Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

Kabupaten Bandung Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan potensi gerakan tanah yang tinggi, sehingga sangat rentan terhadap kejadian tanah longsor. Hal ini dipicu oleh kondisi topografi yang beragam dan memungkinkan kejadian ini akan terus terjadi di masa depan. Salah satu m...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Danang Dwi Nugroho, Hary Nugroho
Format: Article
Language:English
Published: Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2020-11-01
Series:Geoid
Subjects:
Online Access:https://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/7680
_version_ 1818915142146981888
author Danang Dwi Nugroho
Hary Nugroho
author_facet Danang Dwi Nugroho
Hary Nugroho
author_sort Danang Dwi Nugroho
collection DOAJ
description Kabupaten Bandung Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan potensi gerakan tanah yang tinggi, sehingga sangat rentan terhadap kejadian tanah longsor. Hal ini dipicu oleh kondisi topografi yang beragam dan memungkinkan kejadian ini akan terus terjadi di masa depan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam pemetaan kerentanan tanah longsor adalah frequency ratio. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah rentan tanah longsor berdasarkan data kejadian longsor di masa lalu yang pada gilirannya dapat dijadikan parameter untuk mitigasi bencana longsor. Metode ini diaplikasikan menggunakan aplikasi GIS dengan data-data sekunder seperti DEM, peta tutupan lahan, data curah hujan, peta geologi, dan peta klasifikasi tanah. Data tersebut merepresentasikan faktor-faktor yang memengaruhi tanah longsor yaitu kemiringan lereng, elevasi, arah kemiringan lereng, tutupan lahan, curah hujan, jenis tanah, jarak sesar, dan batuan geologi. Faktor-faktor tersebut ditumpangtindihkan menjadi peta raster (20 m) dan menghasilkan nilai frequency ratio. Nilai tersebut diklasifikasikan menjadi 5 zona kerentanan longsor yaitu tidak rentan, sedikit rentan, cukup rentan, rentan, dan sangat rentan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 7 faktor pengkondisi tanah longsor yang memengaruhi kerentanan tanah longsor. Hasil uji akurasi ini menghasilkan peta kerentanan tanah longsor dengan nilai akurasi sebesar 79,7% sehingga dapat diterapkan dalam upaya mitigasi tanah longsor.
first_indexed 2024-12-19T23:57:34Z
format Article
id doaj.art-cd3e7170f73047b09a5ed72c1c2a3633
institution Directory Open Access Journal
issn 1858-2281
2442-3998
language English
last_indexed 2024-12-19T23:57:34Z
publishDate 2020-11-01
publisher Institut Teknologi Sepuluh Nopember
record_format Article
series Geoid
spelling doaj.art-cd3e7170f73047b09a5ed72c1c2a36332022-12-21T20:00:58ZengInstitut Teknologi Sepuluh NopemberGeoid1858-22812442-39982020-11-01161818https://dx.doi.org/10.12962/j24423998.v16i1.7680Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa BaratDanang Dwi Nugroho0Hary Nugroho1Institut Teknologi Nasional BandungInstitut Teknologi Nasional BandungKabupaten Bandung Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan potensi gerakan tanah yang tinggi, sehingga sangat rentan terhadap kejadian tanah longsor. Hal ini dipicu oleh kondisi topografi yang beragam dan memungkinkan kejadian ini akan terus terjadi di masa depan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam pemetaan kerentanan tanah longsor adalah frequency ratio. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah rentan tanah longsor berdasarkan data kejadian longsor di masa lalu yang pada gilirannya dapat dijadikan parameter untuk mitigasi bencana longsor. Metode ini diaplikasikan menggunakan aplikasi GIS dengan data-data sekunder seperti DEM, peta tutupan lahan, data curah hujan, peta geologi, dan peta klasifikasi tanah. Data tersebut merepresentasikan faktor-faktor yang memengaruhi tanah longsor yaitu kemiringan lereng, elevasi, arah kemiringan lereng, tutupan lahan, curah hujan, jenis tanah, jarak sesar, dan batuan geologi. Faktor-faktor tersebut ditumpangtindihkan menjadi peta raster (20 m) dan menghasilkan nilai frequency ratio. Nilai tersebut diklasifikasikan menjadi 5 zona kerentanan longsor yaitu tidak rentan, sedikit rentan, cukup rentan, rentan, dan sangat rentan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 7 faktor pengkondisi tanah longsor yang memengaruhi kerentanan tanah longsor. Hasil uji akurasi ini menghasilkan peta kerentanan tanah longsor dengan nilai akurasi sebesar 79,7% sehingga dapat diterapkan dalam upaya mitigasi tanah longsor.https://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/7680frequency ratiogiskerentanan tanah longsormitigasi
spellingShingle Danang Dwi Nugroho
Hary Nugroho
Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Geoid
frequency ratio
gis
kerentanan tanah longsor
mitigasi
title Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
title_full Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
title_fullStr Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
title_full_unstemmed Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
title_short Analisis Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frequency Ratio di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
title_sort analisis kerentanan tanah longsor menggunakan metode frequency ratio di kabupaten bandung barat jawa barat
topic frequency ratio
gis
kerentanan tanah longsor
mitigasi
url https://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/7680
work_keys_str_mv AT danangdwinugroho analisiskerentanantanahlongsormenggunakanmetodefrequencyratiodikabupatenbandungbaratjawabarat
AT harynugroho analisiskerentanantanahlongsormenggunakanmetodefrequencyratiodikabupatenbandungbaratjawabarat