunakan dalam proses pembelajaran, karena dalam setiap proses belajar mengajar, siswa dan guru sama-sama berpikir dalam
menentukan kebenaran. Bahkan, keduanya terdapat interaksi untuk saling bertukar pikiran. Melalui proses penalaran siswa menjadi paham mengenai suatu
kebenaran. Namun, tidak jarang siswa tidak paham terhadap proses mencapai kebenaran itu sendiri, bahkan siswa tidak memahami adanya logika dalam suatu pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat siswa mengikuti tes potensi akademik (TPA) maupun tes IQ yang seringkali menggunakan kemampuan logika penalaran. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola penalaran penggalan teks
materi ajar bahasa Indonesia dalam buku siswa kelas VII kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif eksplanatif. Data penelitian adalah materi ajar berupa penggalan teks materi ajar. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data mengalir model Miles dan Huberman. Hasil penelitian
ini menunjukkan pola penalaran sesuai dengan tahap pendekatan saintifik. Pola penalaran yang terwujud yaitu proses menalar deduktif, analogi induktif,
analogi deduktif, proses hubungan antar fenomena sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1-akibat 2. Muncul pola baru yaitu hubungan sebab-akibat 1-akibat 2-akibat 3, dan hubungan sebab-rangkaian akibat. |
| first_indexed | 2024-12-14T11:47:23Z |
| format | Article |
| id | doaj.art-cbb802e23ea34a8ba99af1fd2e9c4384 |
| institution | Directory Open Access Journal |
| issn | 0852-9604 2541-2558 |
| language | English |
| last_indexed | 2024-12-14T11:47:23Z |
| publishDate | 2016-06-01 |
| publisher | Muhammadiyah University Press |
| record_format | Article |
| series | Kajian Linguistik dan Sastra |
| spelling | doaj.art-cbb802e23ea34a8ba99af1fd2e9c43842022-12-21T23:02:30ZengMuhammadiyah University PressKajian Linguistik dan Sastra0852-96042541-25582016-06-0111486010.23917/kls.v1i1.24781862POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013Liza Tri HandayaniProses menalar banyak digunakan dalam proses pembelajaran, karena dalam setiap proses belajar mengajar, siswa dan guru sama-sama berpikir dalam menentukan kebenaran. Bahkan, keduanya terdapat interaksi untuk saling bertukar pikiran. Melalui proses penalaran siswa menjadi paham mengenai suatu kebenaran. Namun, tidak jarang siswa tidak paham terhadap proses mencapai kebenaran itu sendiri, bahkan siswa tidak memahami adanya logika dalam suatu pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat siswa mengikuti tes potensi akademik (TPA) maupun tes IQ yang seringkali menggunakan kemampuan logika penalaran. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola penalaran penggalan teks materi ajar bahasa Indonesia dalam buku siswa kelas VII kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif eksplanatif. Data penelitian adalah materi ajar berupa penggalan teks materi ajar. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data mengalir model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan pola penalaran sesuai dengan tahap pendekatan saintifik. Pola penalaran yang terwujud yaitu proses menalar deduktif, analogi induktif, analogi deduktif, proses hubungan antar fenomena sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1-akibat 2. Muncul pola baru yaitu hubungan sebab-akibat 1-akibat 2-akibat 3, dan hubungan sebab-rangkaian akibat.http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/2478 |
| spellingShingle | Liza Tri Handayani POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013 Kajian Linguistik dan Sastra |
| title | POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013 |
| title_full | POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013 |
| title_fullStr | POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013 |
| title_full_unstemmed | POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013 |
| title_short | POLA PENALARAN PENGGALAN TEKS MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SISWA KELAS VII KURIKULUM 2013 |
| title_sort | pola penalaran penggalan teks materi ajar bahasa indonesia dalam buku siswa kelas vii kurikulum 2013 |
| url | http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/2478 |
| work_keys_str_mv | AT lizatrihandayani polapenalaranpenggalanteksmateriajarbahasaindonesiadalambukusiswakelasviikurikulum2013 |