Pemanfaatan SATAID Untuk Analisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir di Kalukku Menggunakan Metode Numerical Weather Prediction

Banjir akibat hujan ekstrem yang terjadi di Kalukku 11 Oktober 2022 merupakan kejadian terparah yang terjadi dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kondisi atmosfer untuk mengetahui kondisi perawanan dan indeks labilitas atmosfer selama kejadian hujan lebat t...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Arizka Sri Asmita
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Semarang 2022-11-01
Series:Jurnal Fisika
Subjects:
Online Access:https://journal.unnes.ac.id/nju/jf/article/view/40136
Description
Summary:Banjir akibat hujan ekstrem yang terjadi di Kalukku 11 Oktober 2022 merupakan kejadian terparah yang terjadi dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kondisi atmosfer untuk mengetahui kondisi perawanan dan indeks labilitas atmosfer selama kejadian hujan lebat tersebut. Data yang digunakan untuk melakukan analisis adalah data citra satelit Himawari-8 dengan menggunakan data kanal inframerah dan data NWP yang diolah menggunakan software SATAID. Metode Numerical Weather Prediction (NWP) dipilih untuk menampilkan parameter labilitas atmosfer. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu puncak awan dari tampilan citra satelit megindikasikan pertumbuhan awan konvektif signifikan yang terjadi pada pukul 06.00 – 08.30 UTC. Suhu puncak awan terendah yaitu -79 0C yang terjadi sekitar pukul 07.00 UTC dan 08.00 UTC. Data citra satelit menunjukkan fase pertumbuhan awan mulai terjadi pada pukul 06.00 UTC hingga 11.00 UTC. Kondisi curah hujan tinggi diakibatkan oleh adanya pembentukan awan konvektif dan awan merata. Berdasarkan data indeks labilitas atmosfer yaitu K-Index (KI), Lifted Index (LI), Showalter Stability Index (SSI), dan Total-Totals Index (TTI)  menunjukkan nilai yang cukup mendukung saat terjadinya hujan sangat lebat tersebut. Indeks labilitas atmosfer berada pada kategori lemah hingga sedang. Kondisi atmosfer labil terlihat terjadi pada pukul 06.00 UTC yaitu saat pembentukan awan mulai terjadi. Kemudian pada fase peluruhan awan terlihat kondisi atmosfer yang cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa software SATAID dinilai mampu untuk mengolah data citra Satelit Himawari-8 untuk analisis kondisi atmosfer.
ISSN:2088-1509