LAA Closure: Where we stand now?
Insiden fibrilasi atrium diperkirakan akan makin meningkat dimasa yang akan datang. Stroke merupakan persoalan besar pada fibrilasi atrium dengan risiko hingga 5 kali lebih besar dibandingkan pasien tanpa fibrilasi atrium. Bahkan risiko stroke tersebut tidak berbeda baik pada fibrilasi atrium yang p...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Indonesian Heart Association
2014-03-01
|
Series: | Majalah Kardiologi Indonesia |
Online Access: | http://ijconline.id/index.php/ijc/article/view/334 |
Summary: | Insiden fibrilasi atrium diperkirakan akan makin meningkat dimasa yang akan datang. Stroke merupakan persoalan besar pada fibrilasi atrium dengan risiko hingga 5 kali lebih besar dibandingkan pasien tanpa fibrilasi atrium. Bahkan risiko stroke tersebut tidak berbeda baik pada fibrilasi atrium yang paroksismal maupun persisten. Terlebih lagi penderita fibrilasi atrium bila mengalami stroke umumnya mempunyai gejala yang lebih berat, disabilitas yang lebih parah serta rekurensi yang lebih sering dibandingkan pasien non fibrilasi atrium.
Oleh karena itu stratifikasi risiko stroke pada pasien fibrilasi atrium menjadi sangat penting untuk pencegahan stroke yang lebih baik dan terarah. Skor CHA2DS2VaSc terbukti efektif sebagai panduan pemilihan pasien fibrilasi atrium yang mendapat terapi antikoagulan. Antikoagulan baik antagonis vitamin K (warfarin) maupun antikoagulan oral baru (direct antithrombin atau anti faktor Xa) secara signifikan dapat menurunkan kejadian stroke dengan komplikasi perdarahan yang kecil. |
---|---|
ISSN: | 0126-3773 2620-4762 |