TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN

Salah satu corak tafsir yang cukup banyak mendapat perhatian bagi pemerhati tafsir al-Qur’an adalah corak tafsir ilmi atau yang kemudian dikenal dengan corak tafsir saintifik. Corak ini berupaya menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan cara menghubungkannya dengan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Muhammad Dalip
Format: Article
Language:Arabic
Published: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene 2022-12-01
Series:Al-Mutsla: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan
Subjects:
Online Access:https://jurnal.stainmajene.ac.id/index.php/almutsla/article/view/281
_version_ 1797958291627704320
author Muhammad Dalip
author_facet Muhammad Dalip
author_sort Muhammad Dalip
collection DOAJ
description Salah satu corak tafsir yang cukup banyak mendapat perhatian bagi pemerhati tafsir al-Qur’an adalah corak tafsir ilmi atau yang kemudian dikenal dengan corak tafsir saintifik. Corak ini berupaya menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan cara menghubungkannya dengan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang dimaksud berupa ilmu-ilmu umum semisal ilmu biologi, ilmu fisika, ilmu astronomi, ilmu psikologi dan lain-lain. Artikel ini mengupas tentang penafsiran Mahmud Yunus terhadap QS al-Nisa’/4: 32 yang terdapat dalam karya tafsirnya Quran Karim. Dalam menafsirkan ayat tersebut, Mahmud Yunus berusaha keras menghubungkannya dengan salah satu bahasan dalam ilmu psikologi yakni kecerdasan. Salah satu karunia Allah dalam ayat tersebut yang diberikan kepada sebagian orang yang tidak boleh dihasuti adalah karunia yang berupa kecerdasan otak. Menurut Mahmud Yunus, dalam penelitian para ilmuwan kejiwaan, manusia yang memiliki tingkat kecerdasan otaknya rendah dari seluruh populasinya sebanyak 60 %, sementara orang yang memiliki tingkat kecerdasan otak sedang 19 %, dan orang yang memiliki tingkat kecerdasan otak tinggi atau diatas rata-rata hanya 1% saja. Pandangan Mahmud Yunus dalam menjelaskan QS al-Nisa’/4: 32 ini, yang menghubungkannya dengan perkembangan ilmu psikologi (ilmu jiwa), -dalam hal ini perkembangan kecerdasan otak manusia - semakin membuktikan bahwa kitab suci al-Qur’an tidak akan pernah sepi dari pembicaraan hiruk pikuk perkembangan saintifik.
first_indexed 2024-04-11T00:16:53Z
format Article
id doaj.art-cc270639288f45cf849359524fc74648
institution Directory Open Access Journal
issn 2715-5420
language Arabic
last_indexed 2024-04-11T00:16:53Z
publishDate 2022-12-01
publisher Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
record_format Article
series Al-Mutsla: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan
spelling doaj.art-cc270639288f45cf849359524fc746482023-01-08T23:59:35ZaraSekolah Tinggi Agama Islam Negeri MajeneAl-Mutsla: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan2715-54202022-12-014211512410.46870/jstain.v4i2.281282TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASANMuhammad Dalip0STAIN MAJENESalah satu corak tafsir yang cukup banyak mendapat perhatian bagi pemerhati tafsir al-Qur’an adalah corak tafsir ilmi atau yang kemudian dikenal dengan corak tafsir saintifik. Corak ini berupaya menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan cara menghubungkannya dengan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang dimaksud berupa ilmu-ilmu umum semisal ilmu biologi, ilmu fisika, ilmu astronomi, ilmu psikologi dan lain-lain. Artikel ini mengupas tentang penafsiran Mahmud Yunus terhadap QS al-Nisa’/4: 32 yang terdapat dalam karya tafsirnya Quran Karim. Dalam menafsirkan ayat tersebut, Mahmud Yunus berusaha keras menghubungkannya dengan salah satu bahasan dalam ilmu psikologi yakni kecerdasan. Salah satu karunia Allah dalam ayat tersebut yang diberikan kepada sebagian orang yang tidak boleh dihasuti adalah karunia yang berupa kecerdasan otak. Menurut Mahmud Yunus, dalam penelitian para ilmuwan kejiwaan, manusia yang memiliki tingkat kecerdasan otaknya rendah dari seluruh populasinya sebanyak 60 %, sementara orang yang memiliki tingkat kecerdasan otak sedang 19 %, dan orang yang memiliki tingkat kecerdasan otak tinggi atau diatas rata-rata hanya 1% saja. Pandangan Mahmud Yunus dalam menjelaskan QS al-Nisa’/4: 32 ini, yang menghubungkannya dengan perkembangan ilmu psikologi (ilmu jiwa), -dalam hal ini perkembangan kecerdasan otak manusia - semakin membuktikan bahwa kitab suci al-Qur’an tidak akan pernah sepi dari pembicaraan hiruk pikuk perkembangan saintifik.https://jurnal.stainmajene.ac.id/index.php/almutsla/article/view/281mahmud yunustafsir saintifikkecerdasan
spellingShingle Muhammad Dalip
TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN
Al-Mutsla: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan
mahmud yunus
tafsir saintifik
kecerdasan
title TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN
title_full TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN
title_fullStr TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN
title_full_unstemmed TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN
title_short TAFSIR SAINTIFIK TENTANG KECERDASAN
title_sort tafsir saintifik tentang kecerdasan
topic mahmud yunus
tafsir saintifik
kecerdasan
url https://jurnal.stainmajene.ac.id/index.php/almutsla/article/view/281
work_keys_str_mv AT muhammaddalip tafsirsaintifiktentangkecerdasan