Khabar Sadiq; Sebuah Metode Transmisi Ilmu Pengetahuan dalam Islam
Sebagai saluran ilmu pengetahuan, khabar s}a>diq sangat diakui dalam Islam. Selain tiga saluran yang lain yaitu, pancaindra, akal, dan intuisi, khabar s}a>diq juga menjadi asas penting dalam epistemologi Islam. Ia menjadikan ilmu pengetahuan dalam Islam muncul, tumbuh, dan berkembang h...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
Universitas Darussalam Gontor
2014-03-01
|
Series: | Kalimah |
Subjects: | |
Online Access: | https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/kalimah/article/view/220 |
Summary: | Sebagai saluran ilmu pengetahuan, khabar s}a>diq sangat diakui dalam Islam. Selain tiga saluran yang lain yaitu, pancaindra, akal, dan intuisi, khabar s}a>diq juga menjadi asas penting dalam epistemologi Islam. Ia menjadikan ilmu pengetahuan dalam Islam muncul, tumbuh, dan berkembang hingga saat ini. Karena perannya sebagai metode transmisi ilmu inilah, al-Qur’an dan al-Hadis menjadi terjaga keasliannya hingga saat ini, dan tidak terjadi perubahan sedikit pun. Berbeda dengan Islam, Barat hanya menjadikan indra dan akal sebagai asas epistemologi mereka. Hal ini berdampak pada ketidakpercayaan mereka terhadap hal-hal yang metafisik, semua haruslah nyata, dapat dilihat, dan diakal. Mereka akhirnya menjadi ragu terhadap keaslian kitab suci. Keraguan ini juga diterapkan terhadap al-Qur’an. Padahal, al-Qur’an berbeda dengan kitab suci yang lain dalam pengambilan sumber berita (wahyu). Tulisan ini akan menjawab asumsi yang menafikan berita yang benar (khabar s}a>diq) sebagai metode transmisi ilmu pengetahuan dalam Islam. Juga membuktikan bahwa khabar s}a>diq merupakan sumber ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan. |
---|---|
ISSN: | 1412-9590 2477-0396 |